Hurted 5 (End)

7.7K 310 11
                                    

"Sakit sakit dahulu susah susah dahulu lalu kemudian... Berbahagia:)"
-Aiden

Hari ini adalah hari ketiga Aiden di rumah sakit. Dan sekarang Aiden sedang dalam mode ngambeknya. Dia mau pulang tetapi kata dokter dia harus dirawat kurang lebih tiga hari lagi

"Ayah bilang ke dokter aku udah enggak papa, enggak ada yang sakit lagi, aku udah sembuh ayah cepat aku mau pulang sekarang"

William hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia baru tahu anaknya ini sangat keras kepala

"Tapi kamu harus dirawat tiga hari lagi nak, tunggu kamu benar benar sehat dulu baru kita pulang"

"Enggak aku maunya sekarang, aku mau pulang"

"Ahhh okeoke ayah ke ruangan dokter dulu. Kamu tunggu disini"

"Siap ayah"

William terkekeh melihat tingkah anaknya itu. Lalu dia mengacak acak rambut Aiden

"Ayah rambut aku berantakan" marahnya kesal

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Aiden diperbolehkan pulang. Ia dan ayahnya sekarang menuju ke rumah mereka

Setelah sampai mereka masuk ke rumah

"Ayah antar kamu ke kamar ya"

William membantu anak nya berjalan menuju tangga lantai dua dimana kamar anaknya berada

"Ayah kenapa kesini? Tanya Aiden bingung, seingat dia kamarnya berada di lantai bawah

" Ada kejutan untuk anak ayah" Jawab William sambil tersenyum ke arah Aiden

Setelah sampai di tangga paling atas

William menuntun Aiden masuk ke salah satu kamar yang bersebelahan dengan kamar William

Cklekk

"A-yah ini kamar siapa? Bukannya kamar aku ada di belakang ya? kenapa ayah bawa aku ke kamar atas?"

"Mulai sekarang ini kamar kamu, barang barang yang ada disini juga punya kamu, kamu bebas mau pakai apa saja Yang ada di kamar ini, termasuk baju baju yang ada di lemari. Ayah udah beli semuanya untuk kamu"

Aiden menitikkan air mata. Air mata nya tanpa sengaja keluar dari matanya, ia kelewat senang

"B-benar ayah? Kamar ini untuk aku?"

"Iya sayang, eh kok nangis?"

"E-enggak aku suka yah, sukaa banget. Kamarnya bagus, luas, terus ada kasur empuknya, lemari nya juga besar dan bagus. Makasih ayah"

"Iya nak, jangan nangis. Maaf ayah gapernah bahagiain kamu selama ini, ayah hanya bisa menorehkan luka pada tubuh kamu. Maafin ayah" Sesal nya

"A-yah gausah minta maaf, ayah enggak salah. Aku yang salah karena aku lahir bunda meninggal. Aku pembunuh kan yah? Tanpa sadar aku udah bunuh bunda Aku sendiri"

William menangkup kedua pipi anaknya,mengusap lembut air mata sang anak yang masih mengalir dengan derasnya itu

"Enggak. Iden bukan pembunuh, Iden anak baik. Iden anak kesayangan ayah. Sampai kapanpun"

Hurted [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang