Jangan Nangis! Gue gak suka lihat lo nangis!
-Albert Giovansyi Verrone-Gelap.
"Lo udah sadar?" Tanya Albert ketika melihat kelopak mata Resya yang berusaha agar terbuka."Gue dimana?"
"Lo di UKS. Nih, minum!" Seru Albert seraya menyerahkan segelas teh hangat sebelum setelah membantu Resya untuk duduk.
"Thanks kak." Ucapan Resya hanya ditanggapi dengan anggukan singkat. Bahkan, tanpa tersenyum.
"Jangan nangis!" Tutur Albert tiba-tiba.
"Ya suka-suka gue lah. Mata juga mat---"
"Gue gak suka lihat lo nangis." Sebuah kalimat yang seratus persen masuk ke dalam relung hati Resya.
Tak dapat disangkal, hati Resya meletup-letup. Pandangannya menatap lurus objek yang telah mengatakan kalimat yang cenderung dingin itu. Matanya kosong.
Disisi lain...
Bugh!
"Apa-apaan lo?" Tanya David tak mengetahui alasan seseorang ini memukulinya."Lo tau yang lo tampar tadi itu adik gua, hah?" Geram Revan tak dapat menahan amarahnya. Ia tak suka ada yang menyakiti adiknya. Resya adalah separuh raganya saat ini.
"Oh dia adik lo, cantik. Tapi gue harap dia gak bajingan kayak lo!"
Bughh! Bughh! Bugh!
"Bacot lo!""Bacot lebih terpuji daripada perebut cewek orang kayak lo!" Perkataan sinis David mampu membuat darah Revan naik hingga ke ubun-ubun.
Bughh! Bughh! Bugh..
"Ahh!" Pekik David ketika darah segar keluar dari mulutnya. Tapi ini tak seberapa daripada pengkhianatan yang pernah dilakukan oleh seseorang yang kini berada dihadapannya, dulu."Bunuh gue kalo lo berani!" Tantang David tersenyum meremehkan.
"Dasar berandal lo!"
Belum sempat bogeman darinya mengenai pelipis David, ada telepon masuk entah dari siapa.
"Kenapa?" Tanya Revan dengan seseorang di seberang sana setelah menggeser panel hijau.
"Ke Cafe sekarang!"
"Gue sibuk!" Seru Revan rak dapat menahan emosinya.
"Ini penting!" Ujar seorang cowok di sana.
"Gak ada yang penting daripada apa yang gue lakuin sekarang."
"Masa lalu adik lo ada di---"
"Gue OTW!" Potong Revan memutus panggilan sepihak tanpa memedulikan seseorang yang ada di sana.
✓✓✓
"Res, lo makan du---"
Albert terperangah ketika tak mendapati Resya berada di UKS. Ia hanya ke kantin sebentar untuk membelikan makanan. Tapu saat ia kembali, Resya tidak ada.
Kemana cewek itu?Titt... Titt... Titt... (Dering Handphone Albert)
Albert menggeser tombol hijau dan mendekatkannya di telinga kanan sembari tangan kirinya meletakkan makanan di nakas dekat tempat tidur.
"Halo!
"Kenapa?" Tanya Albert berkacak pinggang.
"Ada yang mau gue bicarain!" Ujar seseorang diseberang sana, yang tak lain dan tak bukan adalah Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSYA [HIATUS]
Random"Kenapa sih, hubungan gue sama lo itu selalu abu-abu? Gak pernah jelas." - Resya. "Karena lo yang membuat semuanya begitu!" - Albert. Resya dan Albert. Akankah semua akan jelas dan tak lagi tabu? Happy Reading🔥 (Slow Up)