Suamiku preman

7.8K 254 19
                                    

#SUAMIKU_PREMAN_5

LINK SEBELUMNYA
https://www.facebook.com/groups/KomunitasBisaMenulis/permalink/2685831478145393/?app=fbl

Ikhsan memandangi sosok manis di sampingnya tanpa berkedip. Jilbab hitamnya yang panjang membuat penampilannya tampak anggun dan terhormat. Sesekali dia tersenyum lebar memandang lautan, menampakkan gingsulnya yang membuat wajahnya semakin manis.

"Mas, pulang yuk. Udah sore," Yuni melambaikan tangannya di depan wajah Ikhsan tatkala panggilannya tidak kunjung di jawab.

"Mas,"

"Eh, i-iya."

Ikhsan tergagap mendengar panggilan istrinya. Wajahnya berubah merah menahan malu. Tertangkap basah sedang termakan pesona istrinya.

Yuni terkekeh geli, wajahnya menunduk serta menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia tau semenjak mereka duduk di atas pasir putih ini. Ikhsan terus-terusan memperhatikannya diam-diam. Jika dia membalas tatapan Ikhsan, maka Ikhsan pasti  memalingkan wajahnya.

"Yuk," Ikhsan berdiri serta menggamit tangan Yuni, menuntunnya berjalan ke arah mobil yang terparkir di pinggir jalan.

Dari kejauhan seorang pria berkemeja biru dengan gaya rambut klimis memperhatikan mereka dengan kening mengernyit. Berjalan perlahan mendekati mereka, memperhatikan Yuni dari atas sampai bawah lalu beralih memperhatikan Ikhsan. Sebuah senyuman sinis terukir di bibirnya

"Yuni.."

Yuni mendongak menatap Pria bertubuh sedikit lebih pendek dari Ikhsan didepannya. Mukanya berubah gelisah ketika Ikhsan menatapnya dengan heran. Ikhsan menggenggam tangannya lebih erat, membuat senyuman Pria yang menghampiri mereka semakin kecut.

"M-mas Rizal,"
Dengan susah payah Yuni menyebut nama Pria itu sambil menelan ludahnya dengan getir.

"Jadi ini Pria yang menikahimu,"
Rizal mendengus sebal sambil memperhatikan penampilan Suami Yuni. Pujaan hatinya.

" Mas kenalin, ini Mas Rizal," Yuni tersenyum getir sembari menatap Ikhsan. Ikhsan diam tanpa ekspresi, tapi rahangnya tampak mengeras.

"Selesaikan dulu urusan kalian, aku tunggu di sana," Ikhsan melepaskan tangannya lalu berjalan gontai meninggalkan Rizal dan Yuni di pinggir pantai. Dia duduk di bawah pohon besar memperhatikan Yuni dari jarak yang tidak terlalu jauh.

"Kenapa kamu ninggalin aku?" Rizal menatap manik mata Yuni dalam. Merasakan cintanya yang kini jatuh dalam genggaman orang lain.

"Pak Hamdan janji, jika Ayah sudah melunasi semua hutang kami, dia akan mengurus surat cerai kami."

"Memangnya hutang kalian berapa sih,"

"Delapan ratus juta Mas,"

"Ya ampun banyak nya.." Rizal mengusap wajahnya dengan kasar. Mengalihkan pandangannya ke arah Ikhsan yang duduk tak jauh dari tempat mereka berdiri. Pria itu tampak merokok sambil menatap tajam ke arah mereka berdua.

"Aku merindukan mu," Rizal menarik tubuh Yuni kedalam pelukannya. Yuni terperanjat mendapat perlakuan dari Rizal. Tidak biasanya pria ini bersifat seperti itu. Pria yang selama ini selalu menjaganya, tak pernah menyentuhnya sedikitpun. Kini memeluknya dengan berani.

Yuni mendorongnya dengan kasar. Lalu beralih menatap Ikhsan yang kini berdiri dengan gelisah disana.

"Kenapa? Hah!! Bukannya kamu itu murahan," Muka Rizal berubah nyalang. Matanya memerah menahan emosinya.

"Apa maksud mu?" Mata Yuni membulat tatkala mendengar kata 'murahan' dari mulut Rizal.

"kamu rela menjual dirimu demi uang, menikahi pria urakan itu demi uang delapan ratus juta. Cuih, murahan!"

SUAMIKU PREMAN (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang