PROLOG

427 36 0
                                    

"be a strong person, because many people have become weak people"- Haruki Syahadan



"Apapun gue lakuin asal semua nya buat keluarga gue, gue sakit? bodoamat yang penting keluarga gue makan enak" ucap lelaki itu yang sedang beradu argumen dengan lelaki di depan nya.

"Lo paling tua disini tapi pemikiran lo kaya bocah, sampah lo" lanjut nya sambil membiarkan lelaki yang di depan nya itu hanya terdiam di depan kamarnya.

"Sudah Haruki, Kita hanya bisa sabar, sifat nya emang sudah begitu susah untuk di ubah" ucap wanita paruh baya itu.

Belum pernah dia semarah dan melontarkan kata kata seperti itu, dan orang yang berada di situ semuanya tecengang karna mendengarkan kata-kata yang baru saja di katakan oleh nya.

Dia Haruki Syahadan lelaki yang sabar nya seluas samudera, setiap berbicara menggunakan nada yang halus dan bahkan tidak pernah membentak ataupun main tangan. Lelaki yang penuh kesabaran itu memiliki rambut hitam pekat, kulit kuning langsat, hidung yang mancung dan mata yang indah, sungguh sempurna dan sangat beruntung jika ada perempuan yang bisa mendapatkannya.

୧▒ •̀ o •́ ▒୨

"Sini duduk, mau cerita apa hari ini" ucap Haruki kepada adik nya yang sedang berada di hadapan nya.

Perempuan itu mendekati Haruki dan memeluknya, bocah umur 13 tahun itu menangis di pelukan abangnya. Haruki hanya tersenyum dan mengelus rambut wanita itu.

"Kok orang-orang bisa ya sekolah di jemput ayah nya, Zea iri deh" 

Haruki yang mendengar kata-kata itu jelas hanya diam dan menenangkan adik nya, karna kalau salah kata adiknya akan lebih sedih dan itu akan melukai hatinya, dan ketika adiknya yang sudah puas menangis di pelukannya itu langsung pergi meninggalkan Haruki sendirian di ruang tamu.

Haruki beranjak dari duduknya dan mengikuti Jean yang sedang menuju kamarnya untuk mengganti seragam, Haruki menunggu di depan pintu Jean sambil menyalakan Handphone nya itu, dan setelah beberapa menit Jean membuka pintu kamar nya pun kaget karna ada sosok Haruki di depan pintu nya. 

"Kenapa? Zea udah ga sedih kok jangan khwatir, mending aa tidur aja istirahat nanti malem kan harus kerja"

Haruki menggelengkan kepalanya "mending ayo ikut aa kita beli es krim" senyum nya. 

Ya, dia sangat paham dan sangat peka dengan keadaan, dia tau cara untuk adik nya tersenyum lagi dan sangat tau dia harus apa tanpa adik nya bilang. 

"apapun itu, Tuhan tolong jangan susahkan dia di keadaan apapun" ucap Zea dalam hati nya.

thallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang