How we meet

79 9 2
                                    

Keringat terlihat bercucuran dari kening dokter yang tengah berusaha fokus memasangkan selang oksigen pada pasien yang menderita asma akut. Bau alkohol dan obat-obat an jelas menguar di ruangan yang tengah memiliki tensi tinggi akibat ketegangan itu.

"Suster, tolong ambilkan suntikan obatnya!" ucap sang dokter

"Baik, Dokter Kim"

Suntikan yang diserahkan pun dengan cepat dan hati-hati disuntikkan pada pasien. Dalam hitungan 3 menit, pasien yang awalnya tengah tersengal nampak berangsur tenang

Dokter Kim mencabut jarum suntik dan menempelkan kapas untuk menutup bekas suntikan "Suster, berapa tensi jantung pasien?"

"Denyut jantung 137 BPM, Dokter Kim"

Dokter yang dipanggil dengan nama "Dokter Kim" nampak memperhatikan dengan seksama Elektrokardiogram yang bertengger disamping bangkar pasien

"Penanganan darurat nya berhasil. Terimakasih atas kerja keras kalian" ucap Dokter Kim sembari membungkuk dan dibalas oleh penghormatan dengan cara membungkuk pula oleh 3 orang suster yang ada diruangan itu.

Dokter Kim keluar ruangan sembari merapikan jas putih dokter nya yang sempat kusut akibat penanganan darurat tadi

"Bagaimana kondisi anak saya, dok?" Seorang wanita paruh baya dengan raut wajah sangat khawatir nampak berharap berita bagus setelah keluarnya Jin dari ruang UGD

Dengan senyum dan wajah yang ramah, Jin menjawab ke khawatiran wanita yang berparas cantik seperti ibunya itu "Pasien sudah ditangani dengan baik. Obat sudah diserap dengan baik dan pernapasan anak anda sudah beranjak normal. Saya bersyukur anak anda dibawa dengan cepat kesini, jika tidak maka kemungkinan akan terjadi hal buruk yang tidak diinginkan"

"Namun, pasien harus selalu melakukan check-up secara rutin dan berkala agar dapat dilakukan analisis yang akurat terhadap perkembangan kesehatan paru-paru nya" Jin menyelesaikan kalimatnya dan menyisakan raut wajah lega dari anggota keluarga yang menyimak penjelasannya

Laki-laki dengan dasi yang sudah longgar dan kemeja yang kusut nampak mengusap wajah pertanda lega. Dirinya sangat bersyukur adiknya itu tidak akan dibawa ke surga dengan cepat

"Terimakasih Dokter Kim. Saya sangat berhutang budi pada anda"

"Ah, tidak masalah Tuan Chanyeol. Sudah merupakan tugas saya"

Sedangkan pemuda tampan yang nampaknya merupakan yang paling muda nampak tersenyum senang sembari melirik keruangan tempat sang kakak dirawat "Dokter, apakah Noona masih memerlukan waktu yang lama untuk sadar?"

Menimbang untuk menjawab, Jin beralih menatap pemuda itu dan menghela nafas. Senyum tak sedetikpun luntur dari wajah dokter tampan itu

"Noona-mu akan sadar sebentar lagi. Dia hanya butuh waktu untuk menormalkan kinerja jantungnya. Sekarang, detaknya sudah berangsur normal. Mungkin beberapa jam lagi dia akan membuka matanya"

***

Mata gadis berbaju pasien rumah sakit dengan warna putih tulang terlihat bergerak kecil. Pergerakan nya perlahan tapi pasti menuju kesadaran. Perlahan, Haneul membuka kelopak matanya, berusaha menyesuaikan cahaya yang merengsek masuk ke matanya.

"Eoh? Noona?! Astaga, akhirnya kau sadar"

"J-jimin?"

Sang adik yang merasa dipanggil pun segera berdiri dan memegang tangan kakaknya yang ditempeli selang infus. Haneul sudah dapat membuka mata seluruhnya, sehingga dirinya dapat meyakini dengan jelas bahwa dirinya benar masih hidup didunia. Hidungnya masih dipasangi selang oksigen untuk mempermudahnya meraup oksigen murni

The 100 Day's || KSJ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang