4.

955 88 4
                                    


Zee berlari memasuki hutan ia juga di temani beberapa Sie.Keamanan

"Kak Diani!" Panggil Zee

Dia terus menyusuri jalan tadi, mengitari berbagai pertigaan jalan. Dia hanya takut jika ada hewan buas

Pikirannya terus saja bergelut, dia harus segera menemukan Diani

"Jangan ke sana Zee, di situ terjal"

"Ya udah kita berpencar aja"

"Jangan jauh-jauh nih pake ht, inget ya, radius 100m aja kita boleh jauh-jauh" perintah salah satu panitia

Zee mengangguk, mengambil salah satu HT mereka

Zee terus berjalan k bawah, dia harus selalu berpegangan pada akar-akar pohon yang menjulang

Zee menyenteri setiap tempat, hingga Zee menyipitkan matanya

Seseorang sedang terduduk memeluk  lututnya wajahnya ia benamkan

Zee segera melangkah penuh hati-hati.

Zee semakin yakin itu Diani karena seragam yang sama yang mereka kenakan

"Kak Diani"

Seseorang itu mendongak,lalu segera memeluk Zee, menangis lebih keras lagi

"Gapapa aku di sini" ujar Zee, Diani sudah sangat lemas, Zee yakin dia sudah sangat kelelahan

"Cek monitor kak, gue nemuin ka Diani, tunggu di pertigaan tadi" ujar Zee menyalakan HT tadi

"Lo yakin? Lo kuat?, Kita bisa kesitu sekarang"

"Ah ya udah, bisa kesini"

Zee tidak mungkin kuat menggendong Diani karena jalannya menanjak, dia takut terjadi hal-hal yang tidak pernah ia inginkan

------------------------------------------------------

Sedangkan Lala sudah berjalan menyusuri jalan yang sama, dia hanya membawa senter, dia tidak takut karena di sini banyak sie.keamanan yang sedang berpencar.

Namun langkah Lala tiba-tiba saja terjatuh ketika dia sadar, dia tersandung ranting pohon, Senternya terbanting sudah tidak menyala lagi

"Shhh" ringis Lala ketika ia rasa kakinya cukup lecet

Dia meragapi tanah, berharap senternya bisa ia temukan

Hal yang paling dia benci adalah Gelap, sama seperti Kinal, Gelap adalah hal yang paling menakutkan

Sedikit cahaya bulan membuat Lala sedikit tenang, dia harus bisa bangkit, dan terus mencari Zee

"Lala"

"Briel"

Ntah kenapa Lala langsung memeluk Briel, dia begitu takut di tengah kegelapan, belum lagi kakinya yang makin terasa perih

"Ck, untung gue ikutin lo tadi" ujar Briel lalu segera menggendong Lala di belakang punggung nya

Lala menyadarkan kepalanya pada punggung Briel, dia bahkan tidak sanggup untuk melihat jalanan,kakinya semakin perih

"Ngga usah cemen, lo kuat La" ujar Briel.mencoba menenangkan Lala

Briel menggendong Lala hingga sampai ke lapangan

Semua panitia merasa khawatir namun Briel bisa meyakinkan mereka bahwa Lala baik-baik saja

"La, Lo gapapa?" Ujar Gita

"Lo diem" ujar Briel

"Gue selaku ketua panitia gue berhak khawatir sama panitia"

"Mending lo suruh sie. P3k kesini" ujar Briel lalu mendudukan Lala di tenda panitia

SEQUENTIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang