DW 3

64 2 0
                                    

Hanif dan Zea saling menggenggam tangan ketika berhadapan dengan keluarga hanif, keduanya tidak tau mau memulai darimana. Cukup lama terdiam sebelum akhirnya Zayna, adik bungsu hanif menghampiri ruang tamu, dimana disana terdapat ayah, bunda, dan juga Dion adik lelaki hanif

"Abang? Tumben abang sama kak Zea kemari, kalian apa kabar?" Sapa Zayna kemudian dia duduk si samping dion, abang keduanya.

"Baik dek" jawab Zea, sedangkan hanif hanya tersenyum sambil mengangguk kepala. Rasanya ia sedikit segan menyampaikan maksud keduanya kesini

" katanya kalian mau ngomong, kok dari tadi diam aja? Apa kalian mau ngomong sambil makan siang? Kebetulan sebentar lagi jam makan siang nih" tawar almira, memecahkan keheningan yang tadi sempat melanda sebentar.

" ada apa hanif?" Tanya sang ayah pada akhirnya.

"Ayah, Bunda. Sebenarnya kedatangan hanif dengan Zea kesini mau minta restu dari ayah dan bunda" ucap hanif berusaha kuat untuk tidak gentar, meski nyatanya ia sangat takut membuat keluarganya murka akan jalan yang sudah dia dan Zea sepakati

"Restu? Restu apa nak?" Tanya almira, sambil menaikkan sebelah alisnya

"Ayah bunda. Tolong beri restu untuk mas nikah lagi ya" jawab Zea sambil menundukkan kepala harap-harap cemas akan respon yang mertuanya berikan

"Apa? Kamu mau menikah lagi? Oh ya tuhan. Apa yang kau inginkan hanif?" Tanya almira, dengan emosi. Dia tidak menyangka jika kedatangan anak dan menantunya ke sini hanya untuk menyampaikan jika anak sulungnya ingin menikah lagi, padahal baru 2 bulan dia menikahi zea.

"Bunda, ini bukan keinginan mas hanif. Ini memang kemauan Zea" jawab Zea sambil menunduk semakin dalam. Hanif merasakan genggaman tangan Zea semakin mengerat ditangannya, meskipun masih kecewa dengan sang istri, hanif tetap mengelus punggung tangan sang istri dan mengatakan jika semua akan baik-baik saja

"Oh ya tuhan, apa yang salah denganmu Zea? Bunda tidak pernah mengerti jika didunia ini ada wanita yang menginginkan dimadu. Dan yang lebih tidak bunda ngerti, wanita itu adalah menantu bunda sendiri" omel almira sambil bangkit dari duduk dan menghampiri Zea

"Bun. Sudah jangan salahkan Zea, ini juga keputusan hanif. Hanif yakin, keputusan Zea tidak sepenuhnya salah" sergah hanif ketika menangkap nada kekecewaan dari sang bunda

"Oh Ayolah kak. Istri lo itu aneh banget tau? Masak dia mau dimadu?" Ucap dion yang akhirnya menyuarakan apa yang tadi dia herankan akan kelakuan kakak iparnya, zayna juga menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan abangnya

"Tolong jelaskan apa yang kalian inginkan dari menikah lagi. Zea, apa yang membuatmu ingin dimadu. Dan hanif apa yang membuatmu ingin memadu? Jelaskan sejelas-jelasnya. Tidak ada yang kalian sembunyikan. Apa kalian tidak saling mencintai lagi? Atau kalian punya rencana lain?" akhirnya sang kepala keluarga membuka suara sehingga membuat semua anggota keluarga terdiam, memberi waktu untuk sepasang suami istri tersebut menjelaskan maksud dari keduanya.

"Cepat" sentak Fauzan sang kepala keluarga, kesabaran nya sudah habis menunggu anak dan menantunya membuka suara akan keinginan konyol keduanya.

Dengan sedikit gemetar, Zea akhirnya memberanikan diri membuka suara lebih dulu, ia tau sang suami pasti sangat tertekan. Dan yang lebih ia takutkan suaminya menyuarakan apa yang seharusnya tidak mau ia dengarkan

"Sebenarnya Zea sama mas hanif masih saling mencintai. Zea sangat mencintai mas, begitu pula sebaliknya" jawab Zea.

" lantas, apa yang membuat kalian ingin mengundang orang ketiga? Apa kalian diancam? Diteror, atau..."

"Tidak bunda. Tidak ada satu pun yang bunda katakan" jawab Zea, memotong prasangka yang almira terka.

"Lalu apa kak?" Tanya zayna, yang amat sangat penasaran

"Sebenarnya Zea juga gak mau dimadu ayah bunda. Tapi karna suatu hal, Zea harus merelakan mas memadu, mas hanif juga tidak mau menduakan Zea. Tapi Zea yang paksa mas buat menduakan Zea" ungkap Zea, yang membuat semua orang diruangan tersebut terdiam, termasuk hanif. Dia menangkap sedikit keanehan dari nada suara sang istri

"Sebenarnya Zea tidak sempurna, Zea...Zea mandul ayah bunda dek, aku mandul mas" jelas Zea sambil meneteskan air mata.

Ucapan Zea menyentak semua orang yang berada disana, dan yang paling shok mendengar semua itu adalah hanif. Sumpah demi apapun, dia tidak tau hal sebesar itu

"Apa?" Ucap semuanya serentak ketika tersadar dari keterkejutan yang Zea ciptakan

"Zea, tolong jangan bercanda kamu? Ingat ze perkataan adalah doa" ucap hanif sambil memegang bahu Zea dan menatap mata Zea, berharap dari sana dia menemukan kebohongan

"Maafin aku mas. Maaf karna aku menyembunyikan semua ini dari kamu mas...hiks...hiks...maafkan aku yang tidak sempurna ini mas" ucap Zea yang sesegukan, tidak  tahan melihat istrinya bersedih, hanif langsung membawa sang istri kedalam dekapannya.

"Kenapa kau tidak bilang sedari awal ze?" Ucap hanif sambil mengelus punggung sang istri jujur saja dia amat sedih mendengar fakta jika istrinya tidak dapat mengandung buah hatinya.

"Kau benar-benar mandul Zea?" Tanya almira merasa sedih akan fakta itu

"Iya bun" jawab Zea yang masih menangis dalam dekapan hanif

"Baiklah, jika itu alasan kalian. Ayah memberi restu untuk hanif menikah lagi. Bagaimana pun, ayah tidak berhak menentang keputusan kalian berdua. Tapi ayah hanya ingin mengatakan satu hal pada kamu Zea. Kau harus rela berbagi suami dengan wanita lain, dan jangan salahkan siapapun jika nanti kau merasakan tidak di adilkan oleh suamimu" jelas Fauzan kemudian bangkit meninggalkan ruang keluarga

Dalam dekapan hanif, Zea tersenyum penuh kelegaan, akhirnya apa yang ia inginkan tercapai dan suami yang ia cintai tidak merasa bersalah lagi atas keputusan yang ia beri

"Zea, satu hal yang perlu kamu tau, kami tidak pernah memandangmu rendah walaupun kau tidak bisa memberi kami keturunan. Dan jika kau benar-benar ikhlas untuk dimadu, maka bunda akan memberi restu tapi jika kau tidak benar-benar ikhlas, bunda akan tetap mempertahankanmu. Bunda juga perempuan dan juga seorang istri, bunda mengerti bagaimana sakitnya dibagi. Jangan gegabah dalam mengambil keputusan nak, katakan jika kau keberatan akan keputusan itu. Bunda akan selalu mendukungmu nak " jelas almira.

"Makasih bunda" ucap Zea sambil menghapus air mata

"Baiklah bunda mau memasak dulu buat makan siang nanti, ayo zay" ucap almira, kemudian sang bunda dan zayna berlalu dari ruang tamu

"Kalian pasti tau kan, kalo mandul itu bisa berobat atau kalian bisa konsultasi untuk melakukan bayi tabung? Gue yakin, ada yang kakak ipar sembunyikan dari kita" ucap dion kemudian berlalu dari sepasang suami istri tersebut.

Hanif mencerna semua yang dikatakan dion. Dia tau siapa adiknya, naluri adiknya sangat hebat dan semua yang dikatakan adiknya tidak hanya sebatas omong kosong semata.

"Apa dion tidak percaya sama aku mas?" Tanya Zea yang sedikit merasa sedih dari respon adik iparnya

"Tidak ze dion memang seperti itu. Dia suka menebak-nebak kamu tidak usah khawatir. Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah konsultasi kedokter supaya kamu bisa hamil" ucap hanif yang dibalas anggukan  dari Zea

"Makasih ya mas, kamu memang suami paling baik didunia" balas Zea sambil memeluk sang suami dengan erat

********

Please Votement guys

Double WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang