Chapter 5

227 14 1
                                    

Waktu sudah menunjukkan 7 lebih dan perjalanan dari perumahan keluarga Manthorus ke tempat dimana Akbar telah menyiapkan segala tektek bengek pun akhirnya tiba. Tepatnya di Restaurant bintang 5 yang letaknya di pusat kota.

"Eh bar lo ajak gue kesini? Yakin lo?" Tanya Dhea dengan tidak percaya nya
"Iya lah bener masa iya boong si Dhe" Akbar menjawab dengan cengirannya
"Gue jarang loh kesini, dan tempat ini juga tempat untuk acara penting keluarga gue"
"Iya dhe gu- ups maksudnya aku iseng juga ajak kamu kesini" Ujar Akbar
"Masuk yuk" Ajak Akbar

Saat memasuki kedalam Restaurant, mereka berdua disambut dengan hangat dan ramah. Lalu keduanya memilih tempat duduk dekat dengan indahnya pemandangan kota saat malam hari. Dan pelayan pun datang dan segera mencatat pesanan.

Sesaat pesanan telah tiba, tiba-tiba dering ponsel Dhea berbunyi

Kringg...kring....kringggg (dering pertama)
Itupun dia membiarkan saja lalu melanjutkan untuk makan.
Kriingggg....kringggg....kringggg (dering kedua) Dhea mulai merasa terganggu dan mengheningkannya

"Dhe angkat dulu Gapapa kok siapa tau penting" Akbar pun angkat bicara
"Ga ga penting bat dah ganggu tau ga"

Kringggggggg.....kringgggggg .....kringggg(dering ketiga) Mulai risih dan terganggu akhirnya Dhea angkat serta melihat nama yg tertera seketika Dhea bingung kenapa nomor itu tidak ada dikontaknya

"Halo siapa nih" Basa basi Dhea
"Halo ini gue" Ucap sesorang dari lawan bicaranya

Deg.
Dhea tahu ini siapa dia tau betul ini siapa

"Eh bar gue pergi dulu mau ini angkat telepon" pamit Dhea kepada Akbar
"Iya aku tunggu Dhe cepet ya"

Setelah itu Dhea menjauh dan mengangkat kembali teleponnya

"Halo buruan lo kesini kita butuh lo" tiba tiba suara nya berubah menjadi lembut
"Ini siapa si aelah" Dhea bertanya dengan heran
"Buruan lo dateng basecamp kita dulu,lo inget kita kan dahlah buruan mau tawuran lo kudu ikut" Jelas seseorang dibalik telepon
"Anjir bentar"

Seketika telepon Dhea putus sepihak lalu dengan buru buru Dhea cabut meninggalkan Akbar yang entah gimana yang terpenting geng dia harus bangkit. Kemudian Dhea menstop taxi dan menuju ke basecamp nya dulu. Tidak membutuhkan waktu lama Djea tiba di basecamp.

"Wah wah wah sang ratu kita datang akhirnya" Sapa sesorang dibalik gelapnya ruangan tanpa cahaya
"Mo apa sih" Tanya Dhea yg langsung pada intinya
"Sini masuk dulu ada Zidan noh" Ucap sesorang yang nyatanya cewe
"Dih"
Lalu Dhea masuk dan tiba tiba ada yang memojokan dia ketembok

"Eh lo Dhe gue kangen sama lo gue kangen" Lalu lelaki tersebut memeluk Dhea dengan erat dan Dhea pun membalasnya
"Sama Lih sama gue juga" Ya nama lelaki tersebut Zidan sang ketua geng jalanan yang dulunya Dhea ikuti. Berawal dari teman Dhea yang mengajak nongkrong dan bertemu pada Zidan dan ditawari masuk lalu akhirnya Dhea tergabung dalam geng ini, geng yang paling terkenal brutal.

"Lo kemana aja Dhe, gua nyariin lo" Tanya Zidan
"Gue pindah sekolah Lih gue udah ga di sekolah lama" Tutur Dhea
"Kemana?" Sambung Zidan
"Smansaka, oiya ada apa si ngehubungi gue?" Tanya balik Dhea
"Gini ya gue sama yang lainnya mau tawur sama anak geng sebelah" Jawab Zidan
"Hubungannya sama gue apa?"
"Hubunganya? Karena lo masih jadi cewe gue" Tutur Zidan yang membuat Dhea tersipu
"Ih lo ih ga like gue ngerdus mulu" Dhea yang malu akhirnya hanya dapat memalingkan wajahnya
"Eh lih gua mau pulang takut bokap gue nyariin" Pamit Dhea kepada Zidan
"Yaudah ayok gue anter" Putus Zidan
"Woe bre gue anterin cewe gue dulu ye udah lama ga quality time nih" Pamit Zidan kepada teman temannya
"Yoi bre" Jawab temannya

~°~°~

Berbanding terbalik dengan Dhea yang bertemu dengan Zidan. Akbar masih setia menunggu kedatangan Dhea, waktu menunjukan pukul 11 malam. Restaurant sudah mau tutup namun Dhea tidak segera kembali.

AKBAR POV

Waktu menunjukkan sudah pukul 11 malam namun Dhea tidak segera pulang menemuinya.

'apa aku terlalu buruk dimata Dhea? Apa aku tidak pantas buat dia? apa aku terlalu cupu? Apa Dhea merasa malu jalan dengan ku? Mungkin iya sebaiknya aku menjauhi dia daripada aku membuat malu dia jika bersamaku, Dhea kamu kenapa meninggalkan aku disini' pikirku

Kuputuskan untuk pergi menjauh dan meninggalkan Restaurant itu lalu seketika aku geram dan memutuskan untuk tidak berkomunikasi dengan dia.

AKBAR POV END

Keesokan harinyaa....

~°~°~

Hai gua kambek nih eaaaa
Mau lanjut ga?
Bantu votment plis biar gua lanjut nulis
Ayo buruan baca siapa tau suka ea

Pokonya kudu votment oke? Mwah

-sekian terima upah-




DHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang