JWY 1

31 3 0
                                    

The begin of the part
Wish u like it, Readers!
I need ur appreciation:)

Malam ini Zahra, Fifa, dan Finna berkumpul di rumah Orin untuk sekedar menginap dan berbagi cerita. Mengingat besok adalah hari Sabtu dan sekolah libur. Zahra anteng di depan laptop Orin yang menayangkan drama cina Meteor Garden. Wajah tampan A Si yang bertemu dengan wajah cantik Shancai menjadi alasannya berkali-kali menggigit bibir bawahnya. Hingga ada tangan nakal yang menggeplak kepala bagian belakangnya.

Reflek Zahra langsung menoleh ke belakang, dan melototlah Ia ketika melihat seseorang yang tidak terduga muncul di sana. "HEH! Ngapain, sih lo di sini! Ganggu lagi," sewot Zahra sambil memalingkan pandangnya dari Dylan ke laptop yang sempat Ia pause tadi.

"Serah gue dong. Mau kemanapun gue emang lo siapa atur-atur gitu?" balas Dylan ikutan sewot dengan wajah datarnya seperti biasa.

Zahra memutar bola matanya malas. "Gak bakal selesai ngomong sama tembok. Mental mulu omongan gue," dumel Zahra sambil melanjutkan dramanya yang sempat terjeda tadi. "Lagian lo gak sopan banget, sih, maen masuk aja ke kamar cewek."

"Dih, orang tadi gue udah WhatsApp Orin katanya boleh, kok. Lagian noh liat, temen-temen lo mana? Ngapel semua tuh di bawah," ucap Dylan santai sambil menunjuk ranjang Orin yang sudah kosong mlompong.

Zahra melongo. Sepertinya Ia sudah terlalu asik dengan dramanya sehingga tidak sadar bahwa teman-temannya pergi ke bawah dan meninggalkannya. "Ngapain mereka di bawah?"

"Mamanya Darren pengen ketemu sama Orin," ucap Dylan seraya duduk di kursi samping Zahra duduk. "Tadi lo disuruh Caesar nganter dress kan ke kelasnya Orin?" Zahra mengangguk. "Nah, itu. Mamanya Darren beliin itu sebagai oleh-oleh buat Orin karena mereka baru pulang dari London. Dan malem ini Orin disuruh pake itu saat orang tuanya Darren dateng."

Zahra mengangguk-angguk paham. "Jadi sekarang di bawah ada orang tuanya Darren?" Dylan mengangguk datar sambil memplay kembali drama cina yang sempat terjeda itu. Beberapa detik setelah diplay, adegan yang tak diinginkan tiba-tiba muncul. Sontak Zahra langsung mendorong kepala Dylan kuat ke arah samping sambil berteriak, "JANGAN DILIAT! HAROM BJIR!"

Seketika Dylan langsung membenarkan posisi duduknya yang hampir terjatuh itu dan menampol wajah Zahra. "Heh, bogel! Yang pantes bilang gitu tuh gue. Malah lo sok-sokan bilang harom. Di sini yang masih kecil tuh elu, dan yang gak pantes liat begituan tuh juga lu, mana typo lagi tuh mulut," oceh Dylan kesal.

"Dih, serah gue dong, jadi cowok kok bawelnya kaya kuntilanak ngamuk."

"Kaya tau aja lo kunti ngamuk."

"Tau lah, lo tuh cerminannya."

"Yee, yang ada lo tuh kek beruk jelmaan ayam, udah banyakan tingkah, bacot lagi," tusuk Dylan dengan nada meremehkannya.

"Heh! Yang ada lo tuh yang bacot. Mana ada gue bacot."

"Itu buktinya. Masih kurang jelas?"

"Biar gimanapun kodratnya cewek emang bawel, dan itu terbukti sembilan puluh persen di dunia. Kalo lo bacot, sama aja tuh kaya bencong di kelasnya Orin, si Rora, tuh!"

"Jadi ini intinya lu nyamain gue sama Rora?"

"Kalo iya kenapa?" tantang Zahra membuat Dylan kehabisan kata-kata. "Gak bisa ngomong kan lo? Makanya, jangan lawan kalo cewek lagi ngomong. Sama aja lo nyolong telur ayam di saat induknya lagi sadar mantau lo."

"Setan," umpat Dylan kesal.

"Egepe, Tuan Dylan Daumin?"

-JustWantYou-

JUST WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang