Ketika dua insan yang pernah bersama terputus.
Jarak membentang di antara mereka.
Namun, berkat kejadian tak terduga.
Mampu mendekatkan mereka yang harusnya tak lagi saling sapa.
Menjadi dua orang yang saling menyapa walau sebatas menebus dosa.
~1~"Siapa yang berani hancurin karya gue? Siapa hah?!" geram seorang cowok dengan tatapan tajam membuat semua orang yang berada di ruangan diam membisu.
"Siapa?!" tuntutnya dengan suara meninggi.
Seorang cewek memberanikan diri menjawab, "Tadi ada cewek yang keluar sambil lari pas kita mau masuk. Mungkin dia yang hancurin."
Cowok tersebut menoleh ke sumber suara dan menuntut jawaban, "Siapa dia? Tunjukin sama gue sekarang!!" gertakannya semakin menggelegar di ruangan membuat cewek itu terkejut dan tubuhnya mulai bergetar ketakutan.
"G-Gu-Gue ... gue nggak tahu dia siapa," jawabnya terbata-bata.
"Aaarrgghhh ...."
Cowok itu berlalu pergi keluar dan menabrak beberapa orang yang menghalangi jalannya. Setelah dirasa sudah pergi cukup jauh, semua orang yang ada di dalam ruangan menghembuskan napas lega, satu persatu dari mereka mulai ke luar dari ruangan meninggalkan sebuah karya seorang cowok yang sudah dibuatnya selama berbulan-bulan, kini telah rusak dan hancur berantakan hanya karena satu orang cewek yang tidak bertanggung jawab.
Jauh di sana seorang cewek dengan napas tersengal-sengal, kakinya diluruskan dan dipijat pelan. Sesekali matanya mengerjap-ngerjap merasakan lelah setelah lumayan jauh berlari, bahkan tidak sedikit orang yang mengatainya seperti orang kesurupan saat di jalan tadi, namun dia sama sekali tidak menghiraukannya.
"Aduuh hampir aja. Mati lo, Natha. Mati lo, mati," gerutu pada dirinya sendiri, tangannya memukul-mukul pahanya sendiri.
"Lo kenapa, Nat? Kayak orang kesurupan aja deh," ucap Shela menghampiri Natha yang sedang duduk.
"Nggak. Gue nggak papa. Gue cuma buru-buru aja tadi. Hehehe," jawab Natha sambil menyengir lalu menutup mulut dengan telapak tangannya untuk tidak menceritakan yang terjadi beberapa menit lalu ketika dia memutuskan untuk berlari.
Flashback On
"Aduh kuas gue ke mana ya? Kenapa nggak ada?" Sebelah tangannya mencari-cari kuas miliknya di loker ruang seni yang menggantung di atas kanvas lukisan yang sudah hampir jadi. Sebelah tangannya sedang memegang sebuah buku tebal berisikan kumpulan gambar yang dibuatnya bertahun-tahun yang tersimpan baik dan rapi di sana.
Kakinya berjinjit meraih bagian dalam loker mencari kuas yang sedari tadi belum diraihnya, tiba-tiba badannya terhuyung ke depan menyebabkan kakinya tidak menumpu seutuhnya.
Sampai akhirnya badannya jatuh ke depan menabrak sebuah lukisan yang berada tepat di depannya, tangannya meraih ujung kanvas dengan erat namun sayangnya kanvas tersebut tidak kuat menahan berat badannya, alhasil badannya tersungkur ke lantai dengan menindih sebuah lukisan.
"Aduuhh sakkiit," rintihnya pelan. Matanya yang sedari tadi menutup perlahan terbuka. Seketika matanya melotot melihat sebuah lukisan yang ditindihnya telah rusak dan hancur berantakan. Cepat-cepat dirinya berdiri, dengan rasa takut dan bersalah Natha lari keluar ruangan dan hampir menabrak orang yang akan masuk ke ruangan seni. Tanpa ragu lagi Natha berlari kencang mengabaikan tatapan semua orang yang dilewatinya menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMPAS ATAU LEPAS
Teen FictionJika kau pantas untuk kuraih dan kudekap Biarkan rentetan tragedi yang kita lewati tak pernah hilang menguap Izinkan aku menaruhmu dalam harap . . . Jika aku tak pantas untuk kauraih dan kaudekap Lupakan segala rasa yang pernah kuungkap Jangan membu...