Kind Person

44 4 0
                                    

Kantor selalu dipenuhi dengan orang yang sibuk. Ada yang sibuk berjalan, ada yang sibuk mengerjakan laporan, ada yang sibuk memarahi orang lain, dan ada yang tampak sibuk memijit kepala terus menerus. Iya, seperti seorang perempuan cantik bernama Park Haneul yang sedari tadi sibuk sekali menekan-nekan kepalanya dengan menggunakan jari.

Haneul sudah keluar dari rumah sakit kemarin, dan hari ini dia kembali bekerja. Satu hal yang harus kalian tahu adalah Haneul tidak suka libur bekerja. Karena, libur bekerja sama dengan menumpuk pekerjaan menjadi banyak. Sungguh, 4 hari tidak masuk kerja adalah sesuatu yang sangat menyebalkan. Walaupun Haneul merupakan anak dari pemilik perusahaan besar ini, tetap saja dirinya tidak pernah dibiasakan untuk manja. Keluarga nya selalu memiliki prinsip "Bekerja dengan profesional" . Itu alasannya kenapa perusahaan keluarga Park selalu meroket.

"Baiklah tuan Park Chanyeol, anda memiliki jadwal kunjungan ke Busan jam 2 siang nanti, saya harap anda tidak melupakan hal itu"

"Iya iya, kau tidak lihat aku sedang membaca berkas nya, tuan putri pemarah?"

Haneul hanya tampak melirik sekilas tanpa berniat membalas sebutan "pemarah" yang dilontarkan oleh Chanyeol. Sungguh, dirinya terlampau sibuk sekarang. Jadi, Haneul merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk meladeni Chanyeol.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar dokter tampan Kim-mu itu?"

"Diam atau ku lempar kau dengan alat perekat ini?"

Haneul sudah tampak bertanduk mendengar pertanyaan konyol milik sang kakak. Ini semua disebabkan kejadian dirumah sakit. Kalian tahu, saat Haneul bertemu Jin di taman rumah sakit? Setelah beberapa menit berbicara berdua, Jin mengantarkan Haneul ke kamar dengan mendorong kursi rodanya. Hal sederhana itu tampaknya membuat keluarga Haneul terkejut. Mungkin semuanya salah Haneul, Haneul sangat jarang dekat dengan laki-laki. Memiliki dua saudara laki-laki saja  sudah cukup membuat darah nya mendidih. Apalagi memiliki kekasih? Haneul belum siap.

"Kenapa sih Haneul. Kau itu sangat galak, kau tahu? Bagaimana bisa memiliki kekasih kalau begitu?" Chanyeol tampak meletakkan berkas yang sedari tadi dibacanya dan fokus memberi petuah kepada Haneul yang terlihat hanya fokus mengerjakan laporan tanpa melihat Chanyeol "Yak, jangan sampai Jimin yang menikah lebih dulu"

"Kenapa aku harus sedih jika Jimin menikah? Aku akan menjadi Noona yang bahagia"

"Aigooo, terserah saja. Aku ingin pulang dan bersiap ke Busan" Chanyeol tampak berdiri dan membawa berkas nya "Selamat bekerja sekretaris pemarah"

"Jangan sampai lupa jalan pulang ke Seoul! Aku tidak mau mengatur ulang jadwal untukmu!" Haneul menatap garang pada Chanyeol yang tampak tersenyum manis menampakkan lesung pipi nya "Oppa! Aku sungguh-sungguh, aku tidak ingin pekerjaanku bertambah"

"Iya aku mengerti. Kau jangan pulang terlalu malam"

"Aku tidak janji" gumam Haneul namun tidak didengar oleh Chanyeol karena laki-laki itu sudah melesat keluar ruangan. Sebenarnya, harusnya Haneul ikut ke Busan untuk menemani Chanyeol karena harus mencatat beberapa hasil kunjungan dan agenda lainnya. Namun, dirinya terlampau sibuk sekarang sehingga terpaksa Chanyeol berangkat bersama orang lain.

***

Benar kata orang, menjadi seorang workaholic sungguh membuatmu kadang lupa bahwa jam dinding terus berdetak. Saking lupanya dengan waktu, Haneul sampai lupa makan siang. Pantas saja perutnya terasa sangat lapar

"Astaga, kenapa aku tidak sadar sekarang sudah pukul 9 malam" Haneul tampak gelagapan berdiri dan membereskan berkas yang sedari tadi sudah di kerjakan nya. Namun, dirinya bisa sedikit tenang karena Chanyeol baru saja mengirimkan pesan bahwa kakaknya itu sudah menyelesaikan agenda hari ini "Akhirnya, aku tidak harus mengatur ulang jadwal miliknya"

The 100 Day's || KSJ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang