∅3

1.6K 136 2
                                    

At Mark Lee's house

"Selamat datang, tuan" seorang maid menyambut kedatangan Mark dan teman-temannya demgan membungkuk. Mark hanya mengangguk. Jaemin seperti biasa, menampilkan wajah tanpa ekspresi. Ketujuh lelaki itu berjalan santai menuju kamar Mark di lantai 3 rumahnya

Sesampai di kamar, Mark mengunci pintunya dan mengaktifkan sensor pelindung dan pengedap suara, sehingga suara di dalam kamarnya tidak akan terdengar, namun mereka bisa mendengar keadaan diluar. Mark menekan sebuah tombol rahasia di balik rak bukunya yg langsung mengarah pada sebuah ruangan rahasia

"Renjun masuk!" perintah Jaemin dingin. Renjun mengangguk lalu memasuki ruangan besar itu. Mereka bertujuh masuk satu persatu. Terakhir adalah Mark yg sekalian mengaktifkan sensor pelindung ruangan, agar tidak ada yg bisa mendekati ruangan itu.

Mereka bertujuh duduk berjajar di samping sebuah meja panjang yg ada di ruangan itu

"Perkenalan anggota baru. Renjun, perkenalkan dirimu. Juga tentang kemampuan mu." titah Jaemin. Tangan lelaki Na itu terlipat didepan dadanya

Renjun berdiri dari duduknya, "Huang Renjun, dari Jinlin. Lahir 13 Maret 20xx. Kemampuan menyamar, menembak jarak jauh, insting tajam, terlalu peka pada sekitar" terangnya

"Tentang dirimu sendiri belum benar-benar kau sebutkan" Jeno berkomentar. Renjun mengerutkan kening, ia tak paham

"Maksud Jeno hyung adalah tentang silsilah keluargamu, hyung" sambung Jisung

"Tidak ada yg tau. Bahkan akupun tidak tahu. Aku hanyalah anak angkat keluarga Zhong."

"Lalu darimana marga Huang mu itu?" Jaemin menyelidik. Tatapan matanya tampak tajam

"Aku yg membuatnya sebelum bertemu keluarga Zhong beberapa tahun lalu" jawab Renjun datar

Jaemin ikut berdiri, mentap curiga pada Renjun. Pemuda itu menipiskan jarak antara diri nya dengan Renjun sejauh 3 meter. Jaemin mengeluarkan pistol dengan peredam suara dari balik pinggangnya, dan membidik Renjun. Mata pemuda Huang itu melotot kaget. Bukan hanya Renjun, anggota lainnya pun ikut melotot

"Jae—" Haechan memberanikan diri bersuara, sebelum bibirnya di bungkam oleh Mark dengan tatapan seolah berkata 'diamlah'

Jaemin menyeringai. Seringaiannya menyeramkan. Netra coklat nya menatap obsidian kelam Renjun dengan tajam dan menyiratkan peringatan

"Introduce yourself. A truth of yourself. Jangan buat Jaemin marah" ucap Mark

"Tapi itu kenyataannya, Mark hyung..." wajah Renjun memelas menatap Mark, lalu berganti menatap manik coklat Jaemin, namun Jaemin masih pada posisi awalnya. Tetap menyeringai. Jarinya bergerak menarik pelatuk pada pistolnya. Renjun pasrah jika ini adalah ajalnya

Dor!!

Jaemin memang melepaskan pelurunya ke arah Renjun, namun dirinya tdk benar-benar mengarahkan bidikan nya pada pemuda China itu. Ia mengarahkannya 5cm di samping kepala Renjun. Peluru itu melesat tepat diatas telinga Renjun, membuat anak itu bergetar karena rasa takut menjalari tubuhnya

"Darimana kau mempelajari cara menembak?" tanya Haechan

"Chenle mengajari ku"

"Kau benar-benar niat membuatnya masuk dalam kelompok ini ya, Chenle-ssi?" tanya Jeno datar. Yang ditanya hanya tersenyum.

"Tunjukkan kemampuan mu padaku." titah Jaemin pada Renjun. Renjun mengangguk. Ia mengambil alih pistol Jaemin.

"P-pistolmu terlalu berat, Jaemin" ujarnya

Jaemin memutar bola matanya. Ia lalu berjalan ke salah satu dinding dan menarik salah satu tuas, membuat sisi lain dinding itu terbuka dan menampilkan berbagai macam jenis senjata api miliknya.

"Pilih sesukamu" ujar Jaemin. Suaranya berat dan mengerikan

Renjun mengangguk. Lalu ia berjalan mendekat pada dinding itu. Mata Renjun terpaku pada salah satu pistol berwarna putih dan memiliki aksen bunga mawar. Renjun mengambil pistol itu. Pistol itu ringan, namun kuat dan tahan banting.

"Crystal 730. Pistol favorit Jaemin, serta salah satu koleksi kesayangan nya" gumam Jeno pelan, namun masih bisa didengar oleh semuanya. Wajah Renjun berubah. Ia merasa tidak enak karena memilih salah satu barang berharga milik Jaemin. Jaemin yg melihat perubahan air muka Renjun pun membuka suara

"Sssttt... Biarkan saja ia pakai" suara Jaemin mengizinkan Renjun. Wajahnya kini tersenyum lembut, "tembak aku" lanjutnya

Sontak seluruh teman-teman nya membelalak kaget. Semua menatapnya seolah Jaemin adalah orang paling gila di dunia

"Bercanda bodoh" jawab Jaemin membalas tatapan teman-teman nya itu. Mereka hanya menghela nafas lega

"Hyung... Bisakah kalau bercanda, raut wajahmu tak seserius itu huh?!" geram Jisung yg diangguki Chenle.

"Wajahmu selalu menampakkan wajah serius, bahkan saat bercanda. Jangan seperti itu. Jika kau seperti ini pada org yg tidak terlalu mengenalmu, mungkin ia akan benar-benar membunuhmu hyung" tandas Chenle. Jaemin terkekeh pelan di tempatnya

"Wajahku memang selalu serius" balas Jaemin santai

"Benarkah? Termasuk saat kau membujuk Mark hyung untuk menyamar sebagai seorang pelayan hanya demi memasukkan obat bius untuk Kim Jungwoo?" alis Haechan terangkat

"Yak! Jangan membahas itu!!" peringat Jaemin

"Huh? Memang apa yg ia lakukan?" pancing Jisung.

"Yak Jisung-ah!! Jangan mulai!!"

"Oh kalian harus lihat Jaemin melakukan aegyo! Tapi bisa ku jamin kalian akan merasa geli sampai tertawa terbahak-bahak!" Haechan seolah mengabaikan Jaemin, ia mulai mengeluarkan hpnya dan membuka galeri hpnya, hanya untuk menunjukkan foto imut Jaemin

"Kau berani membukanya, maka aku takkan segan-segan untuk melubangi kepalamu, Lee Donghyuck" ancam Jaemin. Ia menempelkan pistol tepat pada kepala Haechan, membuat anak lelaki berkulit tan itu diam dan memasukkan kembali hpnya ke saku seragamnya

"Jaemin hyung benar-benar berbahaya. Ia takkan segan membunuh siapapun yg menurutnya pantas mati saat itu juga." peringat Jisung pada Renjun. Renjun hanya mengangguk takut. Aneh, harusnya ia tidak takut lagi karena Chenle sudah memperingati nya tentang pemuda Na itu. Tapi tetap saja Renjun merasa takut

"Kelinci masuk ke sarang serigala, takkan mudah baginya untuk lari." ucap Jaemin lantang. Ia berjalan memutari seluruh anggotanya. Semuanya menunduk, kecuali Renjun yg tidak mengerti apa-apa.

"Tundukkan kepalamu bodoh" sambar Chenle berbisik sambil menekan kepala Renjun yg berada di sebelahnya

"Aku gege mu Zhong Chenle!" Renjun sedikit menggeram

"Kalian berdua diamlah, atau kalian lebih memilih untuk menjadi beef bagi para anjing penjaga?" tanya Jaemin menyindir Chenle dan Renjun. Keduanya menelan ludah

"Hei Huang Renjun." panggil Jaemin. Renjun masih bergeming. Takut. "Angkat kepalamu manis" lanjutnya. Teman-teman nya tak ada yg kaget. Well, mereka tau bahwa Jaemin memang seperti itu, namun dia tidak belok. Gatau kalo nanti

"Besok temui aku di rumahku. Tanyakan alamatnya pada Chenle. Hanya kau, Huang Renjun" tegas Jaemin

Renjun mengangguk cepat. Jaemin tersenyum. "Bubar"finalnya

——•——

At Jaemin's house

"Na, akan kau apakan Renjun?" Jeno menatap Jaemin polos. Yang ditanya pun menoleh padanya sambil melepas kemeja seragamnya

"Hanya mengajarinya cara bersenang-senang" jawab Jaemin. Jeno mengernyit, "Sudahlah. Nanti kau juga akan tahu" Jaemin menyeringai menyeramkan.

Selepas berganti pakaian, mereka melanjutkan menyelesaikan tugas sekolah mereka, dan 'tugas' lainnya...

——•——

TBC

Big Boss Mafia ; JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang