Catat Tanggal!

53 15 3
                                    

Mulai sekarang, biarin gue berjalan di samping lo! Bukan di depan maupun di belakang lo.
-Albert Giovansyi Verrone-

"Lepaskan dia!" Seru Albert lantang.

"Mau apa lo disini?" Tanya David ketika menyadari kehadiran Albert.

"Lepasin dia!" Seru Albert sekali lagi.

"Gua gak bakalan lepasin dia," ujar David yang menyulut api kemarahan dalam diri Albert.

"Kalo lo dendam karena gua tampar, lo gak perlu bales ke dia!"

"Bullshit!"

"Banyak bacot lo!" Albert melangkah hendak menarik Resya ke dalam pelukannya, namun gagal karena ditahan oleh David.

"Satu langkah lagi lo maju, gua bakal dorong dia biar tenggelam di sana," ancam David sembari matanya menunjuk arus sungai di bawah sana yang deras.

"Lo gila Dav!" Teriak Revan dari arah yang berkebalikan dengan Albert. Baik, sekarang posisi David terkepung di pinggir jembatan.

"Nah, ini dia biangkeroknya datang. Hahaha."

"Maksud lo apa, huh?" Pekik Resya tertahan. Ia menatap ke arah kakaknya yang juga menatap kasihan ke arahnya.

"Gua bawa lo ke sini itu hanya mancing kakak lo biar ke sini nyelametin lo. Gua ada urusan sama kakak lo!" Jelas David yang membuat kepalan tangan Revan dan Albert semakin kuat.

"Bangsat lo!" Seru Revan sembari berjalan mendekat ke arah David.

"Satu lagi lo ke depan, gak bakal ada cewek ini lagi di dunia," Ancam David menaikkan sebelah alisnya licik.

"Bacot!"

Bughhh!
Revan memukul perut David yang tak berhimpit dengan tubuh Resya.

"Aw" Pekik Resya ketika tubuhnya ikut terdorong dan jatuh ke sungai.

"Resya..." Teriak Revan dan Albert bersamaan.

Mereka menghampiri pinggiran jembatan dimana tempat Resya tadi terdorong. Mereka mencari dimana keberadaan Resya, namun nihil.

Revan memalingkan wajahnya melihat David. Sungguh kejam dia membiarkan seorang cewek terjatuh di jembatan dengan sungai di bawahnya.

"Bangsat lo Dav!"

Bughh!

Bughh!!

Bughh!!!

"Udah puas?" Sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh David dengan santai, membuat darah Revan semakin mendidih.

"Gak jera juga ya lo!" Geram Revan kembali memukul perut dan pelipis David tanpa ampun.

Albert memegang pundak Revan ketika melihat David sudah babak belur. David mengerti dan beralih mundur. Ia mengerti maksud Albert.

Albert menarik kerah baju milik David dan memaksanya berdiri.

"Lo tau apa yang lo perbuat, hm?" Tanya Albert dengan sorot mata merah penuh amarah.

"Dorong dia ke sungai," Ucap David tanpa rasa sesal sedikitpun.

"Lo tau dia siapa bagi gua?"

Pertanyaan kedua Albert nampak diacuhkan oleh David. Ia hanya mengedikkan bahu singkat.

"Dia orang yang gua sayang, Dav!"

"Hubungannya sama gue?" Tanya David yang langsung saja dihadiahi beberapa pukulan telak oleh Albert.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALSYA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang