q u a t t r o

35 5 2
                                    

Angin malam berhembus kencang kala itu, menerpa helaian rambut hitam legam remaja itu dengan kasar. Wajahnya datar, tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Matanya bergerak dengan hati hati, memperhatikan keadaan lingkungan di sekitarnya. Hingga akhirnya pandangannya terfokus pada seseorang yang sedang berjalan sendirian sambil melihat ponsel di jalanan yang mulai sepi itu.


"Dasar goblok. Udah tau malem begini, malah jalan sendirian. Eh, tapi kalo dia mah, gak heran 'sih." dumel si remaja pengamat.


Targetnya berhenti berjalan, kepalanya ia gandahkan dan melihat sekitarnya. Raut heran dan panik tergambar jelas di wajahnya; walaupun tidak terlalu jelas karena hari sudah malam dan pencahayaan yang minim.


"Bego, lain kali jangan ngikutin perintah orang sembarangan. Jadi sesat 'kan.."


"Eh.. kau-"


"Sayang sekali, tidak ada kesempatan lain kali itu bagimu."


BRUK!


Belum sempat tubuh yang lunglai itu menyentuh permukaan tanah, pelakunya langsung menarik tubuh itu ke pelukannya. Dingin. Itu yang dirasakannya.


Dihembuskannya nafas berat, dengan tangan terkepal keras, diaktifkannya alat miliknya dan menghubungi seseorang disana.


"Goodjob, aku menunggu."


***


"Pincen belom dateng jugak sampe hari ini weeee!!?"


Seruan si sekretaris yang kecil kecil cabe rawit itu membuat sekelas yang awalnya ribut menjadi diam. Dalam keheningan itu, mereka saling lempar pandangan; sama sama tidak mengetahui jawaban dan kabarnya.

"Gak tau. Kemaren udah kucobak 'kan nge pc dia, sampek ku spam berkali kali tetep ga dijawabnya. Udah centang dua padahal, kampret lah!" jawab Christina dengan muka kesal.

"Loh, tumben kali kau Chris nyariin dia? Ciee ada apa ini?!" sambung Angelia sambil menyenggol syantiek lengan Christina, tidak lupa alisnya ia naik turunkan untuk menggodanya.

"Ck, enggak loh we! Bukuku sama dia belom dibalikkan. Kek mana aku mau mencatat kalo kek gitu!" Christina mendumel, sangking kesalnya, bukunya tidak sengaja ia banting ke meja. Suara yang tercipta lumayan keras, alhasil seluruh perhatian menuju kepadanya.


"Eh, santuy Chris, santuy. Jangan keseringan marah marah, nanti cepet tua loh."

Komentar Chandra justru malah membuat Christina semakin kesal, "Apa sih, Chan?! Kau yang tua!"

Chandra yang tadinya berusaha menenangkan Christina, malah menjadi sasaran kengegasan nya itu. Ia hanya bisa menggeleng sambil mengelus dadanya, menyabarkan diri. "Oalah, Chan, Chan.. Sabar, cewek selalu benar." ucapnya pada diri sendiri.

Sebagian yang melihat kejadian itu hanya bisa tertawa puas. Bahkan Rian mengejek Chandra akan itu, "Kau 'sih, Chan! Bercanda ga tengok orang. Kena semprot kan jadinya! WKWKWKKW!!"

Who?Where stories live. Discover now