¤3

541 83 9
                                    

Renjun melangkahkan kakinya pelan menyusuri koridor sekolah yang masih cukup sepi. Jam ditangannya masih menunjukan pukul 06.30. Renjun menghela nafas kasar, tangannya sedikit mengacak rambutnya yang memang sudah terlihat berantakan.

"Bagaimana bisa aku bermimpi seperti itu" gumamnya pelan.














"Mimpi apa?"

Renjun tersentak, "Kau mengejutkanku Jeongin!" rutuknya.

Jeongin yang mendengar rutukan temannya itu hanya mengedikan bahu tidak peduli.

"Tumben sudah datang, biasanya terlambat"

Jeongin terkekeh "Sedang ingin datang pagi, kau sendiri?"

"Aku selalu datang pagi kalau kau lupa" jawaban Renjun lagi-lagi membuat Jeongin terkekeh.

"Anak yang rajin" ucap Jeongin pelan. "Kau tidak seharusnya datang pagi Renjun" lanjutnya.

"Memangnya kenapa?"

Langkah Jeongin terhenti, matanya menatap lurus kedepan, tepatnya di depan kelasnya.

"Ada apa sih? Kenapa kamu berhenti?"

Jeongin mengalihkan pandangannya pada Renjun, "lihat yang ada di depanmu anak rajin"

Renjun yang tidak tau apa-apa mengikuti ucapan Jeongin, dan sungguh, Ia menyesal.



















"HAN JISUNG!!"

"Bisakah kau kecilkan suaramu itu Zong Chenle?" Ketus Han.

"Hehe maaf, aku hanya ingin bertanya"

"Bertanya? Tentang?"

"Soal mayat yang tergantung di depan kelas kita pagi tadi" Han tersentak, matanya menatap Chenle dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau melihatnya bukan?" Lanjut Chenle.

"Tidak. Aku tidak melihatnya" jawab Han, Chenle merengut "masa tidak lihat sih?"

Han mendecih "Aku bilang, Aku gak lihat. Kenapa juga kau bertanya padaku? Tanyakan saja pada Renjun yang selalu datang pagi"

Chenle menghela nafas kasar "Justru itu, aku tidak melihat Renjun dimanapun, ponsel nya mendadak tidak aktif"

Han menatap Chenle yang terdiam di tempat duduknya "Jangan pura-pura tidak melihatnya, jika kau sendiri yang menyembunyikan Renjun"

Ucapan Han sontak membuat Chenle menoleh dengan tatapan marah "Apa maksudmu? Aku tidak menyembunyikan siapa siapa!"

"Kau merasa?"

"Tidak"

"Lalu? Kenapa kau marah?"

Chenle bungkam. Dan Han menyeringai senang.

"Aku benar bukan?"

BRAK!

"Sesuka hatimu saja!" Chenle beranjak dari tempat duduk Han setelah menggebrak meja temannya itu.

Han menyeringai menatap punggung Chenle yang semakin menjauh dari tempat duduknya. "Ini baru awal Chenle" gumamnya pelan.

"Apa yang kau maksud dengan awal?"

Tanpa menoleh, Han tau siapa orang yang tiba-tiba berdiri disampingnya.

"Kau tidak perlu tau"

Orang disampingnya mendengus "Cih, tidak diberitahu pun aku sudah tau!"

Han menoleh dan menatap lawan bicaranya dengan tatapan remeh "jika kau sudah tau, untuk apa kau bertanya?"

"Hanya memastikan"

Han terkekeh, tangannya merogoh cutter kecil dari saku celananya, menggores pergelangan tangannya pelan. "Ah hanya karena ini aku bahagia" gumamnya.

"Kau gila Han Jisung"

"Berkacalah Lee Jeno"













-To Be Continue-

Hai haii
Sebelumnya aku mau minta maaf, karena udah ninggalin book ini lama banget:(..

Kuliah online ternyata menguras pikiran dan juga kuota :(

Maaf ya guys, aku baru bisa up sekarang.. apakah ada yang masih inget ceritanya? Hehe

Apakah ada yang nunggu cerita ini:(

Sekali lagi i'm so sorry to late update huhu:( semoga kalian suka yaa..

Dan selamat berpuasa juga bagi yang menjalankan..

Dan untuk gaya bahasa, aku ubah sedikit ya jadi aku kamu, kecuali Hyunjin dan kawan-kawannya, karena gatau kenapa muka dia tuh gak cocok pake aku kamu hehe.. gak keberatan kan?

Don't forget vote and comment ya guys .. see you💙

[Mask] || NCT DREAM × SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang