I Love You

5.6K 376 50
                                    

"Xiao.. Zhan..?"

"YiBo.. tolong aku.."

"Apa yang.. Kenapa kau bisa berdarah begini?!"

"Aku.. aku tak tau.."

"Cepat! Masuk ke dalam!"

'Saaaaaaaaa......!'



"Malam itu kau memanggilku."

Pandangannya terasa sangat lembut, tapi di dalam sana tepatnya jauh di dalam pandangan itu tertera sebuah kekosongan yang teramat. Ia sama sekali tidak bisa mengalihkan fokusnya sama sekali, yang ada di hadapannya hanya pria itu, semua orang juga tau betapa obsesifnya lelaki ini terhadap pasangannya ini.

"Kau juga meminta tolongku."

Suara hujan yang meraja lela diluar sana membuat YiBo sama sekali tidak terusik berbicara dengan volume rendah seperti ini. Malahan dia seperti terlihat menikmati keadaan ini. Menatap pria itu tanpa henti, memuja setiap lekuknya dan tak lupa ia mengunci persatuan tautan jemari mereka. Bagaikan melodi dan teman atmosfir, YiBo bisa merasakan hatinya ikut melembut.

Tetesan demi tetesan air hujan itu membasahi seluruh sudut gedung maupun permukaan manapun yang ia bisa jangkau. Memecahkan dirinya menjadi benda cair yang tidak jelas lagi bentuknya apa. Tapi mampu memberikan banyak manfaat untuk tanah kering yang menjadi kerangka hidup manusia ini. Suaranya yang unik dan aroma dinginnya yang bagaikan dopamin, membuat beberapa manusia bahagia hanya karena hal simpel seperti ini.

Tidak ada siapapun lagi di dalam ruangan itu. Hanya ada cahaya lampu taman yang berwarna kuning lembut dan pantulannya yang membuat bayangan indah di dalam ruangan. Seolah-olah itu adalah lukisan baru untuk ruangan yang sudah dihuni oleh pria mungil itu selama 2 tahun lebih.

Ruangan ini sudah tertata rapi. Tidak ada lagi tisu, perban, bercak darah, perabotan yang pecah, atau apapun itu. Ruangan ini sudah sangat rapi dan terlihat tidak aneh sama sekali. Yang menjadi masalah hanyalah penghuni ruangan yang sedang saling menatap satu sama lain di kasur besar itu.

YiBo tidak mau melepaskan pandangan itu, begitu pula dengan Xiao Zhan yang sedang bersandar di bed-head nya, menatap sendu keluar jendela.

"Kau mencariku."

Xiao Zhan menutup kelopak matanya perlahan. Ia memeluk kedua lututnya kemudian. Seperti tidak merasakan apa-apa lagi, Xiao Zhan sudah kehabisan ekspresi dan akal. Bukan karena alasan bodoh semata, tapi dia sendiri sudah merasa terlalu dibodohkan oleh dirinya sendiri selama ini.

"Aku membuangmu waktu itu." Ujarnya, dengan suara lembut nan parau itu Xiao Zhan perlahan mulai kehilangan suaranya juga.

YiBo menggelengkan kepalanya, "Kapan kau tega begitu, hm?" Dan tentu saja hanya Xiao Zhan yang bisa membuat suara seorang Wang YiBo bergetar.

"Aku jelas-jelas hampir membunuhmu."

"Hmph.. jangan bercanda. Kau tidak pernah sekalipun seperti itu."

Keduanya tidak berniat untuk melanjukan percakapan lagi, melainkan Xiao Zhan yang mulai muak menarik kerah kemeja miik YiBo dan menatap kedua kepingan hitam itu dengan sangat dalam. Bebicara langsung menusuk ke dalam mata lawannya. Hatinya sudah kehabisan cara untuk berekspresi, sungguh untuk tertawa pun bagi Xiao Zhan sangat sulit. Dan untuk sekedar memarahkan lelaki ini? Xiao Zhan tak mengerti caranya.

Chain - YiZhan - [Bahasa Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang