¤1

896 111 58
                                    

"Kudengar siswa IPA 1 itu memiliki gangguan jiwa"

"Hush.. kalau ngomong itu jangan sembarangan"

"Aku tuh serius. Aku pernah liat dia ngegores tangannya"

"Kamu liat dimana?"

"Di rooftop. Dia ngegores tangannya pake cutter gitu"

"Kamu tau siapa orangnya?"





















"FELIX"

Felix terlonjak dari tempat duduknya. Ia menoleh dan mendapati Chenle disampingnya. Felix mendengus "Apasih chenle?" Rutuknya.

"Kamu tuh daritadi ngelamun. Ngelamunin apa sih? Cewe?"

Felix mendelik malas "ngaco" jawabnya sarkas.

Chenle disampingnya hanya terkekeh. "Lix kamu bawa pisau kan?" Tanya Chenle.

"Hah?"

"Ish kamu tuh masih muda kok udah pikun sih? Kita ada praktek di lab buat ketemu sama temen kamu kodok" ucapan Chenle hanya dibalas anggukan dari Felix. Temannya itu masih terdiam dengan tangan terkepal. Dan itu sukses membuat Chenle mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu kenapa sih?"

"A--ah eng-ga hehe" ucapan aneh Felix justru membuat Chenle semakin aneh dengan teman sebangkunya. "Yaudah kalau gapapa. Kita ke lab sekarang aja. Kamu bawa pisau nya kan?"

Felix beranjak dari duduknya, tangannya menggenggam sebuah pisau kecil. Felix menoleh kearah Chenle yang masih menatapnya dengan tatapan bingung.

"Aku bawa. Aku selalu bawa kok"
























Jeongin memasuki lab dengan langkah pelan. Jas putih yang seharusnya sudah dipakai saat masuk kedalam lab itu malah ia sampirkan di bahu kanannya.

"Pak Jaehyun udah dateng?"

"Belum. Paling 5 menit lagi dateng, kamu jangan lupa pake jas nya" Jeongin mengangguk, ia mendudukan dirinya disamping Renjun.

"Pagi anak-anak"

Tepat. Ucapan Renjun jika guru biologi itu akan datang 5 menit lagi benar adanya. Jeongin beruntung, ia memakai jas nya tepat waktu. Ia hanya tidak ingin di usir dari lab untuk kedua kalinya hanya karena tidak memakai jas.

"Keluarkan intruksi yang sudah saya beri dan baca baik-baik. Kaca kecil didepan kalian berisi satu ekor kodok. Teliti saat mengerjakan, karena nilai ini berpengaruh besar pada nilai akhir kalian. Mengerti?"

"MENGERTI"

"Bagus, kalau begitu dimulai dari sekarang"

Kelas biologi. Mungkin bagi beberapa murid, terlebih murid IPA ,biologi adalah mata pelajaran yang dianggap mudah jika dibandingkan dengan mata pelajaran fisika dan kimia.

Pengecualian jika beberapa murid lebih memilih pelajaran fisika dan kimia dibanding biologi.

Tapi nyatanya, biologi juga tidak semudah apa yang mereka bayangkan.

30 menit berlalu, suara kodok yang sempat memenuhi ruangan lab biologi itu sudah tidak terdengar.

"Ini saluran pernafasannya ya?" Pertanyaan Jeno membuat Hyunjin yang disampingnya menoleh.

"Gue kagak tau jen. Lu tau sendiri kan gue sukanya kimia bukan biologi. Gue aja geli ini megang perut kodok" jawab Hyunjin pelan.

Jeno mendengus, teman disampingnya ini sungguh tidak bisa diandalkan pikirnya. Beberapa kali memekik hanya karena kodok didepannya.

"5 menit lagi"

Ucapan guru biologi itu sukses membuat beberapa siswa yang memang belum menulis apapun kalang kabut.

Suasana hening lab itu mendadak menjadi sedikit ricuh karena banyaknya murid yang lebih memilih menyalin jawaban teman disampingnya dibanding harus melanjutkan penelitian.

"SEMUANYA DIAM! WAKTUNYA SUDAH HABIS! SELESAI TIDAK SELESAI DIKUMPULKAN!"

Helaan nafas terdengar. Mereka dengan lesu berjalan menuju meja guru untuk mengumpulkan hasil penelitiannya.

"Jeongin?"

Jeongin menoleh dan mendapati guru biologi itu menatapnya dengan tatapan was-was "Mulut kamu merah kenapa?" pertanyaan itu sukses membuat Jeongin terdiam di tempatnya.

Jeongin mengedarkan pandangannya ke segala arah. Lab sudah kosong, itu artinya hanya tinggal dirinya dan guru biologi yang sedang merapihkan kertas hasil penelitian teman-temannya.

Jeongin tersenyum saat guru biologi itu menatapnya. Langkahnya kembali menghampiri meja guru. Jeongin kembali tersenyum, menyeringai lebih tepatnya. "Enak pa" jawaban Jeongin membuat guru biologi itu mengernyit heran.

"Enak? Kamu makan di tengah pelajaran saya? Saya sudah pernah bilang di lab saya gak boleh ada yang ----

Ucapan guru biologi itu terpotong karena ucapan Jeongin sukses membuatnya terdiam ditempatnya. Bahkan kertas yang sudah dirapihkan jatuh dan berhamburan begitu saja.




























"kodoknya enak pa"


























-To Be Continue-

Hallo.. maaf baru update huhu:(.. sebenernya aku bukan anak Ipa maupun anak Ips .. jadi maaf ya kalau agak aneh cerita di lab nya hehe

Please vote and comment

Next?

[Mask] || NCT DREAM × SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang