1

7.8K 272 3
                                    

Clara Alivia Mahendra adalah gadis berparas cantik berusia 20 tahun. Ia harus menerima kekerasan yang diberikan oleh Ayah kandungnya sendiri. Berawal dari perginya sang Ibu dan ia harus melunasi hutang Ayahnya.

"Ibu Clara rindu." ia mengusap foto ibunya ditemani dengan air mata yang menetes.

"Clara!" suara Elno membuat Clara tersentak dan langsung menghapus air matanya. (Elno Mahendra adalah Ayah Clara) dan (Elina Mahendra adalah Ibu Clara).

"Ada apa Ayah?" tanya Clara yang mendekati Elno yang masih diambang pintu kamar Clara.

"Diluar ada orang yang menagih hutang, kamu harus bantu Ayah!" kata Elno dengan resah.
"Clara harus apa Ayah? Clara sudah tidak punya uang lagi." baru saja kemarin Clara memberikan uang gajinya selama 1 bulan untuk melunasi hutang Elno.

"Kau bilang saja Ayah tidak ada di rumah dan kau cukup ikuti semua kemauan mereka." kata Elno.

"Tapi bagaimana jik-"

"Tidak ada tapi-tapian! Kau mau Ayah mu ini mati?" kata Elno yang memotong ucapan Clara.

Clara hanya pasrah saat tubuhnya didorong oleh Elno untuk menghadapi para Renternir. Dengan yakin Clara membuka pintu dan menghadapi para rentenir.

"Dimana Elno?" tanya salah satu rentenir berkepala botak.
"Maaf Tuan, Ayah saya sedang tidak ada di rumah." jawab Clara sedikit bergetar.

"Kalau gitu bawa dia!" perintahnya kepada salah satu pria bertubuh besar.

"Lepaskan saya Tuan! Anda ingin membawa saya kemana?" Clara terus membrontak namun pandangannya hilang ketika pria itu membiusnya.

"Bawa dia."

Clara membuka matanya saat merasakan air dingin mengalir ditubuhnya karna ulah seseorang.

"Heh bangun!" pria itu menendang tubuh Clara.

"Aku di mana?" Clara memijat kepalanya yang terasa pusing.

"Cepat kau bersiap-siap, 30 menit aku akan menjemput mu!" perintah pria itu.

"Kau akan membawa ku kemana Tuan?" tanya Clara bingung.

"Kau cukup diam dan ikuti! kalau tidak Ayah mu akan mati!" pria itu meninggalkan Clara yang menangis karna takut.

Ayah ibu Clara takut - Batin Clara.

Clara mulai bangkit dan bergegas berganti baju yang berada di paper bag warna merah.

Pria yang memberikan paper bag tadi mengantarkan Clara kesebuah ruangan sangat mewah dan terdapat beberapa pengawal di sana.

"Ini gadisnya Tuan."

"Kau sangat cantik. Kira-kira berapa harga untuk dirimu?" kata bosnya yang akrab dengan nama Rolan.

"Maksud mu apa?" Clara mulai takut. Apakah dirinya akan dijual? Oh jangan sampai itu terjadi.

"Tenang sayang sebentar lagi kau akan mendapatkan uang untuk melunasi hutang ayah sialan mu itu." kata Rolan.

"Apa maksud mu? Kau ingin menjual ku?" tanya Clara hati-hati.

"Benar, rupanya bukan hanya cantik tapi kau juga pintar." kata Rolan tertawa mengejek wajah Clara yang ketakut.

"Aku akan menjual mu dengan harga 10 milyar. Yah, 10 milyar cukup untuk melunasi hutang Ayah mu." lanjutnya.

"TIDAK!" teriak Clara.

Bagaimana ini? Rasanya aku ingin mati saja - batin Clara.
"Aku akan membelinya."

"Tuan Alvin Jonathan Addison?"
Lelaki yang baru saja menawar Clara adalah Alvin Joanthan Addison, ketua Mafia paling kejam dan tak kenal kasihan dengan kekayaan dan ketampanan tiada duanya di dunia.

"Kau berani membayar berapa untuk gadis ini Tuan?" tanya Rolan sopan.

"50 milyar." Jawan Alvin dengan tenang.

"Hei! Kau fikir aku barang yang bisa di perjual belikan? Aku ini manusia!" cerocos Clara tidak terima saat dirinya ditawarkan.

"Kau memang barang yang dijual oleh ayah mu sendiri." jawab Rolan dengan senyum sinis.

"AYAH KU TIDAK SEPERTI ITU BODOH!" teriak Clara.

Plak.

Rolan menampar Clara membuat pipi gadis itu membiru.

"Diam dan ikuti perintah Tuan Alvin!" perintah Rolan.

"Bawa gadia itu dan berikan dia 50 milyar." perintah Alvin kepada James (Tangan kanan Alvin).

"Saya lakukan Tuan." James memberikan tas hitam berisi uang kepada Rolan.

Clara terus membrontak saat dirinya diseret oleh anak buah Alvin kedalam mobil mewah.

Apakah hidup ku akan berakhir? - batin Clara.

"Tu-tuan."

"Ku mohon lepaskan aku." pinta Clara dengan suara kecil yang masih terdengar oleh Alvin.

"Apa kau bilang? Melepaskan mu? Kau adalah barang 50 milyar ku. Jadi mana mungkin aku melepaskannya begitu saja." jawab Alvin tanpa menoleh ke arah Clara.

"Aku akan mengganti uang mu Tuan." mungkin Clara sudah gila, bagaimana bisa membayar uang sebanyak itu?

"Harga dirimu saja tidak cukup untuk menggantikan uang ku." kata Alvin yang disusul oleh terbukannya pintu mobil pertanda bahwa mereka sudah sampai di sebuah mansion yang sangat luas dan besar.

"Saya mohon Tu-" ucapnya terpotong ketika ia diseret oleh anak buah Alvin dan mengurungnya dikamar mewah.

"Aku akan melepaska mu saat kau sudah menjadi mayat."

The President Mafia (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang