Perlahan rahasia akan terbuka pada waktunya.
Takkan selamanya tersimpan rapat dalam persembunyian.
Siapkah cerita ini berjalan sesuai harapan?
Atau malah terhalang berbagai rintangan?
~9~Hari senin datang menyambut semua siswa SMAN 1 Yogyakarta terutama kelas 12 yang telah melakukan camping selama tiga hari dua malam pada hari Kamis hingga Sabtu lalu. Seperti biasa upacara dilaksanakan pada pukul tujuh pagi tepat membuat semua siswa diharuskan berangkat lebih pagi.
Seperti biasa selepas upacara selesai dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar hingga bel istirahat pertama berbunyi pukul sepuluh pagi.
"Jujur gue males banget hari ini berangkat sekolah. Badan gue pegel nih kemarin belum tidur secara maksimal" gerutu Shela membuat Natha dan Claudy yang duduk di depannya hanya tersenyum geli karena sedari tadi dari berangkat sekolah hingga sekarang Shela terus menggerutu tidak jelas.
"Udah jangan nggerutu terus, pegel kuping gue," ucap Claudy kesal.
"Tapi seneng kan? Bisa lebih deket sama Kevin?" seru Natha smabil menaikturunkan alisnya menggoda.
"Iya. Aaaa...gue seneng banget tau bisa foto bareng sama Kevin. Bakal gue abadikan nanti." Sikap Shela berubah seratus delapan puluh derajat dari yang menggerutu sekarang tiba-tiba sudah bersorak bahagia apalagi mendengar nama 'Kevin', sang pujaan hatinya yang berada di kelas 12 IPS 1.
Segerombolan siswa yang berada di kantin tiba-tiba bersiul dan bersorak ketika melihat tiga orang lelaki yang berjalan masuk ke dalam kantin, membuat Natha dkk mengikuti arah pandang dan menemukan sosok Deka, Laskar, dan Rado yang selalu menjadi perhatian karena ketampanannya yang memang benar adanya namun sayang hanya Laskar dan Rado yang bersikap ramah kepada semua orang berbeda dengan Deka yang selalu menampakkan wajah datar nan dingin bahkan senyumnya sangat jarang bahkan hampir tidak ada orang yang melihat Deka tersenyum.
"Gimana lukisannya, Nat?" Tanya Claudy sambil menatap Natha yang juga menatapnya.
"Tinggal ngerjain, konsep udah semuanya," ucap Natha santai.
Claudy mengangguk paham, "Mulai kapan?"
"Nanti pulang sekolah. Maaf ya nggak bisa pulang bareng kalian," keluh Natha.
"Nggak papa, Nat. Gue ngerti kok, semoga berhasil ya!" seru Shela menyemangati.
Natha tersenyum simpul menanggapi.
Di sisi lain Deka menatap punggung cewek yang membelakanginya berjarak satu meja darinya. Matanya tidak lepas walau menatap punggungnya saja, Deka sudah mengenal siapa cewek itu. Teralihkan sejenak ketika tepukan mengenai bahunya cukup keras.
"Wey! Liatin apaan?" tepuk Rado yang duduk di depan Deka membuyarkan perhatiannya.
Deka menggeleng sambil mengalihkan pandangan.
"Eh tau nggak, denger-denger nih ya bakalan ada anak baru," ucap Laskar antusias.
Drrtttt
Getaran ponsel membuat Deka mengurungkan niatnya melahap makanan di hadapannya. Dahinya menekuk kala melihat sebuah nama yang beberapa hari lalu mengirim pesan mengejutkan. Tak berbeda dengan sekarang, Deka meremas erat ponselnya ketika membaca sederet pesan yang sangat mengusiknya.
Tunggu aku, ya. Aku ingin mengambil yang seharusnya milikku, lagi.
***
Dalam diam dua orang yang sama-sama fokus pada satu objek yang akan menjadi satu kesepakatan agar semuanya terselesaikan dan tentunya tanggung jawab dari salah satu mereka terbayarkan. Semoga saja hasilnya dapat maksimal dan sesuai keinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMPAS ATAU LEPAS
Novela JuvenilJika kau pantas untuk kuraih dan kudekap Biarkan rentetan tragedi yang kita lewati tak pernah hilang menguap Izinkan aku menaruhmu dalam harap . . . Jika aku tak pantas untuk kauraih dan kaudekap Lupakan segala rasa yang pernah kuungkap Jangan membu...