🏵dream🏵

4K 440 27
                                    

Lalisa mempunyai banyak pilihan dalam hidupnya yang dengan mudah tercapai. Layaknya menjentikkan jari, maka sesuatu akan berada di genggamannya.

Namun, karena hal itu Lisa tak memiliki mimpi seperti orang lain. Tak seperti orang lain yang menjalani hari dengan berusaha keras agar mimpi tercapai. Lalisa tak memiliki hal seperti itu.

Yang dipikirkannya adalah, bagaimana caranya ia menuruti setiap perintah dari sang ayah untuk menggantikan posisi sang ayah kelak.

Hingga disuatu hari, dipenghujung rasa lelah akan hidup yang dirasanya tak berarti. Ia bertemu Lee Taeyong, seseorang yang seumuran dengannya, seseorang yang memiliki mimpi seperti orang lain nya.

Lisa menyebut, Lee Taeyong memiliki mimpi yang begitu murahan, yaitu menjadi seorang idol. Karena pada dasarnya, semua orang di negara itu menginginkan hal yang sama setiap kali ia juga bertanya pada teman-teman nya.

"Mimpiku lebih baik dari pada seseorang yang tak memiliki mimpi."

Lisa tersinggung, ia merasa marah mendengarnya. Bahkan enggan untuk bertemu lagi dengan Taeyong setelah itu. Namun, hatinya tak dapat sinkron akan pikirannya yang ingin menjauh karena tersinggung. Ia justru ingin terus bertemu Taeyong.

Beberapa bulan kemudian Lisa justru mengikuti jejak Taeyong. Mengikuti sebuah audisi untuk menjadi seorang idol.

Lisa terlalu buta arah. Ia tak tahu apa yang ia lakukan selain mengejar Taeyong kendati hatinya yang tersinggung.

Ia tak mengetahui apapun untuk menjadi seorang idol. Bahkan saat audisi, ia hanya menari selama tiga menit, parahnya ia hanya mengingat gerakan singkat dari masa kecilnya saat sempat menari di festival sekolah. Hebatnya, ia diterima untuk menjadi trainee di agensi tersebut.

Trainee? Lisa bahkan tidak tahu jika ingin menjadi idol harus melewati masa-masa pelatihan yang begitu melelahkan.

Namun, hatinya terasa senang ketika melihat Taeyong berada disatu ruangan dengannya. Sama-sama di kelas Tari. Bedanya, Taeyong selalu diposisi depan, dan dirinya yang baru saja menjadi anak baru harus berada di barisan paling belakang.

Lisa hanya tau, dunia trainee begitu keras. Bahkan teman bisa menjadi lawan, namun Lisa tak memperdulikan apapun selain mencoba untuk mengikuti jejak Taeyong. Berusaha agar suatu saat dapat menari di sebelah Taeyong.

Hari itu tiba, dan Taeyong menyadari bahwa Lisa berdiri di sebelahnya untuk kelas tari.

Saat itu, selesai latihan. Taeyong menghampirinya dengan membawa sebotol air mineral.

"Apa sekarang kau terjun pada dunia murahan, Nona?" Ucapan Taeyong menarik sekilas atensi dari anak pelatihan lain yang masih berada didalam ruang latihan.

Lisa tersenyum tipis, tangan nya terulur untuk mengambil air mineral tersebut. "Terimakasih karena sudah menegurku," katanya dengan sedikit cibiran. Karena sejak awal, ia tahu, bahwa Taeyong menyadari kehadirannya. Namun justru memilih untuk diam dan fokus.

Taeyong kemudian mendekatkan diri, duduk di samping Lisa. Hal tersebut kembali menarik atensi anak pelatihan lain.

Lisa mengetahuinya. Ini dikarenakan Taeyong adalah salah satu trainee populer dan tertampan di agensi. Entah mengapa hal ini membuat Lisa merasa berbangga diri.

"Waktu makan siang, timku sedang berbincang tentang anak baru yang disebut seperti boneka hidup. Aku penasaran, jadi aku ikut timku untuk melihatnya, dan itu ternyata kau."

Lisa menoleh dengan sudut bibir yang tertarik kebawah. "Dan kau tidak menegurku."

Taeyong tergelak pelan sembari mengusap peluh di tulang pipinya.

Another Us || YonglisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang