"Mas aku mohon mas" ucap seorang gadis sambil terus memaksakan sang suami untuk menuruti titahnya."Tidak! sekali tidak tetap tidak" tegas lelaki tersebut.
"Demi aku mas, aku mohon" bujuk perempuan itu lagi semakin menjadi
"Berhentilah untuk memohon demi suatu hal yang merepotkan " jawab lelaki itu, kini dengan intonasi sedikit emosi
"Mas aku janji kalo kamu mau menuruti kemauanku maka aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan. Kenapa kamu begitu susah untuk menerima permintaanku mas, tolong aku mas kali ini saja aku membuang harga diriku hanya untuk memohon padamu"
"Kalo begitu kau tidak perlu membuang harga dirimu, karna aku tidak akan mengabulkan permintaanmu"
"Ayolah mas kali ini saja" sang istri yang terus berusaha membujuk tidak dapat menahan mata untuk tidak berkaca-kaca
"TIDAK. berapa kali aku harus mengatakan itu Zea" intonasi yang sedikit membentak keluar begitu saja dari bibir lelaki itu. Ia sungguh geram dengan tingkah sang istri, baru kali ini ia melihat ada seorang istri yang memohon pada suaminya untuk dimadu, yang sialnya orang yang ingin dimadu adalah istrinya sendiri
"Kita bahkan baru menikah dua bulan, dan selama tiga hari belakangan ini kamu terus MEMAKSAKU untuk menikah lagi!. Apa yang salah denganmu ZEA?" Suami yang semakin geram tidak sadar jika intonasi suaranya menyakiti hati sang istri"Kamu bentak aku mas?. Kamu tega bentak aku MAS?" Sang istri yang baru melihat sisi lain dari suaminya tak bisa menghilangkan ekspresi kecewa di wajahnya, selama menikah baru kali ini ia melihat suaminya berubah mengerikan seperti itu. Dan yang anehnya, ia tidak takut sedikit pun. Mungkin ini juga karna inginya terlalu tinggi dan rasa sayang akan sahabat yang begitu besar sehingga ia tidak gentar meski dibentak oleh pria yang ia cinta
"Zea. Aa..aku minta maaf" sesal lelaki itu. Sungguh, ia tidak berniat membentak
"Aku tidak akan memafkanmu" sentak istri tersebut sambil membuang muka kearah lain.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenaknya
"Ayolah ze jangan seperti bocah" bujuk sang suami sambil berusaha meraih tangan sang istri
"Bocah kata mu? Kamu bilang aku bocah mas? Kamu tega mas hiks....hiks" ucap istri tersebut yang entah sejak kapan telah meneteskan air mata
"Ya ampun ze. Ada apa dengan kamu? Kenapa malah nangis sih?" Balas sang suami sambil berusaha memeluk istrinya. Tapi ia terkejut dengan tepisan kasar dari sang istri
"Jangan sentuh aku!" Bentak istrinya kemudian melangkah untuk berlalu
"ZEA!" Panggil sang suami.
Kemudian pria bernama lengkap Hanif Ghurafa Al-Barran mengikuti sang istri yang kini malah terisak di bangku taman halaman belakang rumahnya"Sayang" ucap hanif dengan suara yang lembut sambil mengelus ubun-ubun sang istri
"Maafkan aku ya sayang" sambung hanif sambil membawa tubuh wanitanya kedalam pelukan.Zea hanya terdiam, tidak membalas dan juga memberontak.
Entah ide darimana, zea berkata sebuah kalimat yang mampu membuat suaminya menegang.
"Kalo kamu tidak mau menikahi dia, maka aku mau kita cerai" ucap Zea dengan mantap kemudian melepas pelukan sang suami sambil melihat ekspresi hanif, suami sekaligus cinta pertamanya
Rahang hanif mengeras matanya semakin tajam memperhatikan kearah Zea seakan ingin menerkamnya bahkan tangannya mengepal seakan bersiap mencari pelampiasan
"Tarik ucapanmu Alzan Zea Sadiya" ucap hanif dengan suara lembut tapi menusuk.
Zea terdiam dengan tubuh gemetaran ia sangat takut padahal
Suaminya sangat marah sekarang, sehingga menyebut nama lengkapnya. Tapi egonya terlalu tinggi sehingga pendirinya tidak bisa diganggu gugat
"Aku TIDAK AKAN PERNAH menarik ucapanku mas. TIDAK AKAN PERNAH" sentak Zea dengan pendiriannya yang keras.
Hanif terdiam dengan ekspresi yang masih sama, begitu pula dengan zea yang terus menunduk sambil menangis dalam diam. Keduanya sama-sama membisu hingga waktu berlalu begitu cepat.
"Baiklah jika itu mau mu" ungkap hanif memecahkan dinding keheningan yang sempat menyelimuti keduanya. Zea mendongak memperhatikan mata sang suami untuk mencari keseriusan. Dan Zea mendapatkan apa yang ia inginkan, senyum sedikit terbit di wajahnya yang terlihat manis.
Suaminya memang sangat mencintainya hingga rela melakukan apa yang ia inginkan"Tapi jangan salahkan aku jika suatu saat nanti aku mencintai dia dan meninggalkanmu Zea"
Deg
Perkataan suaminya menyentak dadanya, entah kenapa perasaannya sedikit tidak rela jika apa yang diucapkan sang suami benar terjadi nantinya.
"Kau tau pasti bukan? Cinta hadir karna terbiasa, dan aku tidak yakin suatu hari nanti tidak mencintai dia atau bahkan menyentuhnya. Aku ingin memastikan padamu sekali lagi, apa kamu serius ingin ku dua kan? Apa kau yakin ingin ku madu Alzan Zea Sadiya?" tanya hanif sekali lagi dengan harapan jika Zea berkata tidak dan membatalkan niatannya untuk di poligami, ucapannya bahkan hanya gertakan ia tidak yakin bisa mencintai wanita lain karna wanita yang ingin ia bahagiakan hanyalah zea
"Aku yakin mas" jawab Zea yang membuat hanif kehabisan cara untuk membuang keinginan konyol istrinya.
Hanif buntu sekarang, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan
Menolak?
Hanif tidak yakin jika Zea tidak akan menggungat cerai dirinya
Menerima?
Hanif takut membagi cinta yang seharusnya ia peruntukkan untuk Zea seorang. Dia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Bahkan wanita yang ia nikahkan nantinya tidak ia kenal sedikit pun baik buruknya.
"Baiklah ze, aku menerima niat mu untuk menikah lagi. Tapi..." putus hanif sekali lagi. Ia sudah yakin akan menuruti apa yang istrinya mau. Ia akan mencoba
"Tapi apa mas?" Tanya zea penasaran, bahkan tadi sempat singgah senyum indah dibibirnya yang membuat hanif bertanya-tanya seberarti apakah sahabat yang istrinya bangga-banggakan
"Jangan paksa aku untuk mencintainya" jelas hanif kemudian pergi meninggalkan Zea dengan senyum yang mengembang. Setidaknya suaminya mau memberi status istri untuk sahabat tercintanya. Masalah cinta, Zea juga tidak akan memaksa bahkan ia berharap kata itu tidak ada diantara keduanya, tidak hanya itu sahabatnya sendiri sudah berkata jika ia tidak ingin untuk dicintai dan mencintai
Dan semoga harapan keduanya benar-benar tercapai
*******
Jangan lupa Votement guys😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Wife
General Fiction"Aku mencintai kamu mas, tapi aku juga menyanyangi dia, aku ikhlas meski harus berbagi daripada dia harus tersakiti. Aku mohon mas, menikahlah dengan dia" ~Alzan Zea Sadiya~ "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memaksaku untuk menikahi dia. Aku hany...