Dear Diary

21 3 0
                                    

Di sini aku. Di dalam kamar bersama bantal guling handphone dan suara lagu yang keluar dari handphoneku. Mencoba melupakan orang yang berlabuh dihatiku. Aku ingin menghilangkan rasa ini tapi tak bisa.

Mengapa aku tak bisa?Mengapa? Hanya karena rasa ini hadir aku menjadi hancur. Terutama saat kau bersama seseorang yang kau cintai. Aku menulis cerita tentang kau dan dia. Dan itu membuatku terluka tapi aku bisa apa hanya bisa melampiaskan kepada tulisan ini.

Sudahlah cerita tentang aku dan kau telah berakhir semenjak kau memutuskan untuk bersama dia. Aku hanya berharap kau tahu bahwa rasa ini benar ada. Tapi, sudahlah itu semua telah berlalu kau pergi dan tak akan kembali. Aku di sini terluka tapi tak apa biarkan aku yang menanggung rasa sakit yang telahku mulai sendiri.

Kau juga bukan milikku jadi apa boleh buat. Hanya beribu kenangan yang indah saat aku bersamamu tapi itu telah berlalu. Dulu aku menduga bahwa kau akan bahagia dengan ku tapu sebaliknya. Dan perlahan kau menjauh dari hidupku. Meninggalkan dan melupakan kenangan yang telah aku dan kau ukir. Aku yang terlalu mengharapkan kau selalu ada sampai aku tak sadar bahwa apa yang telah aku lakukan membuatmu risih dan akhirnya kau pergi tanpa kata.

Tak apa kau pergi tapi, pergilah dengan kata sekalipun itu cacian. Aku telah mengetahui alasannya. Kau pergi aku mencoba mencari tapi, tak juga usai. Setiap malam aku berharap kau kembali seperti dahulu kala. Memandang bintang bulan dan kegelapan malam yang indah.

Dan setiap itulah batinku berbisik 'sudahlah ia sudah tak peduli, sekarang cobalah mencari kebahagiaan di sisi dunia yang lain tanpa hadirnya'. Tapi sudahlah itu juga sudah berlalu.


Diaryku
12:22
Jumat,6 Maret 2020
~Pengagum Rahasia










Curahan hati bngt ya gue jadi bucen hihihi gk tempe kenape

Sorry typo

Cerpen KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang