Part 4

123 9 0
                                    

Perihal keluhmu, mungkin ada beberapa hal yang memang tidak perlu diumbar. Cukup kamu dan pemilik hati yang mengerti, sebab tidak semua mata yang membaca, sepaham dengan kata yang kau tulis.

🌸Mahkota Kelabu🌸
___________________________

🌸🌸🌸
Hari tetap berjalan seperti biasanya, begitupun dengan sasya. Dia terlalu mahir menyembunyikan lukanya, mungkin banyak keluh yang ingin ia utarakan namun urung, karena rasanya percuma.

"Selamat pagi sahabat surgaku" sapa sasya dengan senyum merekahnya

"Assalamu'alaikum sahabat surgaku" jawab tina dengan senyumnya juga. Sasya memang belum sesyar'i tina, namun sasya cukup mengerti tentang agamanya, dia hanya belum memiliki keberanian yang cukup untuk mengubah penampilannya.

"Hehehe, wa'alaikumussalam sayang" jawab sasya dan iza serentak

Sahabat adalah segalanya bagi sasya, mungkin dia belum pernah mengangis karena lelaki. Namun jika sudah menyangkut tentang persahabatan, air matanya akan terjun bebas layaknya air hujan.

"Tolong katakan, semuanya akan baik-baik saja" ucapan itu keluar secara tiba-tiba dengan sangat lirih dari bibir manis sasya

"Sasya kenapa?" Tanya iza khawatir

"Gue hanya butuh kata-kata itu" ucapnya mulai berkaca-kaca

"Selepas apapun yang terjadi, semuanya akan kembali membaik. Percayakan semuanya pada pemilik setiap hati sya. Kita ada di sini buat sasya." Jawab tina, yang langsung mendapat pelukan dari sasya. Dia lelah, dia hanya butuh dukungan sahabat-sahabatnya saat ini.

"Aku lebih baik sekarang" jawab sasya yang membuat sahabatnya tersenyum

Mungkin teman-temannya juga kaget, namun mereka tidak bertanya lebih, bukannya tidak peduli. Mereka meyakini sasya lebih butuh mereka dari pada hamburan pertanyaan.

"Sya, lo dipanggil bu ferlia noh. Ditunggu di kantin katanya." Kata soffi

"Lah, kenapa fi?" Tanya sasya

"Kurang tau gue, samperin aja sya" jawab soffi lagi

Diperjalanan menuju kantin, sasya tidak sengaja berpas-pasan dengan ghaffar, ia ingin berputar arah saja rasanya, namun urung karena lelaki itu telah melihatnya.

"Ko sendiri sya?" Tanya ghaffar

"Iya ni, dipanggil bu ferliana kata soffi

"Yaudah sya barengan, gue juga dipanggil soalnya" semangat ghaffar, seolah kemarin tidak terjadi apa-apa. Sasya hanya tersenyum, dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Mungkin lebih baik berjarak, dari pada dekat namun canggung." Batin sasya berkata

🌸🌸🌸

"Nantikan ada acara perpisahan untuk kelas 12, jadi ibu ingin kalian berdua mengisi acaranya mewakili kelas kalian. Kalian hanya perlu bernyanyi. Perihal lagu, itu dibebaskan. ibu hanya ingin kalian ikut berpartisipasi" jelas ibu ferliana

"Tapi bu, sepertinya saya tidak bisa" tolak sasya yang membuat ghaffar kaget

"Loh kenapa sasya?" Tanya ibu ferliana, yang seolah mewakili isi kepala ghaffar

"Saya demam panggung bu" jawab sasya mencari alibi

"Tidak sasya, kalian akan tetap mewakili kelas kalian" putus bu ferliana yang tidak bisa lagi sasya tolak

"Mengapa aku harus terjebak dalam kondisi ambigu ini lagi"batin sasya mengeluh. Pasalnya dia benar-benar ingin berdamai dengan hatinya dulu, namun apa daya ketika Allah merencanakan yang lain.

🌸🌸🌸
Di perjalanan pulang

"Pulang bareng siapa sya?" Tanya ghaffar

"Aku, eh gue mksutnya. Ntar dijemput abi" jawab sasya yang sedikit tak acuh

"Pake aku juga ngga papa ko sya" jawab ghaffar sambil tersenyum

Degg..

"Kenapa lagi sih ni anak" batin sasya mengeluh kembali. Dia benar-benar tidak ingin dipermainkan oleh keadaan lagi.

"Gue duluan far" jawab sasya yang sedikit terburu

"Bareng gue mau sya?" Tanya ghaffar yang sedikit ragu, sambil mengejar langkah sasya

"Kemarin aja lo sama cewek" ucapnya reflek

"Apa sya?" Kaget ghaffar

"Engga, eh itu, ehh ngga deh salah" jawab sasya terbata

"Kemarin gue sama gita anak kelas sebelah, kita tetanggan. Dia ngga ada yang jemput jadi sekalian bareng." Jelas ghaffar yang membuat sasya ingin tersenyum namun gengsi, dia juga masih kesal. Kenapa dia harus sebegitu cemburunya melihat lelaki ini berboncengan dengan gadis lain.

"Ngga tetanggan juga ngga ada urusannya sama gue" jawab sasya yang membuat tangannya reflek menutup mulut

"Ko gemes sih kalo lagi cemburu" goda ghaffar dengan senyumnya yang amat, sangat manis.

"Apaan sih far" jawab sasya dengan pipinya yang memerah, diikuti langkah kaki yang mulai menjauh

"Jadi bareng ga?" Tanya ghaffar sekali lagi

"Halalin dulu kalo mau bareng" ceplos sasya, yang membuat dirinya geli sendiri dengan jawaban itu.

"Do'ain biar dipermudah" goda ghaffar

"Udah ah, serah!" Jawab sasya yang meninggalkan ghaffar. Keadaan ini tidak baik untuk kondisi jantungnya, bisa-bisa dia terkena serangan jantung di usia muda.

"Aamiinin jangan?" Teriak ghaffar yang membuat sasya tersenyum dan mengamini ucapannya, diikuti posisi tubuh yang membelakangi lelaki itu.

🌸🌸
Begitulah wanita, kota dengan cuaca yang berubah-ubah. Terkadang dia hanya membutuhkan pematah sebagai penyembuh hatinya yang dibuat gundah gulana~

🌸Terimakasih untuk waktunya🌸
______________________________

Mahkota KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang