SUAMIKU PREMAN 7

6.7K 329 16
                                    

"Ikhsan udah nikah,"

Isna meletakkan majalah di tangannya ke atas meja, matanya membulat sempurna menatap Mona, sahabatnya yang bekerja di kantor Ikhsan. Raut wajahnya terlihat gusar saat menatap Mona. Sahabatnya yang mengatakan hal yang baru saja membuat jantungnya berhenti memompa darahnya, sibuk menatap layar handponenya.

"Jangan bercanda!"

Mona tersenyum miring, sejenak matanya mengitari ruang salon langganan mereka. Sore ini dia menemani Isna crembath. Saat dia mengingat kejadian di kantor tadi siang. Dia berpikir menceritakannya pada sahabatnya.

"Aku serius Is! Ikhsan memperkenalkannya ke semua karyawan. Istrinya manis baneet ciin, pake hijab,"

"Sahabat kamu, aku atau dia sih?" Tanya Isna dengan bibir manyun, kesal melihat Mona memuji istri pacarnya dengan mata berbinar.

"Yaa kamu dong," Mona tersenyum sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Habis dari sini temanin aku menemui Ikhsan, aku harus tau langsung dari dia,"

"Memangnya kamu gak percaya sama aku,"

"Ya enggaklah! Masa iya, Ikhsan nikah dengan cewek berhijab, dia itu sukanya aku! Cewek seksiii, hih iya kallli..."

Mona menanggapinya dengan senyum kecut. Dia kembali pokus memainkan ponselnya. Berdebat dengan Isna tidak akan pernah habis jika dia ladeni. Isna yang notabene nya selalu ingin menang. Manja dan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan kekayaan orang tua nya.

***

Yuni melirik jam tangannya untuk kesekian kalinya. Hampir setengah jam Ikhsan meninggalkannya di parkiran. Menyuruhnya menunggu di dalam mobil, karna merasa gerah dan sumpek di dalam, Yuni keluar dan memilih berdiri di depan mobil Ikhsan.

Tanpa sepengetahuan Yuni, tidak jauh dari tempatnya berdiri, dua orang gadis yang sedikit lebih tua darinya sibuk memperhatikannya. Salah satunya berambut gelombang pirang sebahu. Yang satu lagi berambut pendek sebatas leher dengan warna hitam.

"Nah! Itu istrinya," Jerit Mona sambil menggoyang-goyangkan bahu Isna.

"Lepasin! Ih, sakit tau,"

Isna menghempaskan tangan Mona dengan kasar. Raut wajahnya memerah, napasnya memburu menahan emosinya yang meledak-ledak.

"Kebetulan banget ya, ketemu disini. Jadi kamu bisa liat langsung deh,"

"Diam!"

Isna membuka pintu mobilnya dengan kasar. Mona menatapnya dengan ngeri, dengan perlahan dia membuka pintu mobil Isna, lalu berjalan mendekati sahabatnya itu.

"Menurut kamu cantikan aku atau dia?"

"Kamu sih cin, cumaa..."

"Cuma apa?"

"istrinya Ikhsan lebih manis,"

Raut wajah Isna semakin merah, tangannya terkepal sambil menatap tajam ke arah Yuni. Yuni yang tidak menyadari keberadaan mereka tetap berdiri dengan santai di tempatnya.

"Memangnya cantik dan manis itu beda apa?"

Mona menghela napas pelan, kadang dia merasa sebal harus mengikuti Isna kemana-mana seperti asisten saja.

"Ya bedalah! Orang manis itu dipandang lama juga gak ngebosanin, sedangkan orang cantik, ya gitu deh,"

"Jadi menurut kamu aku ngebosanin!!"

Dengan langkah tergesa Isna segera menghampiri Yuni. Tangannya terkepal membuat urat ditangannya sedikit menonjol. Langkahnya terhenti begitu melihat Ikhsan berjalan dengan riang mendekati Yuni. Matanya terlihat berbinar dan bahagia saat dia berdiri didepan Yuni. Mata yang biasanya dingin saat bersama Isna.

SUAMIKU PREMAN (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang