0,2%

4.4K 478 36
                                    

Taehyung menghela nafas, melangkahkan kaki menuju koridor panjang sekolah. Jungkook tidak benar-benar mendatangi kelasnya. Sedikit melegakan namun juga sedikit mengecewakan. Jungkook hanya mempermainkannya. Sedikit senang banyak sedihnya. Diam-diam Taehyung merengut sedih didalam hati. Perasaannya terlalu bodoh, bertahan sekian lama hanya untuk dipermainkan.

"Taehyung bagaimana? Sudah melupakan Jeon Jungkook?" tanya Park Hyunsik teman satu angkatannya yang berbeda kelas dengannya. Taehyung terkekeh menanggapinya.

"Katakan padaku jika kau butuh bantuan untuk melupakannya."

Taehyung hendak menyalak namun terhenti begitu pinggangnya ditarik paksa dari samping.

"Taehyung sunbae tidak akan mungkin melupakanku." kata Jungkook sambil tersenyum ramah. "Bukankah kita sepasang kekasih sunbae?" Jungkook menatap Taehyung tajam berbanding terbalik dengan pandangan yang sebelumnya ditujukan untuk Hyunsik.

"Ah." Taehyung mengangguk patah-patah. Terlalu kaget dengan kedatangan Jungkook yang tiba-tiba.

"Nah sunbae bisa tinggalkan aku dan kekasihku berdua?"

Hyunsik terkekeh, sedikit kecewa mengetahui fakta bahwa Kim Taehyung telah menjadi kekasih dari seorang Jeon Jungkook. "Aku duluan, hati-hati dijalan Taehyungie."

Jungkook mendengus samar, tangannya berbalik menarik pergelangan tangan Taehyung, menggenggamnya dengan sedikit keras hingga menimbulkan sedikit ringisan pada Taehyung.

"Sudah kubilang kalau aku akan mendatangi kelasmu bukan, sunbae?"

Taehyung mengangguk patah-patah, Jungkook jika dilihat dari jarak dekat seperti ini terlihat sangat tampan, dan Taehyung tak kuasa untuk tidak terpukau. Jantungnya berdebar kurang ajar, padahal aura Jungkook tengah dalam keadaan menyeramkan.

"Kenapa tidak menunggu?"

"A-aku fikir kau tidak akan d-datang jadi aku keluar kelas lebih dulu." Taehyung hampir tersandung saat mencoba menyamai langkah Jungkook yang entah mengapa terasa sangat lebar hingga tungkai kakinya tidak pernah bisa menyamai langkah kaki si kapten basket.

"Hari ini aku harus latihan basket, sunbae bisa menungguku bukan?" tanya Jungkook pada Taehyung.

Taehyung mengangguk, jauh sebelum hari inipun Taehyung selalu menunggu lebih tepatnya menonton Jeon Jungkook berlatih basket dari kejauhan.

"Sunbae gunakan mulutmu saat berbicara denganku, apa suaramu itu sangat mahal hingga kau jarang sekali mengeluarkan suara?"

"B-bukan seperti itu." Taehyung meringis pelan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebetulnya dirinya bisa saja berbicara panjang lebar pada setiap pertanyaan yang diajukan Jungkook padanya, tapi Taehyung malu jika setiap kata yang meluncur manis dari belah bibirnya akan terdengar seperti suara cicitan yang sangat tidak enak untuk didengar.

"Sunbae, titip tasku." Jungkook tersenyum, menggasak rambut Taehyung hingga rambut hitam Taehyung tidak lagi berbentuk. "Tolong semangati aku sunbae."

Taehyung tidak tahu lagi harus memasang wajah seperti apa saat Jungkook mengecup pipinya dengan cepat sebelum berlari dengan wajah tanpa dosa kearah lapangan. Wajahnya panas, jantungnya berdebar-debar kencang, kencang sekali hingga Taehyung takut jika jantungnya akan melompat keluar.

"Sunbae Jungkook memintaku untuk menyerahkan ini padamu." itu Jihyo, salah satu anggota cheerleader.

Taehyung tersenyum, meraih seragam Jungkook dari pergelangan Jihyo. "Terimakasih."

"Sunbae hati-hati dengan Jungkook."

Jihyo mengangguk, lalu berbalik kembali kelapangan bersama dengan anggota cheerleader yang lain. Taehyung menunduk seragam Jungkook ada ditangannya, aroma Jungkook yang tajam tapi terasa enak untuk dihirup menguar dan Taehyung kembali berdebar hanya karena mencium aroma tubuh Jungkook yang khas.

Jungkook berdiri disana, memimpin jalannya latihan basket hari ini. Pelatihnya mungkin belum tiba. Jungkook sesekali tertawa menanggapi guyonan teman-teman satu timnya. Taehyung tidak tahu apa yang mereka bicarakan hingga membuat tawa mereka terdengar hingga ujung lapangan. Jungkook menatapnya sekilas hanya untuk menunjukan tawa yang Taehyung tidak mengerti apa maksudnya.

Lalisa Manoban berdiri didekat dengan tim basket, perempuan yang berada ditingkat yang sama dengan Jungkook itu juga menoleh kearahnya dengan tawa yang sama dengan apa yang Jungkook tunjukan padanya. Lalu Taehyung melihat jika Lisa kemungkinan melontarkan guyonan pada Jungkook hingga membuat pemuda Jeon itu tertawa sedemikian keras. Taehyung tahu jika Lisa selalu berhasil mendapat perhatian khusus dari Jungkook sendiri. Lisa cantik dengan wajah seperti bonekanya, senyumnya manis seperti gula-gula. Banyak yang mengharapkan keduanya jadi sepasang kekasih, tapi Jungkook bilang jika Lisa bukan tipe idealnya.

"Sunbae Jungkook akan mentraktir kita semua karena telah berhasil membawamu kepinggir lapangan."

Taehyung tidak mengerti, apa maksud dari teriakan Jung Jaehyun ditengah lapangan sana. Taehyung hanya memberikan senyum kikuk sebagai balasan.

Beberapa menit berlalu Taehyung sudah mulai lelah sebab beberapa kali anggota basket dan cheerleader melirik kearahnya dengan senyuman yang sungguh tidak dirinya mengerti maksud dan tujuannya. Diberikan senyum seperti itu membuat Taehyung risih lama kelamaan terlebih dirinyapun masih tidak paham mengapa dirinya harus menunggu Jungkook selesai berlatih basket. Bukan tidak mau, hanya saja senyuman yang ditujukan padanya membuat Taehyung merasa sedikit risih dan tentunya merasa janggal.

"Apa aku benar-benar sedang dipermainkan? Kenapa semua orang yang berada ditengah lapangan memberikanku tawa yang aneh." tanya Taehyung pada diri sendiri.

Mungkin benar apa yang diduganya siang tadi, Jungkook hanya merasa risih akan perasaannya. Jadi dia datang dan berlaku seperti itu agar Taehyung cepat-cepat melupakan perasaannya.

"Tidak seperti ini caranya Jeon Jungkook."

Taehyung tertawa pelan pada Jungkook yang tengah menatap kearahnya. Lalu berbalik menyusuri koridor tanpa mengatakan apapun pada Jungkook yang masih sibuk tertawa bersama dengan anggota basket dan beberapa anggota inti cheerleader.

***

Saat sesi latihan basket selesai, Jungkook tidak mendapati Taehyung dimanapun. Sebetulnya dirinya sudah tahu jika Taehyung tidak ada ditepi lapangan ketika dirinya masih disibukan dengan sesi latihan. Jungkook fikir Taehyung tengah membeli sesuatu, tapi setelah sesi latihan berakhirpun Taehyung tidak kembali Jungkook yakin jika Taehyung sudah pulang seorang diri.

Jungkook mendengus, meraih seragamnya yang terlipat rapih diatas tas ranselnya. Taehyung tidak pamit, tidak juga meninggalkan catatan.

"Sialan."

Maka diambilnya langkah lebar-lebar, menyusuri koridor dengan bulir keringat yang masih bercucuran disekitar wajahnya. Tidak memedulikan teman-temannya berteriak memanggil namanya untuk doa sebelum pulang agar selamat sampai tujuan.

Jeon Jungkook kesal hanya karena ditinggalkan dua kali oleh Kim Taehyung hari ini.











-TBC-

Work sebelah nanti okayy!

EMPTY ROOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang