Zee sedikit meremas rambutnya, sungguh hari ini membuatnya begitu menjengkelkan, dia baru saja terbebas dari perkemahan konyol kemarin
Dan sekarang dia harus berkumpul bersama tim baset di lapangan sepulang sekolah
Zee dan yang lainnya duduk mendengarkan Vivi yang sedari tadi berbicara
"Kak lo ngomong langsung ke intinya aja deh, ngga usah belibet begini" ujar Zee dia sudah sangat kesal Vivi tidak langsung to the point.
Vivi menatap Zee tajam, anak ini selalu saja membuatnya jengkel
"Bener kata Zee, cepet drun" ujar Flora salah satu seniornya
"Oke bro oke!, Lusa kita tanding sam sekolah sebelah, cuma sparing, tapi inget! Ini jalan buat kita masuk kompetisi"
"Udah? Yuk balik"
"Eh enak aja balik! Latian! Susun strategi!" Titah Vivi, semua menghela nafas lalu segera berdiri mengikuti arahan dari Vivi.
Zee melirik pada bangku di luar lapangan, ada Mira yang sedang membaca buku
Zee yakin tingkah sok keren Vivi hanya untuk memancing Mira
"Cih bucin" guman Zee
-----------------------------------------------------
Lala berjalan agak tergesa menuju parkiran, dia tidak mau bertemu Briel untuk saat ini. Sudah hampir seminggu dia menjauh dari Briel, bukan apa-apa dia tidak mau terjadi banyak masalah lagi dengannya.
"Lo ada masalah apa sih sama gue!" Kata Briel menarik pelan tangan Lala
Lala diam, sebisa mungkin tatapannya tidak jatuh pada Briel
"Lo kenapa La? Lo marah gue mintain foto? Gara-gara gue posting di feed ig?"
"Iya" jawab Lala menepis tangan Briel, namun Briel lebih erat memegang.
"Lepas Briel!"
"La, gue minta maaf, feednya juga udah gue hapus ko"
"Briel"
"La, maafin gue dulu"
"Gue udah maafin lo, jadi lepas" kata Lala dingin dia tidak suka di paksa
"Pulang bareng gue ya"
"Lepas!"
"Laa lo harus maa... Aduhh" Briel langsung memegang kepala nya yang tiba-tiba terasa di hantam oleh sesuatu benda berat
"Lepasin Kaka gue! Mau apa sih lo" ujar Zee yang sudah ada di belakang Briel sambil memegangi tas nya
"Kasar banget kalian berdua! Heran gue" ujar Briel melepas genggaman nya pada Lala
"Ayo pulang" ujar Lala menarik tas Zee
Briel masih mengejar mereka, hingga halte sekolah
"Lo bisa pergi" ujar Zee
"Gue anter kalian, telfon mami lo"
"Ngga usah ngga perlu"
"Plis ayo gue anter, ayo ke parkiran lagi ambil mobil gue"
"Lo ngga denger gue ngomong? Mending lo pergi"
"Zee gue minta sama Kaka lo! Bukan lo jadi mending lo diem!"
"Gue punya hak untuk kaka gue sendiri"
"Briel lo pergi" ujar Lala, dia sudah malu menjadi bahan perhatian siswa di sekitar halte
"Ngga, ayo La, sebagai tanda pemintaan maaf gue"
Lala menggeleng menyuruh dia pergi dengan tatapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
SEQUENTIA
Teen FictionSequentia: Kelanjutan. Seharusnya aku tidak pernah mencintainya - Jessica Nabila Putri Gue akan coba buka hati buat dia -Jessica Azizi Putri