0,4%

4K 501 55
                                    

Jungkook kesal luar biasa, Kim Yerim disampingnya total diabaikan, menimbulkan decakan kesal dari bilah bibir perempuan cantik yang digadang-gadang sebagai kekasih Jeon Jungkook dimasa yang akan datang itu. Jungkook hanya diam dengan pandangan yang tidak lepas dari wajah Taehyung, tangan kanan yang mencengkram kuat sendok silver, dan tangan kiri yang sedikit vulgar karena tengah mencengkram kuat paha Kim Taehyung.

Cengkraman Jungkook dipaha Taehyung tidak main-main sakitnya, mungkin akan meninggalkan jejak setelah ini. Sakitnya Taehyung abaikan. Tidak peduli, yang Taehyung fikirkan saat ini hanya berlaku seolah dirinya tidak pernah menyukai Jeon Jungkook dengan mengabaikan seratus persen keberadaannya. Lagipula Park Jimin tidak kalah tampan dari Jeon Jungkook, minusnya Jimin tidak setinggi Jungkook.

"Sampai kapan kau akan mengabaikan kekasihmu hm?"

Taehyung total bergidik, Jungkook berbisik ditelinganya suaranya dalam dan penuh tekanan. Diam-diam Taehyung merutuk karena sifat beraninya lenyap entah kemana.

"Aku pernah mengatakan jika aku tidak suka saat milikku berdekatan dengan orang lain." Jungkook terkekeh. "Kau berdekatan dengan orang lain tepat didepan mataku, berani sekali kekasihku ini."

Taehyung berjengit kaget begitu tangan Jungkook yang berada dipahanya merambat naik, bergerak hingga berada diposisi yang seharusnya tidak Jungkook jangkau.

Park Jimin didepannya menatap curiga mendapati jika jarak orang disamping Taehyung a.k.a Jeon Jungkook yang semakin mendekat, begitu juga dengan raut wajah Taehyung yang berubah, seperti terguncang oleh sesuatu.

"Taehyung tidak ingin kekelas?" tanya Jimin pada akhirnya setelah bosan karena Taehyung sudah diam dengan kepala menunduk.

"A-aku akan-"

"Dia akan kekelas denganku, kau duluan saja." kata Jungkook memotong perkataan Taehyung. "Dan kau Yeri, kekelas lebih dulu aku mempunyai urusan penting saat ini."

Jimin menyernyit bingung melihat Taehyung yang wajahnya memerah bak kepiting rebus. Matanya melirik sejenak hanya untuk mendapati pemandangan tidak senonoh, tangan Jeon Jungkook yang tepat berada diatas area private Kim Taehyung.

"Jangan memaksanya dude, Taehyung tampak tidak nyaman dengan perlakuanmu." kata Jimin hendak meraih tangan Taehyung untuk ditarik kekelas bersamanya, namun gagal begitu tangan Jungkook lebih dulu meraih tangan Taehyung. Hingga kini Taehyung sepenuhnya berada dikukungan lengan kokoh milik Jungkook.

"Ini cara kami menjalin hubungan, orang baru sepertimu sebaiknya tidak ikut campur."

Jimin mendengus, pada akhirnya melangkah lebih dulu. Memang betul dirinya hanya orang baru. Tapi Kim Taehyung adalah teman baru dan satu-satunya yang dia miliki ditempat asing untuknya saat ini. Jimin sedikit khawatir jika Taehyung berujung seperti beberapa kisah yang dibacanya dikala bosan, dimana seorang siswa biasa dijadikan budak pemuas untuk sang penguasa sekolah.

"Jangan kasar padanya, Jeon Jungkook." itu pesan Kim Yerim sebelum meninggalkan Jungkook dengan Taehyung.

"Ikuti aku dan jangan coba-coba untuk melawan."

Taehyung diam-diam berdoa, semoga Jungkook tidak membunuhku hanya karena berdekatan dengan Park Jimin.

***

Jungkook membawanya kedalam lapangan indoor basket, didalam sepi. Taehyung tidak mau bertanya dari mana Jungkook bisa mendapat kunci lapangan indoor basket tersebut, sebab sudah pasti karena hasil prestasi Jungkook diekstrakulikuler basket.

Taehyung dipaksa duduk dibangku penonton baris pertama, lalu Jungkook sendiri duduk berjongkok dilantai. Taehyung jadi bingung sendiri sebab Jungkook malah memilih duduk dibawah ketimbang disampingnya.

"Aku ingin memberi tahumu sesuatu." kata Jungkook memecah hening semu yang sedari tadi tercipta.

"Apa?" tanya Taehyung sedikit ketus masih kesal karena perlakuan tidak senonoh Jungkook padanya dihadapan Jimin dan juga Yeri. Matanya enggan menatap manik jelaga Jungkook yang mengarah padanya.

"Jangan berdekatan dengan Park Jimin."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak suka."

Taehyung mendengus, untuk apa Jungkook melakukan hal seperti ini padanya. Mengekang seseorang yang bahkan hanya dijadikan mainan, sama sekali tidak memiliki manfaat bukan? Jika Jeon Jungkook melarangnya berdekatan dengan Park Jimin maka dirinya juga akan melarang Jungkook berdekatan dengan Kim Yerim, Jung Eunha atau siapapun itu yang selalu menempel dengan Jungkook.

"Jika aku tidak boleh berdekatan dengan Park Jimin maka kau juga tidak boleh berdekatan dengan Kim Yerim!" Taehyung membentak, sebetulnya tidak berniat membentak inginnya berbicara dengan nada santai, namun tidak tahu malah jadi membentak, jadi terlihat jelas sekali rasa tidak sukanya.

"Kau cemburu karena aku berdekatan dengan Kim Yerim? Kenapa?" tanya Jungkook dengan raut seratus persen bingung.

Taehyung mendengus, Jungkook itu bodoh atau begimana.

"Kau tahu jika aku menyukaimu! Dan kau masih juga bertanya kenapa?! Kau bodoh atau pura - pura bodoh?!" Taehyung membentak lagi, Jungkook dibawahnya sampai berkedip - kedip karena suara Taehyung yang melengking masuk kedalam indra pendengarnya.

"Kau tahu bukan aku dan Yeri sudah dekat sejak lama?"

"Aku tahu! Lalu apa maksudmu melarangku berdekatan dengan Jimin? Apa karena dia orang baru jadi kau melarangku berdekatan dengannya?" kata Taehyung dengan suaranya yang masih melengking.

"Karena aku tidak suka kau berdekatan dengannya!" kata Jungkook.

"Karena kau tidak suka aku berdekatan dengan Jimin makanya kau berhak melarangku begitu?!" kata Taehyung sambil mengusap air matanya yang hendak jatuh. "Aku juga tidak suka kau berdekatan dengan Kim Yerim, jadi aku juga berhak melarangmu bukan?!"

"Kau tidak berhak! Bagaimana bisa kau melarangku untuk tidak berdekatan dengan Yeri hah?!" Jungkook ikutan membentak, Taehyung merunduk lemah sekali jika dihadapkan dengan amarah orang lain.

"Apa tujuanmu melakukan semua ini padaku?" tanya Taehyung dengan suara parau. "Kenapa hari itu kau datang padaku lalu memintaku untuk jadi kekasihmu?"

"Kau hanya ingin mewujudkan apa yang aku inginkan bukan? Kenapa?"

"Apa kau risih karena aku menyimpan perasaan yang besar padamu? Atau kau hanya datang untuk memanfaatkan perasaanku? Untuk apa? Untuk kau jadikan bahan tertawaan bersama teman - temanmu? Jangan seperti ini, aku tidak mau jika diakhir cerita aku malah jadi membenci seseorang yang begitu ku damba."

Jungkook terkesiap, Taehyung menangis tangannya terangkat untuk menarik wajah Taehyung agar menatapnya tapi Taehyung menghindar dengan memalingkan wajahnya.

"Kau tidak harus melakukan semua ini, kau tidak harus datang untuk menjadikanku kekasihmu, jika kau tidak suka maka katakanlah, aku akan melupakanmu walau harus memakan waktu yang banyak."

Taehyung memilih bangkit sambil menunduk, enggan menatap Jungkook. "Dan jangan melakukan ini padaku, aku tidak mau berharap padamu saat hatiku terus tersakiti."

"Aku sudah terbiasa menyimpan perasaanku sendiri, aku tidak mau berharap padamu, hatiku sudah terbiasa memendam rasa ini sendirian karena..." Taehyung menelan ludahnya susah payah. "Sudah jelas bukan? Aku sama sekali tidak ada didalam hatimu."

Taehyung melangkah, membiarkan Jungkook diam tanpa kata.

Apa yang dikatakannya mungkin benar, hingga Jungkook tidak bisa berkata-kata.

'Ini sakit, sampai aku tidak bisa bernafas karenanya.'

















- TBC -

Hallo ini update namanya hehe, senin aku UN tolong bantu doa mtk aku ancur parah gak bisa aku begitu terus huhu 😭😭😭

Maaf typo tidak diedittt

EMPTY ROOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang