2

4.9K 211 1
                                    

Clara membuka matanya saat sinar matahari sudah terlihat. Sebuah kamar yang berukuran besar dan mewah. Clara baru ingat sekarang ia adalah barang Mafia kejam itu.

Clara bangun berniat untuk mandi. "Kalau aku mandi aku akan memakai apa?" jadi ia memutuskan untuk keluar kamar.
"Nona anda ingin kemana?" kata James seraya mendekati Clara yang sedang menuruni tangga.

"Aku hanya ingin berkeliling-" Clara bingung Harus memanggil James apa karna ia memang tidak tahu nama pria yang di depannya.

"James, anda bisa memanggil saya James Nona." jawab James ketika ia tahu Clara bingung untuk memangginya apa.

"Ah ya James aku hanya ingin berkeliling di mansion ini saja." kata Clara.

"Lebih baik kau kembali sebelum Tuan Alvin tau dia akan marah." kata James memperingati Clara.

"Aku han-"

"Kembali ke kamar mu!" James dan Clara menengok ke sumber suara.

"Ku peringati kau jangan sesekali mencoba kabur karna percuma aku akan menemukan mu." kata Alvin mendekati Clara sehingga membuat gadis itu mundur.

"Apa mau mu?" tanya Clara getar.

"Aku membenci mu!" jawab Alvin.

"Kenapa kau membenci ku? Aku tidak kenal dengan mu." Clara masih mundur.

"Karena kau adalah anak dari bajingan itu!" jawab Alvin menatap Clara dalam.

"Kenapa kau membenci Ayah ku?" Clara terus mundur hingga tanpa sadar ia terpleset membuat dirinya terjatuh dari tangga.

"Shhh.. " Clara memegang dahinya yang berdarah, ia mencoba bangun melawan rasa sakitnya namun warna gelap menyelimutinya hingga ia jatuh pingsan.

Alvin? Pria itu hanya diam menatap datar. Sebenarnya ada sedikit rasa sakit melihat Clara kesakitan tapi egonya lebih menguasainya.

Alvin menggendong tubuh Clara ala bridal style ke kamar.

"Panggilkan Dokter." perintah Alvin tanpa menghentikan langkahnya.

"Laksanakan Tuan." jawab James sopan.

Menyusahkan - batin Alvin.

Alvin meletakan tubuh mungil Clara diranjang king size. Dan membiarkan Dokter untuk memeriksanya.

"Bagaimana?" tanya Alvin datar.

"Tidak ada yang serius, dia hanya syok saja. Makannya pingsan." kata Dokter itu.

Alvin tidak merespon, dia hanya menganggukan kepalanya dan menyuruh Dokter itu keluar.

"Kau sungguh menyusahkan." Alvin duduk di tepi ranjang.

"Baru sehari tinggal di sini saja tubuh ku sudah sakit semua." gerutu Clara saat sadar.

"Ku peringati kau untuk berhati-hati!" kata Alvin.

"Kenapa kau perduli dengan ku? Kau harusnya biarkan saja aku mati!" jawab Clara ketus.

Aku akan membuat mu mati namun tidak sekarang! - batin Alvin.
"Aku tidak ingin barang 50 milyar ku hilang karna aku belum bermain dengannya." jawab Alvin dengan sinis.

"Apa yang kau ingin kan dari ku?" tanya Clara.

"Tangis dan jeritan kesakitan mu." Alvin mendekati wajah Clara.

"Kalau begitu lakukan sekarang dan kau bisa melepaskan ku." kata Clara menantang.

"Baiklah kau ingin ku lakukan sekarang?" Alvin mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya.

Clara mulai bergetar saat Alvin mendekatkan pisaunya ke arah lengan Clara.

"Kau tahu? Aku sangat pandai dalam menggambar, apa lagi menggunakan pisau. Kau mau aku menggambar apa?" Alvin mengeluarkan jiwa Psychopath.

"Ka-kau mau apa?" Clara merasa sangat takut.

"Kau yang meminta sayang." kata Alvin dengan nada mengerikan.

Clara menjerit kesakitan saat Alvin mulai berkarya ditangan mulus Clara. Alvin dengan tekun membuat karyannya tanpa memperdulikan jeritan Clara.

"Sakit hentikan hiks aku mohon hiks ini sakit." Clara terus memohom agar Alvin menghentikan aksinya, namun seakan tidak dengar Alvin malah menekankan pisaunya lebih dalam lagi.

"Aku mohon akh ini sangat sakit. Kau bastrad aku benci pada mu akh."

"Aku mohon cukup ini sangat sakit." suara Clara melemah.

Bagi Alvin jeritan kesakitan adalah alunan musik yang sangat indah dan menyenangkan. Alvin suka itu. Ia melihat hasil karyanya dilengan Clara yang bertulisan MAFIA disertai darah yang mengalir.

"Kenapa kau tega melakukan ini?" setelah mengucapkan itu pandangannya hitam.

Alvin mendengus kasar melihat Clara pingsan.

"Kenapa kau suka sekali pingsan?" pria itu meninggalkan Clara yang berselimut darah.

"Urus dia."

James merasa kasihan kepada Clara namum ia bersyukur karna Alvin tidak membunuhnya. Selama bekerja bersama Alvin baru kali ini melihat Alvin memperlakukan seorang wanita ralat gadis seperti ini, biasanya ia akan mengurung wanita di ruangan bawah tanah dan langsung dibunuh dengan keji.

"Shh.. Sakit.. " lirih Clara.

Disisi lain Alvin memegang dadanya yang terasa nyerih.

"Hati sialan kenapa hati ku sakit!" gumang Alvin.

The President Mafia (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang