Mentari pagi tak pernah menjelaskan bagaimana ia tampak nan indah. Yang ku tau ia selalu bisa membuat setiap mata takjub akan pesona sinarnya
🌸Mahkota Kelabu🌸
__________________________
🌸🌸🌸
Begitu pula dengan gadis berparas cantik yang selalu berhasil membuat mata menetap, bagi setiap yang memandang.Gaitsha Zahira Syaffa, gadis manja nan ayu kesayangan umi dan abi, sekaligus gadis polos dan cuek bagi setiap orang yang baru menjumpainya. Panggil saja dia sasya. Dia adalah siswi kelas 12 yang bersekolah di SMA Mekar Jaya.
**pukul 06.10
"Sarapan dulu sayang, nanti perutmu sakit lagi" sapa umi dengan tekanan di setiap katanya
"Kayanya ngga ada waktu lagi deh mi, ini udah siang" jawab sasya sambil memakai kaos kaki.
"YaAllah nak, makan 3 suap dan buka mulut mu" perintah umi
(Sasya hanya tersenyum sembari menuruti perintah sang umi)"Ayo sasya ini sudah siang, ada yang harus abi kerjakan" panggil abi dari luar
"Iya bi ini udah ko, ayo berangkat" jawab sasya sambil menghampiri abinya.
🌸🌸🌸
Di SekolahMasih sama seperti biasanya, baru beberapa orang yang nampak hadir disekolah pagi ini dan seperti biasa juga lelaki yang selalu menjadi kekagumannya dari awal masuk SMA hadir awal. Ia mereka sekelas dan selalu acuh tak acuh setiap bertemu. Bukan sombong, hanya saja mungkin lebih baik begitu.
Ghaffar Abrisam lelaki dingin, berwajah tampan dengan tubuh tinggi, berkulit putih, dan dengan segala kesempurnaan paras yang Allah titipkan untuknya.
🌸🌸🌸
Di kelas"Sya, tumben lo dateng siang? Biasanya udah nangkring aja di tempat duduk lo" tegur eliza sahabat si Telmi sasya
"Paan si lo, ini masih pagi dodong. Elo nya aja yang mimpi apa dateng sepagi ini" sindir sasya
"Iye-iye emang ngga pernah bener seorang iza dimata sasya" jawab eliza dengan tawa yang di ikuti tawa oleh sasya
🌸🌸🌸
Di kantin"Ehh gaes, tadinya gue ngga mau makan tapi ni perut emang ngga pernah bisa buat diajak kompromi, hemat dikit gitu" kata tina sahabat sasya yang lumayan pekaan
"Elah na, lo sama perut aja pelit banget sumpah. Udah sono pesen, gue yang bayar" jawab iza dengan wajah datarnya
"Emang ya si iza tu yang paling ngerti, udah sya pesen semua makanan biar kenyang" jawab tina yang mengundang tawa sasya karena tingkah konyol kedua sahabatnya ini.
Mereka duduk di kantin bu iin, yang merupakan kantin langganan mereka.
"Gue sama anak-anak boleh gabung?"tanya ghaffar dengan wajah dinginnya, yang membuat kaget tiga serangkai ketika sedang menunggu makanan mereka.
"Sok duduk we, bangkunya juga bukan punya kita"jawab tina dengan keramahannya
Jangan lupa dengan ekspresi sasya yang entah itu harus bingung atau senang. ya jelas saja, bagaimana tidak? Jika lelaki yang ia kagumi sekarang duduk tepat di depan matanya sambil celengak-celengok mengintari sekitar.
"Kapan ni kelas kita liburan bareng? kepantai gitu, seru kali ya." Ghaffar memecahkan keheningan
"Iya boleh tu, seru kayanya. Kuylah minggu ini, ntah gue sama ghaffar yang bakalan koordinir" jawab zahra yang juga ikut bergabung dimeja kami
"Boleh tu, ntar kita bertiga ikut deh bantuin"timprung iza yang mengundang tatapan sadis dari tina
"Apaan si lo, ngga mau. Gue sama sasya sibuk, lo aja sono bertiga" jawab tina yang lebih peka dengan sasya.
(Bagaimana tidak, jika dimana ada ghaffar disana ada zahra, kaya pengawal yang TAKUT tuannya ILANG.)"Udah ah makan, noh udah sampe makanannya" sela sasya takut sahabatnya itu berdebat lagi.
🌸🌸🌸
PulangSasya masih menunggu di depan gerbang sekolah, karena sosok abi yang ia tunggu belum juga muncul. Sedangkan dia sudah menunggu 20 menit dengan kondisi sekolah yang mulai sepi.
"Lo belum pulang sya?" Tanya ghaffar yang ntah datang dari mana, sehingga membuat sasya kaget dan memundurkan langkahnya dengan sedikit jarak dengan selokan, untung saja ghaffar dengan sigap menarik sasya
"Ngagetin aja loo far, kalo gue jatoh lo mau tanggung jawab gitu?"ketus sasya, Ntah nyali dari mana sehingga dia berani menepis tangan ghaffar.
"Elah bocah, bukannya makasih udah ditololongin" jawab ghaffar
"Iye maaf, makasih udah nolongin. Ngga tau ni abi belum jemput juga" jawab sasya dengan kepanikannya
"Yaudah gue tungguin, ntar lo diculik. Kasian penggemarlo kehilanggan penyegar matanya" sahut ghaffar yang memang benar adanya, sasya adalah idola setiap kaum laki-laki
"Dihh,,"belum sempat sasya menjawab ayahnya sudah dulu tiba, "dan gue berharap elo termasuk salah satu dari mereka" batin sasya
Sasya menoleh kearah ghaffar dan masih setia menunggunya
"Udah sana" dengan wajah dinginnya yang mengintimidasi, terlihat menakutkan, Namun cukup membuat sasya senyum-senyum sendiri dengan tingkah lelaki itu hari ini.🌸Terimakasih untuk waktunya🌸
______________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Kelabu
Novela JuvenilKata orang, ketika kamu jatuh cinta diumur 16 tahun itu akan berdampak pada hidupmu. Nampaknya tidak bagi gadis polos yang satu ini, karena dia hanya salah satu sosok pejuang dunia imajinasi. Ketika dia berusaha menjadi sosok Fatimah yang diam-diam...