Peserta MOS ribut menyiapkan dua benda yang diperintahkan OSIS untuk dibawa hari ini. Kemarin OSIS meminta mereka membawa peyek cacar dan permen serigala yang sebenarnya adalah peyek kacang dan permen merek fox, OSIS sengaja memberi mereka kode seperti itu agar tak mudah mendapatkan benda tersebut.
Empat pengurus inti OSIS berkeliling ke kelas untuk memeriksa kelengkapan atribut MOS dan dua benda yang mereka minta.
Tara berdebar menantikan sosok ketua OSIS yang kemarin memberinya makan satu meja penuh, sungguh itu sangat berkesan bagi nya. Tara jadi bisa pesta mendadak dengan teman nya sesama pegawai cafe tempatnya bekerja.
"Pangeran datang!" Tara memekik kecil dan segera menegakkan tubuh nya saat sosok Ken masuk ke kelasnya dengan jas almamater SMA Nusantara hingga membuat tubuh Ken semakin gagah. Di belakang Ken, Lea menyusul sebagai wakil ketua OSIS lalu Delvin dan Tia yang merupakan sekretaris dan bendahara.
"Pangeran dari Hongkong?" Bisik Leni dengan penuh penekanan di telinga Tara.
Mereka berjalan dari satu meja ke meja lain hingga sampai lah Ken ke meja Tara di deretan nomor 2 dari belakang.
Tara memberikan senyum paling lebar pada Ken yang sama sekali tak melihatnya justru melihat ke arah peyek dan permen di atas meja. Tak apa, melihat sosok Ken dekat dengannya saja membuat Tara bahagia luar biasa.
"Pagi Kak." Sapa Tara masih dengan senyum lebar.
Ken melihat ke arah Tara dengan raut wajah datar seperti biasa, tak ada alasan untuknya membalas senyuman Tara. Ken mendekatkan wajah nya pada telinga Tara.
"Lepas anting-anting mu." Ujar Ken lebih kepada bisikan namun Tara bisa mendengarnya dengan jelas.
"Hm?" Tara bingung mendengar ucapan Ken. "Ada apa sama anting ku?"
"Itu mengganggu pemandangan."
Tara menggigit bibirnya geram, kenapa dirinya selalu bermasalah di mata Ken. Ada apa? Tara hanya mengenakan anting berbentuk daun maple yang sedang hits akhir-akhir ini di media sosial, banyak sekali benda bertema daun maple, dari mulai wallpaper, gantungan kunci hingga anting.
"Satu lagi, ganti parfum mu dengan yang lebih mahal ini sangat tidak enak."
Tara mencengkram rok nya sendiri karena kesal dengan ucapan Ken. Jika saja mereka tidak sedang berada di ruang kelas pasti Tara sudah menyemprot Ken, ia tak cukup kaya untuk membeli parfum mahal.
"Kenapa nggak Kakak aja yang belikan?" Tara memiringkan kepalanya melihat tajam ke arah Ken.
Ken berlalu begitu saja seolah tak mendengar ucapan Tara.
Tara mendengus dan memutar bola mata kesal, ia melepas anting yang dikenakannya. Walaupun ini bukan peraturan sekolah tapi Tara tidak mau macam-macam lagi dengan Ken, ia harus menuruti perintah sang Ketos galak jika dunia nya ingin aman dan tentram.
"Dia bilang apa?" Bisik Leni.
"Nanti aja." Jawab Tara, ia sungguh tidak ingin membuat masalah dengan anggota OSIS jadi lebih baik dirinya diam sampai jam istirahat nanti.
Sekilas Tara melihat Ken memegangi kening nya saat keluar dari kelas, seperti ada sesuatu yang sedang dialami oleh lelaki itu. Rasa penasaran Tara memuncak melihat hal itu, ia harus mengikuti Ken.
"Kak!" Tara mengangkat tangan.
"Ada apa?" Dini yang berdiri di depan kelas melihat ke arah Tara.
"Saya izin ke toilet." Seru Tara.
"Ya udah cepetan." Balas Dini.
Tara segera beranjak dari tempat duduk nya dan keluar dari kelas meninggalkan Leni yang kebingungan melihat tingkah sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
Teen Fiction"Kenapa kamu ngikutin aku?" Ken membalikkan badan menatap tajam pada perempuan yang mengenakan seragam persis sepertinya. "Ng...." Tara menggigit kuku-kuku nya sendiri, panik karena telah tertangkap basah membuntuti Ken, sang ketua OSIS di SMA Nusan...