Prolog; Orientasi

52 4 0
                                    

Alohaa!
Untuk kesan awal, tolong apresiasinya, ya
Terima kasih:)

“Efse! Efse! Efse!” teriakan itu memenuhi telinga gadis berrambut sebahu yang sedang berjalan di koridor. Name tagnya bertuliskan Azzahra Mikayla. Semua memanggilnya Zahra, kecuali ibunya yang memanggilnya Ara.

Zahra bosan sekali rasanya setiap hari mendengar jeritan-jeritan maniak para kakak kelasnya dan teman-teman seangkatannya. Menjeritkan nama-nama yang sama sekali tidak mempedulikan mereka. Itulah geng Efse dengan member-membernya yang Zahra akui memang tampan, dengan pemimpin yang merupakan donatur terbesar di SMA Zahra sekarang ini, SMA BTI (Bhinneka Tunggal Ika).

Ada-lah mereka Dylan Daumin atu kerap dejeritkan Dylan. Dialah pemimpin Efse yang selalu memasang muka datar kapanpun dan dimanapun. Namun saat itu Zahra pernah melihat Dylan tersenyum bahagia saat bercanda dan terlihat bacot saat berkumpul dan bercanda dengan Efse. Dan Dylanlah dambaan semua siswi di SMA BTI ini karena parasnya yang tampan dan pastinya dompetnya yang super tebal, ditambah kartu-kartu pembayaran yang diatas namakan dirinya sendiri. Dan hal lain yang membuatnya menjadi dambaan adalah posisinya yang menjadi wakil ketua tim basket sekolah yang hampir menginjak kancah Internasional.

Yang kedua adalah, Neil Darren Huaei. Kita bisa memanggilnya Darren. Tak jauh dari Dylan, Darren juga memiliki paras yang tampan dan kekayaan keluarga yang berlimpah, dengan rambut coklat bergelombangnya yang menutupi dahi, ditambah lesung pipi dalam di sebelah kanan dan gigi kelincinya yang membuat gemas siapapun yang melihatnya. Darren memiliki kesan santai dan masa bodoh terhadap apa yang menurutnya tidak penting. Namun Darren juga bisa memilah mana yang bisa diebut penting, sangat penting, kurang penting, dan yang tidak penting. Karisma Darren adalah yang paling memancar. Ia terlihat dingin, namun saat tatapnya jatuh pada kita meskipun tidak sengaja, akan terasa sangat hangat dan melelehkan. Serta kemampuan bermain piano dan biolanya yang benar-benar bisa menyentuh hati.

Yang ketiga adalah Caesar Non’ Yuang yang sering meralat nama panggilannya saat teman-temannya menyebut. Yaitu Caesar, dan teman-temannya sering memanggilnya Caesarap. Caesar ini adalah kakak kandung sahabat karib Zahra sejak SMP, Orin. Matanya yang sipit dan kulitnya yang seputih salju menandakan bahwa Ia adalah keturunan Cina kental. Namun berbeda dengan Orin, Ia memiliki mata lebar namun terbantu kacamata, tapi Orin sering bandel dengan tidak pernah memakai kacamatanya. Bukan berarti Caesar tidak memakai kacamata, Ia juga memiliki mata minimalis dan Ia juga tak sebandel Orin dalam hal memakai kacamatanya. Sama Seperti Dylan dan Darren, Caesar juga berasal dari keluarga yang berada. Sering berkolaborasi dengan Darren, Caesar bermodal suara yang merdu dengan tingkatan bass dan tenor. Caesar ini biasa disebut ‘Pakar Cinta’, padahal Ia baru menyandang status pacaran saat SMA ini dengan sahabat Zahra yang bernama Fifa.

Yang terakhir adalah Ed Leon Kehlani. Semua yang mengenalnya memanggilnya Leon. Tidak berbeda dari Dylan, Darren, dan Caesar, Leon juga berdompet tebal dan selalu berkendara mobil sport ke sekolah. Leon ini sangat jahil. Sebenarnya Caesar juga jahil, tetapi tak sejahil Leon. Banyolannya yang tidak garing sering membuat suasana hidup. Dan Leonlah sang Master Voice di Efse. Suaranya yang serak-serak lembut dan emosinya yang pas membuat pendengarnya merasa adem. Ditambah senyumnya yang sangat mempesona yang sama sekali tidak pernah jaim untuk ditunjukkan. Ya, dari semuanya, yang paling murah senyum adalah Leon, dan yang memiliki tubuh paling tinggi adalah Leon, yang kedua Darren, disusul Caesar, dan yang terakhir adalah sang pemimpin, Dylan. Seperti Caesar, Leon juga dijuluki Pakar Cinta. Padahal Ia baru merasakan cinta saat menduduki bangku kelas sebelas ini. Yaitu pada salah satu sahabat Zahra, Finna. Namun status mereka masih mengambang karena Finna yang masih labil soal cinta.

Darren, Caesar, dan Leon tergabung di dalam kelas 11 IPA 4. Sedangkan Dylan, Ia lebih memilih jurusan IPS dan masuk di kelas 11 IPS 5 yang merupakan kelas unggulan. Alasannya adalah karena Dylan sangat antusias dengan perbisnisan tapi niat kerasnya yang tidak mau masuk sekolah kejuruan. Sementara tiga lainnya, Darren, Ia pandai dalam fisika dan matematika, Leon pandai dalam kimia, dan Caesar yang pandai dalam biologi. Awal terbentuknya mereka adalah sejak mereka masih kecil, orang tua mereka sudah menjadi kolega bisnis.

JUST WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang