SUAMIKU PREMAN 06

6.3K 240 6
                                    

🌹SUAMIKU PREMAN🌹PART 06🌹

"Mama kamu pindah ke daerah sini loh,"

Ikhsan mengernyitkan keningnya dan menajamkan pendengarannya. Berharap dia salah dengar apa yang baru saja Mira katakan.

Mira masih duduk santai di depannya. Menunggu Ikhsan menyelesaikan berkas yang baru dia letakkan di meja kerja Ikhsan. Dengan cuek dan pura-pura tidak dengar Ikhsan kembali fokus memeriksa setumpukan berkas di depannya.

"Aku serius,"
Kesal karena Ikhsan tidak kunjung bicara. Dengan iseng dia tarik kertas di tangan sahabatnya ini. Ikhsan melemparkan pandangan tajamnya.

"Apa urusannya sama aku,"

"Ya Bu Fedora itu kan Mama kamu," Mira memanyunkan bibirnya dengan kesal.

"Itu semua gak ada hubungannya sama aku. Mau dia pindah ke sini kek, ke jonggol kek. Teeecelaaah,"

Mira mendengus sebal, lalu melirik Ikhsan dengan mata menyipit.

"Yuni apa kabar?"

"Ck! Mau tau kabarnya? Ya datang aja ke rumah!"

"Kemarin aku datang, tapi Andri bilang kalian jalan-jalan, Ck! Dasar somplak, ninggalin adik sendiri dengan mata membiru gitu. Kalo aku jadi Adik kamu. Huh! Amit-amit jabang bayi,"

Ikhsan kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menghiraukan cibiran Mira. Dan itu membuat Mira semakin dongkol. Dengan langkah tergesa dia keluar dari ruangan Ikhsan.

Lalu beberapa menit kemudian Mira masuk lagi.
Lalu duduk di depan Ikhsan dengan wajah serius.

"Besok aku ngambil cuti boleh gak?"

"Emang kamu mau kemana, ngambil cuti segala,"

"Besok Pacarku pulang dari Italia, huh.. kangen banget sama dia,"

Ikhsan terkekeh geli.

"Ngapain ketawa gitu,"

"Lucu saja, pacarmu itu awet banget sama kamu. Bisa tahan lama gitu sama macan Asia,"

"Kuammpret,"

BRUAAKK
Mira keluar sambil membanting pintu. Mukanya merah padam. Kesal dengan Sahabatnya yang selalu meremehkannya. Tapi anehnya mereka selalu saja curhat masalah masing-masing. Ah itulah Sahabat, susah senang selalu tertawa tapi turut membantu.

Ikhsan mengambil ponsel di sakunya. Lalu memandangi walpaper yang dia ganti dengan foto Yuni. Sejenak kecewa melihat tidak ada satu pun pesan baru dari istrinya.

"Apa dia gak ada pulsa kali ya," Gumamnya lalu meraih telepon kerjanya. Menekan tombol angka lalu menunggu tersambung dengan nomor yang dia tuju.

"Iya Pak ada yang bisa dibantu,"

Ikhsan mengernyitkan keningnya. Suara Pria di seberang sana, yang bekerja di bagian keuangan tampak tidak asing. Tapi rasa ingin tahu itu dia tepis dengan cepat.

"Tolong isi kan pulsa ke nomor ini.."

"Baik Pak,"
Telepon di putus sepihak. Sambil bersantai di bangku kerjanya. Ikhsan membuka aplikasi facebook. Mengetik nama Yuni dan meneliti akun bernama Yuni satu persatu. Tapi tak satu pun sama dengan wajah istrinya.

Hampir satu jam satu pesan pun tidak ada dari Yuni. Ikhsan mengusap wajah Yuni di walpapernya dengan perasaan rindu.

[Assalamualaikum Yuni, semoga hari mu menyenangkan. Jangan capek-capek ya, biarin aja Bi Maryam yang ngerjain tugas rumah]

10 menit

25 menit

40 menit

Pesan WatsApp yang Ikhsan kirimkan tidak kunjung di baca Yuni. Dengan ragu Ikhsan memencet tombol panggil, lalu menunggu tersambung dengan hati gelisah.

SUAMIKU PREMAN (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang