boncengan

316 11 0
                                    

Hari pertama Yudha sangat sibuk. Resto bibi Wang sangat ramai dan begitu pula dengan jasa antarnya. Zena juga sibuk dengan mengantar makanan.
Sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam resto mulai lengah. Ada yang menelfon untuk membeli makanan dan minta diantar.

" Zena .... ini pesanan terakhir kamu bisa antar " ucap bibi Wang
" bisa bi "

Zena bersiap-siap untuk mengantarkan makanan.

" apa kamu bisa sendiri " tanya Yudha
" ya .... apa "
" apa kamu bisa antar sendiri ini kan sudah malam " ucap Yudha
" aku sudah terbiasa kok " ucap Zena sambil tersenyum ke Yudha

Yudha melihat Zena tidak tega untuk mengantar makanan itu sendirian.

" ayo aku antar " ucap Yudha langsung keluar dan mengambil sepedah Zena
" eh ..... tidak usah Yudha. Aku bisa sendiri kok " ucap Zena mengikuti Yudha dari belakang

Yudha sudah diatas sepedah Zena.

" naiklah " ucap Yudha
" ah ... "
" cepat naik biar kita tidak kemalaman mengantarnya " ucap Yudha

Zena naik ke boncengan, dan Yudha mulai mengayuh sepedah.

" kau tau alamatnya kan " tanya Yudha
" em .... aku sudah pernah kesana cuma tidak malam hari " ucap Zena
" em "

Yudha dan Zena akhirnya sampai ke rumah pemesan makanannya.
Zena membunyikan bel, sedangkan Yudha menunggunya di atas sepedah.

" permisi ini pesanan anda "

Zena kaget ternyata yang keluar seorang laki-laki yang tinggi besar. Seketika Zena langsung kaget dan cegukan.

" i .... ini pesanan anda " ucap Zena sambil cegukan

Yudha yang melihat Zena ketakutan langsung mendekatinya. Seketika cegukannya berhenti setelah berdekatan dengan Yudha.

" saya tidak pesan makanan " ucap laki-laki itu

Yudha langsung menjawab ucapan laki-laki itu.

" tapi kami mendapan telfon untuk mengantar makanan ini ke rumah anda " ucap Yudha
" tapi saya tidak memesannya " ucap laki-laki
" maaf anda harus membayar makanan ini " ucap Yudha
" saya tidak mau "
" pak .... anda harus membayarnya " ucap Zena keras
" saya bilang tidak " teriak laki-laki itu yang hampir mendorong tubuh Zena

Yudha langsung memegang tangan Zena agar tidak terjatuh. Zena terkesima perlakuan Yudha.

" pa .... ada apa sih kok berisik " ucap wanita yang muncul dari belakang tubuh laki-laki itu
" ini .... ada pengantar makanan. Aku sudah bilang kalau aku tidak pesan "
" aku yang pesan pa " ucap istri laki-laki itu

Laki-laki itu langsung masuk tanpa berbicara.

" maaf ya atas perkataan suami saya "
" tidak apa-apa " ucap Zena
" kami permisi " pamit Yudha

Yudha dan Zena kembali ke resto. Di perjalanan Yudha membuka pembicaraan.

" apa kamu sering mengalami kejadian kayak gini " tanya Yudha
" kadang-kadang " ucap Zena
" kamu tadi kak tiba-tiba cegukan "
" oh itu nanti saja aku ceritakan " ucap Zena

Setiba di resto bibi Wang menunggu mereka.

" kenapa kalian lama aku kwatir sekali " ucap bibi Wang
" maaf bibi .... tadi ada kendala sedikit" ucap Zena
" ya sudah kalian siap-siaplah untuk pulang "
" iya bibi " ucap Zena

Yudha dan Zena bersiap-siap untuk pulang.
Mereka berpamitan ke bibi Wang

" bibi .... kami pulang dulu ya " pamit Zena
" hati-hati ya " ucap bibi Wang

Mereka pulang bersama. Zena menuntun sepedahnya sedangkan Yudha berjalan di sampingnya.

" apa kamu mau mampir untuk membeli seauatu " tanya Zena
" tidak "
" oh ya tadi katanya ada yang kamu ceritakan " ucap Yudha

Zena berfikir mulai dari mana dia berbicara.

" masalah cegukan tadi " ucap Zena
" em "
" aku juga tidak tau kenapa kalau aku berdekatan dengan laki-laki selalu aku cegukan "
" aneh "
" itu dia .... sudah hampir 5 tahun aku seperti itu "
" tunggu " Yudha berhenti berjalan
" ada apa " tanya
" kita berdekatan "
" he em " Zena masih tidak sadar Yudha berbicara
" kok kamu tidak cegukan " tanya Yudha

Zena hanya bengong mendengar ucapan Yudha.

" esttttt ..... nah itu aku juga tidak tau. Kalau aku di dekat kamu, aku tidak cegukan .... aneh kan " ucap Zena polos
" kalau begini " Yudha mendekatkan wajahnya ke wajah Zena

Seketika Zena terkejut karena di tatap oleh Yudha.

#TBC
Jangan lupa Vote dan Komen ✌

Sentuhanmu ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang