Jaemin pergi ke belakang sebuah gedung kampus yang terbengkalai sambil membawa dua buah bungkusan kecil ditemani Renjun. Ia menunggu dengan tidak sabar, sampai seseorang akhirnya mendekatinya. Di tangannya ia membawa tiga buah amplop coklat berisi uang. Terjadi transaksi gelap antar mereka, dan Renjun menyaksikannya
Setelah orang tadi menjauh pergi, Jaemin menempelkan pistol pada kening Renjun
"Tutup mulut atau ini akan melubangi kepalamu. Kau bagian blackblitz. Ingat itu. Mengkhianati kelompokmu sama dengan mengkhianati keluarga Zhong" ujar Jaemin penuh ancaman. Renjun mengangguk cepat. Jaemin tersenyum di sudut kiri bibirnya, lalu meletakkan pistol itu di balik seragamnya. Ia merangkul Renjun dan membawa lelaki mungil itu kembali ke sekolah
--•--
Jeno celingukan mencari Jaemin. Kemana anak itu? Sebentar lagi jam pelajaran dimulai. Dasar Jaemin bodoh, batin Jeno. Semenit setelah bel berbunyi, Jaemin masuk ke kelasnya bersama Renjun. Bisa dibilang Renjun anak baru, jadi ia takkan dimarahi oleh guru
"Maaf pak, saya habis menolong Renjun tadi saat jatuh terserempet motor" kilah Jaemin. Renjun mengangguk mengiyakan kata Jaemin. Ia memegang lututnya, seolah ada luka di sana
"Ah begitu? Kau tidak apa nak? Baik lah duduk saja, nanti istirahat perkenalan nya. Jaemin, antar dia ke mejanya" ujar sang guru tenang. Renjun dan Jaemin mengangguk. Jaemin mengantar Renjun ke kursinya, lalu kembali ke mejanya
"Mengantar pesanan?" tanya Jeno singkat. Jaemin hanya mengangguk tenang. Jeno menepuk pundak Jaemin pelan. "Tidak ada yang curiga? Pistol mu?" lelaki Lee disamping nya membuat Jaemin jengah
Jaemin merotasi kan bola matanya, lalu menatap Jeno tajam. "Santai saja Lee Jeno, semua aman oke?" ujarnya setajam mata elang nya. Jeno hanya tersenyum miris. "Hanya takut kau ketauan bodoh" cibir Jeno. "Tidak akan" final Jaemin
--•--
Chenle dan Jisung sedang berjalan menuju lapangan untuk melihat latihan anggota cheerleader sekolah. Namun mereka di hadang oleh sosok tinggi nan bongsor bersama dua anteknya. Terkenal sebagai adik kelas songong, Jisung dan Chenle tidak takut pada senior mereka. Kedua anak itu tetap lanjut berjalan seolah didepan mereka hanya ada angin
"Eittss! Mau kemana kalian hah?" suaranya menggelegar. Namun dua bocah laknat ini tidak takut. Chenle merotasi kan bola mata
"Minggir, Lucas. Kami tidak ada masalah denganmu" smirk nya terkembang, membuat lelaki yg dipanggil nya Lucas itu geram
"Berani sekali dia memanggil ku tanpa embel-embel hyung atau Sunbae. Benar-benar kurang ajar" Lucas berbicara pada Xiaojun dan Nagyung, dua anteknya itu. Chenle memutar bola matanya malas.
"Tidak ada gunanya aku melakukan itu" desis Chenle. Jisung hanya diam, tak berani ikut bicara
"Aih anak ini benar-ben -"
"Hentikan!" Xiaojun sudah hampir melepaskan tinjunya pada Chenle jika saja Jisung tidak bicara saat itu. Xiaojun berdecak malas. "Kami tidak mengganggu kalian, jadi kalian jangan ganggu kami!" bentak Jisung
Chenle yang menyaksikan Jisung membentak 3 senior troublemaker sekolah hanya bisa kagum dalam hati. Jisungnya sudah berani dan tidak polos lagi. "Chenle-ya, ayo" Jisung berjalan di depan Chenle, menabrak bahu Lucas dengan sengaja. Chenle mengembangkan smirk nya lagi, merasa menang.
--•--
Jaemin, Renjun, dan Jeno berjalan menuju kelas Mark di lantai teratas gedung. Maklum, kelas 3 SMA letaknya paling atas. Jaemin berjalan sendiri di belakang sambil memainkan hpnya dan tak menyadari seorang gadis menabraknya tanpa sengaja. Menyebabkan hpnya jatuh terbanting ke lantai

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss Mafia ; Jaemin
Fiksi PenggemarNa Jaemin, seorang anak SMA yg menjadi bos mafia terbesar. Apa kalian percaya?