∅1

5.5K 303 16
                                    

Seorang lelaki bersurai coklat tengah mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana ia bisa sebodoh itu melupakan dimana ia meletakan berkas penting milik keluarganya? Benar-benar bodoh!

"Arghh!! Bagaimana aku bisa lupa meletakan benda penting itu?!"

Kembali mengacak rambutnya frustasi, membuat saudaranya kasihan

"Na, coba ingat lebih jelas terakhir kau memegang surat itu"

"Jeno, kalau aku ingat dimana aku meletakkan benda itu, aku tidak akan jadi segila sekarang!" racaunya

"Dasar bodoh. Lalu apa yg akan kau lakukan sekarang?"

Pemuda yg dipanggil Jeno dengan sebutan Na itu berfikir. Matanya tiba-tiba berubah menjadi tajam

"Back up!!!! Cetak back up nya!!" suruhnya dengan tegas. Jeno mengangguk di depan komputernya dan segera mencetak back up surat itu.

"Jaemin... Apa benar yg ini?" tanya Jeno ragu seraya menunjuk berkas di komputernya. Jaemin bergegas menghampiri meja Jeno. Lelaki itu mengangguk tergesa

"Cepat. Aku butuh datanya. Aku harus menyusun ulang semua ini!" Jeno mengangguk mendengar saudaranya

Na Jaemin dan Lee Jeno. Dua lelaki bersaudara, namun berbeda marga. Lee Jeno yg iasuh oleh keluarga Na, dan diangkat menjadi sekretaris pribadi Jaemin dalam menjalankan bisnis keluarganya. Sementara Na Jaemin, sang anak tunggal yg ditinggalkan ketika baru menginjak SMP, dan kini sudah sukses menjadi seorang bos mafia besar.

Namun keberadaan tentangnya seolah transparan. Tidak ada yg tahu bagaimana pekerjaannya yg selama ini selalu tertutup. Bahkan sahabat-sahabatnya sekalipun

Pertanyaannya, surat apa yg Jaemin cari sampai hampir gila? Surat itu berisi data tentang kelompok mafia musuh yg sedang menjadi buron bagi kelompok Jaemin. Karena gencarnya kelompok musuh dalam berupaya menjatuhkan kelompok Jaemin, membuat anak itu mau tidak mau turun tangan sendiri menghadapi kelompok musuhnya itu.

Jeno selesai mencetak data back up dari komputernya. Oh ralat, data dari komputer kelompok musuh.

"Bagus Lee Jeno. Akan aku berikan kau gaji nanti" Jaemin membolak-balik hasil cetakan yg Jeno berikan. Sampai...

"Jeno, apa printermu rusak? Mengapa ada glitch disini?" tunjuk Jaemin pada salah satu bagian yg rusak dari cetakan nya

Jeno melirik kertas di tangan saudaranya itu, "Tidak. Aku baru memperbaiki printer ini kemarin. Tidak mungkin rusak"

Jaemin menatap bingung pada hasil cetakan itu. Matanya menyipit, "Kim... Doyoung...? Doyoung? Anggota baru mereka??" Jaemin membaca tulisan rusak itu. Tulisan rusak itu rupanya adalah sebuah nama. Tersamarkan oleh beberapa simbol yg menimpa nama itu

Jeno mengerutkan keningnya. "Doyoung? Aku belum pernah kenal dia. Sebentar, aku akan lihat kembali bagan organisasi mereka"

Jeno kembali duduk di kursinya dan menyadap data tentang kelompok mafia musuh. Tangannya bergerak lincah menekan keyboard didepannya. Tak lama, ia menemukan data tentang Kim Doyoung ini

"Nama, Kim Doyoung. Berusia 25 tahun. Lahir di sebuah kota kecil yg tak disebutkan dimana. Ia bergabung sejak 2 hari lalu. Kemampuannya adalah menembak jarak dekat"

Jeno berhenti untuk menarik napas. Soalnya selama ia membaca data tentang Doyoung, ia membacanya dgn sekali tarikan napas

"Hanya itu?" tanya Jaemin. Alisnya terangkat sebelah. Jeno mengangguk mengiyakan. Jaemin kembali membalik data-data kelompok musuh

"Hmm... Sepertinya ada yg aneh" Jeno mengusap dagunya. Perkataannya membuat Jaemin penasaran. "Ada apa?"

"Jika hanya kemampuan menembak jarak dekat saja, ia tidak mungkin diberi pangkat ini" lanjut Jeno sambil menunjuk pin yg tersemat pada jas Doyoung. Di foto itu, terlihat sebuah pin berpangkat kapten. Jaemin mengangkat kedua bahunya

"Hanya pangkat kapten. Mungkin dia termasuk salah satu penembak terbaik Eagle? Sudahlah abaikan saja" Jaemin kembali duduk di kursinya. Ia terlihat mencatat sesuatu

"Na, kau tahu bagaimana ketatnya seorang Lee Taeyong kan? Kau lupa pada Yuta yg juga seorang kapten hanya mendapat bagian sebagai penembak, bahkan hanya sebagai 'panglima' saja. Aku rasa ada yg ditutupi oleh Lee sialan itu"

Jaemin menatap saudaranya, "Jangan lupa bahwa margamu juga Lee, Jeno-ssi"

Jeno menjitak dahinya sendiri, "Sampai lupa bahwa margaku adalah Lee. Astaga..."

Jaemin tersenyum melihat tingkah saudaranya itu.

"Na, aku bosan. Apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanpa suara, Jeno sekarang berada di belakang Jaemin. Membuat lelaki bermarga Na itu terkejut

"Astaga Jeno, kau membuatku terkejut. Sebentar lagi selesai. Hanya tinggal menyusun sedikit lagi tentang Lee Taeyong sialan itu, dan sedikit menyusun rencana untuk membunuhnya" jawab Jaemin santai. Jeno hanya mengangguk, lalu berjalan kembali ke tempatnya duduk, memutar kursinya, dan menunggu Jaemin selesaikan rencananya.

"Jeno-ssi. Aku sudah selesai. Mau kemana sekarang? Aku juga bosan di rumah terus"

"Ke tempat serba kopi?" tawar Jeno. Ia tahu betul pemuda bersurai coklat itu sangat menyukai kopi

"SBucks?" Jaemin menyeringai

"Setuju! Aku ingin espresso!"

Keduanya bergegas keluar ruangan dan mengganti baju untuk pergi ke kafe

_____

TBC

Big Boss Mafia ; JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang