Chapter 3

783 67 10
                                    

Tap...

"Jebal... jangan bunuh kami..."

"Eh? Jangan? Hahaha!"

"A-andwe... kami mohon. Kami minta maaf..."

"Kalian benar-benar melukainya, melukainya kalian dengar!!"

Jleb! Jleb! Jleb!

"Hahaha terus menjerit! Mati! Mati! Mati kau bajingan!"

Splash!

Wajah seorang namja yang ternoda oleh darah, tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

Bhaam!!

"Kyaaaaaaaa!! Ada yang bunuh diri!"

"Astaga!"

"Dia melompat dari atap gedung kelas dua!"

"Namjoon-ah, bangun! Bangun Namjoon-ah!!"

Deg!

"Hah!" Namjoon segera terbangun dari tidurnya dengan keringat yang mengucur. Nafasnya memburu cepat.

Ia melihat ke sekeliling, ia ada di atas ranjangnya, di kamarnya. Namja itu menghembuskan nafas panjang, lega karena yang barusan hanyalah sebuah mimpi buruk. Meskipun begitu, kepalanya masih terasa pusing.

Matanya melihat jam yang ada di atas meja, sudah pukul 6 pagi. Namjoon beranjak dari ranjangnya dan ketika ia baru saja menapakkan kaki di lantai, surat yang diterimanya tadi malam ikut terjatuh. Ia memandangi tulisan yang ada di akhir surat itu.

Pembunuh.

Tubuhnya menegang. "Bukan. Aku bukan pembunuh. Bukan!" batinnya berteriak. Ia melihat pantulannya di cermin depan ranjang. Matanya menatap benci. "Kau..." bisiknya.

💜💜💜

Semua member termasuk Namjoon telah ada di meja makan. Mereka memakan sarapan pagi diiringi candaan seperti biasanya. Meskipun begitu, Namjoon tidak tertawa ataupun membalas candaan sedikitpun melainkan hanya tersenyum sekilas sambil memakan makanannya dengan pelan. Setelah mendapatkan surat itu, ia selalu merasakan perasaan takut dan gelisah.

Dirinya bukanlah pembunuh. Siapa yang mengirimkan surat menakutkan seperti itu? Orang iseng? Tapi, itu terlalu berlebihan. Mengapa dirinya sampai dikatakan seorang pembunuh? Dia tidak pernah membunuh siapapun. Tidak.

"Namjoonie? Kau kenapa? Gwenchana?" tanya Hoseok yang duduk di sebelah kirinya.

"Huh? Gwenchana Hoseokie." jawab Namjoon dengan senyuman setelah lamunannya buyar.

"Benarkah? Kau dari tadi diam saja. Benar kau baik-baik saja?" tanya Hoseok lagi. Namjoon hanya menggangguk.

Taehyung yang berada di sebelah kanan Namjoon meletakkan telapak tangannya pada dahi sang leader, membuat Namjoon menatapnya heran. "Ummm... tidak demam." tukas Taehyung.

"Tentu saja Tae. Aku tidak sedang sakit juga." ucap Namjoon.

"Aku hanya memastikan saja hyung. Aku pikir kau sakit karena tidak tertawa mendengar candaan kami seperti biasanya." balas Taehyung.

"Kau ada masalah Namjoonie?" tanya Seokjin.

"Ani. Sudah aku bilang, aku baik-baik saja." jawab Namjoon. Meskipun begitu, dirinya masih merasa takut. Namun, yang lain tidak menyadarinya.

Good or Not Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang