18

648 65 3
                                    

Zee lagi-lagi tersenyum melihat Fiony yang masih duduk di sana

Zee segera mendekat, duduk di samping Fiony kali ini

"Zee?"

"Yuk main basket lagi"

Fiony tersenyum lalu mengangguk, Zee menggenggam tangan Fiony pelan

Lalu ia bawa k dalam lapangan.

Lagi Zee dengan telaten mengajak Fiony untuk bermain basket

"Udah seminggu kamu nemenin aku ngga bosen?"

"Kenapa harus bosen?"

"Apa kamu ngga ada temen?"

"Ada"

"Terus kenapa peduli?"

"Apa gue ngga boleh peduli?"

Fiony menggeleng pelan, perkataan dari Zee bukan jawaban

"Zee"

"Hmm?" Ujar Zee yang masih bermain dengan bola basketnya

"Kayanya orang itu kamu"

"Orang apa?"

"Orang yang aku tunggu"

Zee terdiam bola yang tadi ia pantulkan tidak ia mainkan lagi, tatapannya jatuh pada Fiony yang masih berdiri menatap lurus

"Z..zee? Kamu masih Disini kan?"

"Ah iya gue disini"

"Maaf ya kalo kamu tersinggung" ujar Fiony dia memilih untuk berbalik berjalan pelan sambil meragap sekitar

Zee diam ntahlah pikirannya tiba-tiba saja hilang

"Fiony lo mau kemana?"

"Maaf ya Zee kamu pasti tersinggung"

Zee menggeleng lemah lalu segera menghampiri Fiony

"Fiony, kalo gue orang ya lo tunggu, gue harus apa?"

Fiony terdiam sesaat

"Gapapa Zee makasih atas waktunya" ujar Fiony memilih kembali beranjak

Namun tangannya d cegah oleh Zee

"Fiony, jawab aja gapapa"

"Zee plis lepasin aku, maaf udah lancang"

"Lo sama sekali ngga lancang Fiony, apa kalo lo nunggu gue? Lo mau gue sama lo? Gue terima asal lo jangan bersikap kaya gini sama gue"

"Itu ngga mungkin Zee, kamu ngga akan nerima aku apa adanya"

"Yang bikin cinta itu hati, tergantung kitanya mau apa engga"

"Zee tap...

Zee menarik Fiony pelan ke dalam pelukannya memeluk gadis itu erat

"Gue bisa jadi milik lo Fiony" gumam Zee
Fiony mengeratkan pelukannya wajahnya ia benamkan, sungguh dia tidak bisa menahan tangisnya kali ini

Zee terdiam memejamkan matanya, bagaimana dia menjelaskan kepada Diani?

Apa dia harus menyakiti hati orang lain?

-------------------------------------------------------

Lala masih sibuk memotret clusternya, kamera baru yang baru di belikan papinya harus segera ia coba

"Lo lo ngga mau foto objek hidup?"

Lala hanya diam tidak menggubris kata-kata dari Briel yang sedari tadi mengekor padanya

"La"

"Mm"

"Foto gue dong"

"Ngga"

"Ayo foto gue"

Lala hanya menggeleng lalu kembali berjalan

Mendekat pada taman komplek, Lala bisa lebih jauh memotret di sana

"Laaa foto gue dong foto gue" rengek Briel

Briel terus saja merengek, padahal taman lumayan banyak orang,

Namun Lala tetap diam

"Kasian banget minta di poto"

"Iya ngga ada yang mau motoin"

"Ngga bisa selfi kali"

Beberapa kali bisikan lala dengar selama dia di taman, Lala melirik Briel yang sedari tadi cemberut meminta foto, Lala rasa Briel juga mendengar bisik-bisikan tadi

Ngga punya malu udah di tolak juga

Iya maksa banget

Kaya oke aja

Lala menghembuskan nafasnya dia tidak tahan oleh bisikan seperti ini

Lala menarik Briel pelan

"Foto berdua" ujar Lala mengarahkan kameranya ke depan

Briel hanya diem menatap Lala yang di sampingnya

"Cepet yel"

Briel terkesiap lalu beberapa kali berpose merangkul pundak Lala pelan

Lala melirik sekitar, puas dengan apa yang ia lakukan tadi

"Cetak tuh foto lo wajib la"

Lala hanya mengangguk lalu kembali melangkah meninggalkan taman mungkin lebih baik

"Muter-muter Mulu kek gansing" gumam briel sambil menggaruk kepalanya

Masih setia mengekor pada Lalaa

--

Briel sedikit menyipitkan matanya pada lapangan basket

"Zee?" Gumam Briel
Briel langsung menatap Lala yang sudah berjalan lebih dulu

Briel segera berlari menahan langkah Lala

"La"

"Apa?"

"Nih lo liat ke sana" ujar Briel sambil menunjuk lapangan

"Zee?"

"Iya itu Zee kan gue ngga salah liat?"

Lala mengangguk segera mengarahkan kameranya

Pada Zee yang sedang berpelukan

"Siapa dia yel?"

"Gue ngga tau La" ujar Briel, jujur dia tidak tau tentang gadis itu

"Gue harus apa?" Tanya Lala

"Bukannya Zee udah pacaran sama Diani?"

Lala hanya mengangguk membenarkan perkataan Briel

"Lo mau aduin ke Diani?"

"Menurut lo?"

"Diani berhak tau, meskipun mereka cuma temen, tapi Diani berhak tau".

-------------------------------------------------------

Tbc vommentnya jangan lupa
Distorsi akan di up besok ya

SEQUENTIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang