3. Rumah dan Keluarga

288 50 47
                                    

Kegiatan Kamila yang tengah membaca novel dengan tenang di kamar harus terhenti karena gangguan yang datang dari kedua sahabatnya. Radit dan Salvia memasuki kamarnya tanpa meminta izin lebih dahulu pada gadis pemilik kamar tersebut. Bahkan ditambah lagi mereka masuk ke dalam kamar sambil memperdebatkan hal yang menurut Kamila sama sekali tidak berguna.

"Berisik!! Lama-lama gue nikahin juga lo berdua!" Bentak Kamila mengancam karena mulai merasa jengah dengan dua makhluk yang masuk ke kamarnya dengan nyelonong begitu saja.

"NO!" Tolak keduanya secara bersama tanpa sengaja.

Kamila memandang dua manusia berbeda gender tersebut, lalu terkekeh ringan. "Sok-sok'an bilang no. Padahal di hati bilang, yes." Sindir gadis itu pada keduanya.

"Dih kapan gue bilang yes. Amit-amit dah kalau di masa depan gue nikah sama dia." Cibir Salvia sambil menunjuk Radit.

"Kayak mau aja gue sama elo.. amit-amit dah gue punya istri galak bin cerewet kayak elo. Nanti bisa-bisa baru nikah sehari, gue udah harus ke dokter THT." Balas Radit savage.

"Hehhhhhhh.....!" Geram Salvia.

"Apa! Apa?!" Tantang Radit songong.

"Berani Lo sama gue!!"

Radit berdecih pelan. "Berani lah. Ngapain gue takut." Ejek pemuda tersebut.

Kamila menatap jengah kedua sahabatnya sambil sedikit menggumam. "Gak bisa bayangin gue kalau mereka beneran jadi. Bakal sekacau apa keluarga mereka. KDRT bisa setiap hari dan piring melayang bisa tiap jam wkwk."

Kamila masih menatap keduanya sampai ketika Salvia hendak mengambil ancang-ancang untuk memukul pemuda di sampingnya. Tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan suara teguran dari Keenan, Kakak dari Kamila.

"Woi kalian berdua!" Panggil Keenan dengan wajah garang dan mata melotot.

Salvia dan Radit yang dipandang seperti itu langsung menciut mentalnya.

"I—iya Mas?" Cicit keduanya. Sementara Kamila mencebikkan bibirnya.

"Sttttttsss!" Sambil menggerakkan jari telunjuk ke bibir, Keenan melanjutkan ucapannya.

"Jangan berisik ya! Soalnya Gue lagi ngerjain skripsi." Pintanya dengan nada yang dibuat selembut mungkin namun juga terdengar mengerikan, layaknya sikopat yang ada di film barat. Ditambah lagi dengan senyuman yang tampak mengerikan yang Keenan berikan. Entah karena atmosfernya yang terasa mencekam atau mereka yang merasa takut atau bahkan memang nurut. Keduanya langsung menggangguk mematuhi perkataan Keenan barusan.

"Pinter!!" Puji Keenan tersenyum lebar, sebelum pergi meninggalkan kamar Adik perempuannya. 

Keenan adalah pria pintar, cool dan tampan, bahkan sangat tampan sampai-sampai semua teman Kamila rata-rata mengidolakan Kakaknya itu sampai sering menanyakan kabar tentang Keenan. Padahal mereka semua tidak tau saja seperti apa Kakaknya ketika di rumah. Kalau tau mereka semua pasti terkejut karena tidak menyangka bahwa orang yang terlihat seperti gelandangan itu adalah Keenan yang mereka idolakan.

Sedangkan Kamila yang sejak tadi memperhatikan hanya menggelengkan kepala pelan. "Dah lah, mereka berdua emang cocok. Sama-sama kagak jelas. Apalagi Mas Keenan." Ujarnya sambil menepuk kepala pelan.

Home Of A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang