Part 04. Showtime!

198 29 21
                                    

"Lah, gue kira lo bakal datang entaran, Jen," sapa Mario saat melihat Jeno memasuki ruang musik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lah, gue kira lo bakal datang entaran, Jen," sapa Mario saat melihat Jeno memasuki ruang musik. Di dalam baru ada Mario yang sedang menyeduh popmie.

"Pengen datang lebih cepat aja. Yang lain belum datang?"

Sambil menggunting bumbu dan dimasukkan ke seduhan popmienya, Mario menjawab. "Steven masih ke gereja. June awalnya pengen nonton, tapi mulesnya makin parah jadinya dia sekarang lagi diinfus di rumah sakit."

"Lo sendiri nggak ke geraja?"

Mario justru nyengir. "Hehe, skip dulu."

Tumben banget seorang Mario skip ke geraja. Makin tumben juga Steven pergi ke gereja. Jiwa Mario dan Steven tertukar apa gimana? Kalau si June, Jeno yakin cowok itu beragama Islam karena pernah ketemu di masjid untuk sholat Jum'at. Jeno awalnya mengira bahwa June beragama Konghucu karena wajah chinesenya. Jeno sempat kaget melihat June memasuki masjid setelah bewudhu. Ya, selama si June nggak murtad, Jeno yakin cowok itu masih beragama Islam sampai sekarang.

Jeno manggut-manggut. "Gue cuma pengen latihan aja. Lo makan aja, gue mau latihan bentaran doang."

"Mau gue bikinin nggak?"

"Nggak usah. Gue mules kalau makan sebelum jam sepuluh."

Mario mengangguk. "Oke."

Sementara itu, Ruby—yang tentu saja tidak bisa Mario lihat—melakukan touring di dalam ruangan tersebut. Cewek itu meneliti setiap sudut ruang musik Sonata membuat Jeno sempat melirik penasaran. Namun, karena Ruby tidak mengganggunya atau mengajaknya bicara, Jeno lanjut tidak peduki.

"Menurut lo di ruangan ini ada hantu nggak sih, Jen?" tanya Mario tiba-tiba.

Jeno menghentikan genjrengan gitarnya. "Kenapa emangnya?"

"Ya secara ruangan ini berada di belakang gedung, dekat gudang dan jarang terjamah sama manusia kecuali kita berempat. Awalan gue bersihin nih ruangan tuh hawanya dingin banget. Jadi, gue yakin pasti sarangnya makhluk begituan."

"Lo mau jawaban jujur apa nggak?"

Mario tersentak. "Jadi, beneran ada?"

"Untuk sekarang emang ada."

Mario mengerjap. "HAH, SUMPAH?"

Jeno mengangguk. "Tapi dulu nggak ada."

"Kok bisa? Dulu serem banget loh tempatnya."

"Mungkin mereka terusir sama lo pas awal lo bersihin. Tapi beneran nggak ada. Gue mau ke sini ya karena di sini nggak ada setan."

"Tapi kata lo sekarang ada. Berarti ada yang datang dong."

"Emang, tapi dia nggak nyeremin kok. Cuma arwah biasa aja."

"Oh ya? Jangan bilang dia ngikutin lo?"

"Iya."

STAY | YJWhere stories live. Discover now