0,5%

4.3K 488 71
                                    

Taehyung mengabaikan seratus persen keberadaan Jeon Jungkook yang mungkin tengah menantinya didepan gerbang sekolah. Taehyung dapat berpikir seperti itu karena manik jelaga milik Jungkook terus mengarah padanya ketika berjalan.

"Kau mau pulang?" tanya Jungkook yang berakhir diabaikan Taehyung.

Taehyung terus berjalan, telinganya menjadi tuli ketika suara Jungkook mengalun, tapi langkahnya terhenti begitu tangan miliknya dicekal Jungkook.

"Kau tidak mau menjawab pertanyaanku?" tanya Jungkook lagi lengkap dengan wajah datar.

"Untuk apa aku menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah jelas-jelas kau ketahui?"

"Kau marah padaku?"

"Sekali lagi untuk apa aku menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah jelas-jelas kau ketahui."

"Tapi kenapa?"

Taehyung mendengus, tangannya bergerak untuk melepaskan cekalan tangan Jungkook dipergelangan tangannya. Rasanya mulai risih ketika banyak pasang mata yang menatap kearahnya.

"Banyak alasan, dan aku yakin kau tidak mau mendengarnya."

"JUNGKOOK!"

Taehyung menoleh, mendapati Yeri tengah berlari kearahnya lebih tepatnya Jungkook dengan senyum merekah. Bagi orang lain itu adalah senyum termanis yang dapat memikat  banyak pasang mata, tapi Taehyung merasa jika dia sedikit tidak menyukai senyum manis milik Yeri, terlebih begitu Jungkook membalasnya dengan senyum tipis yang amat menawan.

"Tunggulah disini, aku akan mengantarmu pulang setelah mengantar Yeri."

Taehyung tertawa kecil, lalu menggeleng sambil kembali berusaha melepaskan cengkraman Jungkook ditangannya. Manik hazelnya menatap tepat pada manik jelaga Jungkook, mencoba sedikit menunjukan rasa sakit nya lewat tatapan.

"Tidak perlu, kau bukan supir antar jemput."

"Jeon Jungkook lupakan semua yang tertulis dibuku." Taehyung berkata bahkan sebelum sempat Jungkook membuka mulut. "Karena akupun akan melupakan semua hal yang aku tuangkan didalam buku."

"Apa maksud-"

"Taehyung? Ingin pulang bersama?"

Taehyung mengangguk, menaiki motor Jimin tanpa banyak kata. Jungkook menggertakan gigi, kesal diabaikan. Ingin turun dari atas motor miliknya namun urung begitu Park Jimin sudah melajukan motor lebih dulu, membawa serta Kim Taehyung yang mulai menitikan air mata.

"Pulang sendiri, aku harus membawa kekasihku kembali."

Kata Jungkook pada Yeri sebelum melajukan motornya dengan cepat, mengejar Park Jimin dengan Kim Taehyung yang sudah berada didepan. Taehyung sempat menoleh, mungkin merasa familiar dengan gerungan motor miliknya. Lalu tidak tahu apa yang dibisikan Taehyung pada Jimin hingga motor yang dilajukan Jimin membelah jalanan dengan kekecepatan yang melonjak naik. Jungkook benar-benar sangsi, bagaimana bisa Jimin menaikan kecepatan motor secepat itu dengan membawa serta Taehyung dibelakangnya.

'Sialan'

Jungkook tahu jika Jimin mengemudi secepat itu murni dari permintaan Taehyung. Tapi Jeon Jungkook kalut, takut jika Taehyung akan terluka.

***

"Rambutmu mencuat kemana-mana."

Kata Jimin pada Taehyung, keduanya mampir direstoran cepat saji, Jimin merasa begitu lapar setelah aksi kebut-kebutannya dengan Taehyung beberapa menit lalu.

"Benarkah? Apa kau punya sisir?" tanya Taehyung.

"Aku tidak punya, kemari."

Taehyung mendekat pada Jimin, sedikit kaget begitu tangan Jimin terangkat untuk merapikan helaian rambutnya yang kata Jimin mencuat kemana-mana efek dari kebut-kebutan.

"Sudah."

Taehyung tersenyum manis sambil mengulum bilah bibirnya, Jimin tidak tahan untuk tidak mencubit kedua pipi Taehyung karena melihat tingkah menggemaskannya.

Taehyung berjengit kaget (lagi) jantungnya berdebar keras, bukan karena perlakuan Jimin yang kelewat manis padanya melainkan tatapan Jungkook yang kelewat tajam dikursi bagian depan sana. Jungkook mengikutinya hingga kemari, tapi dimana Kim Yerim? Apa Jungkook meninggalkannya? Taehyung lagi-lagi tertawa dalam hati. Sandiwara apa yang sebetulnya tengah dimainkan Jungkook saat ini?

"Ingin makan apa?" tanya Jimin lagi setelah puas mencubiti pipi milik Taehyung.

"Apa saja asal tidak pedas." kata Taehyung pada Jimin, kembali mengabaikan atensi Jungkook didepan sana.

"Baiklah, tunggu disini aku akan memesan."

Taehyung mengangguk, membiarkan Jimin meninggalkannya seorang diri. Tapi duduk sendiri dengan tatapan seseorang yang terus mengarah padanya itu tidak menyenangkan, gerak-geriknya seolah diawasi. Maka Taehyung memilih pergi, mengikuti Jimin yang tengah memesan makanan.

"Ada apa?" tanya Jimin begitu melihat Taehyung sudah berdiri tepat disampingnya.

"Aku ingin es krim."

Jimin terkekeh, lantas kembali menambahkan es krim kedalam daftar pesananya. "Ada lagi yang kau inginkan?"

"Tidak ada." jawab Taehyung sambil menggeleng.

"Tunggulah dimeja."

Taehyung menggeleng lagi. "Aku kesepian disana jadi aku ingin menunggu disini bersamamu."

Jimin terkekeh lagi. "Baiklah." lalu tangannya merangkul pundak Taehyung dengan akrab, tidak tahu jika ada mata yang menatap kearahnya dengan penuh dengki.

Pesanan keduanya datang tidak lama setelahnya. Taehyung tersenyum senang menatap burger dengan ukuran besar dihadapannya. Menyantapnya dengan lahap juga binar mata yang begitu bahagia. Jimin tertawa melihatnya, Taehyung begitu menggemaskan dengan mulut penuh juga dengan senyum bahagianya.

"Makan pelan-pelan burger milikmu tidak akan lari."

Taehyung hanya tertawa sembari mengunyah burgernya dengan semangat. Tidak sadar jika saus dari burgernya menempel tepat diujung bibirnya yang langsung dilihat Jimin.

"Tunggu."

Jimin beranjak, Taehyung berhenti mengunyah.

Lalu kecupan disertai lumatan diujung bibir Taehyung terjadi begitu saja. Taehyung terkesiap, kaget dengan apa yang terjadi. Tidak sadar jika Jeon Jungkook yang sedari tadi memperhatikan telah beranjak dari tempatnya.

"Sudah cukup main-mainnya Kim Taehyung."

Jungkook menarik tangan Taehyung begitu saja. Taehyung bahkan belum tersadar dari keterkejutannya. Jimin bergerak hendak menarik kembali lengan Taehyung. Namun gagal begitu tubuh Taehyung sudah berada tepat dibelakang tubuh milik Jeon Jungkook.

"Kesempatanmu mendekati Taehyung sudah habis, aku tidak akan memberimu kesempatan lagi."

Jungkook beralih menatap Taehyung yang sudah kembali sadar. Taehyung jelas terkejut, Jungkook terlihat begitu marah. Manik jelaga Jungkook menatapnya begitu tajam diliputi kecewa juga terlihat begitu sedih. Taehyung bertanya-tanya dari mana asalnya semua itu?

"Kim Taehyung, sudah puas membalas dendam padaku?"

Taehyung tidak tahu maksud dari tatapan yang Jungkook layangkan kepadanya.

'Mengapa harus seperti ini? Mengapa aku begitu lemah hanya karena mendapat tatapan seperti itu darimu'
















- TBC -

UN ku ditunda ya ampun :))
Maaf typo tidak dieditt.

EMPTY ROOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang