Chapter 5

5.6K 671 28
                                    

Selamat membaca ^^

Selamat membaca ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Christy mulai tidak nyaman berada di satu rumah penuh dengan Sembilan belas saingannya. Mereka memiliki sifat yang sulit ditebak. Ada yang muka dua, mulutnya seperti ular berbisa, tukang iri, pokoknya beraneka ragam perempuan ada di sana. Bahkan untuk menyingkirkan satu sama lain dengan cara menjelek-jelekkan di belakang pun tidak perlu diragukan lagi. Dalam hati Christy ingin cepat selesai. Hidupnya teramat berat menetap dengan para gadis kekanakan yang haus harta. Iya, karena kebanyakan dari mereka membicarakan betapa kayanya Essan. Tentu di luar syuting mereka. Tidak mungkin juga mereka mengatakan di depan kamera karena rata-rata sok jaim.

"Chris, kok bisa sih Essan milih kamu terus? Apa kelebihan kamu?" tanya salah satu pesaing bernama Mika.

Andai sebentar lagi syuting belum dimulai, Christy sudah menyumpal mulut itu dengan sepuluh cabai rawit merah.

"Mungkin Essan tahu kalau gue yang paling original di antara semua manusia di sini," sindir Christy ketus dengan menunjukkan senyum penuh bangga. Jelas dia bangga. Berkat kecerobohan super memalukan itu menjadikan dirinya lebih kelihatan asli. Tidak muka dua, atau muka-muka yang berbagai jenis. Intinya sudah sangat jelas dia mempermalukan diri sendiri.

"Original? Maksud lo dada lo? Wah... gue rasa Essan bukan tipe yang suka perhatiin dada tuh!" balas Mika dengan senyum. Tipe senyum jahat ala sinetron deh!

Christy berdecak tidak percaya. "Gue nggak perlu jelasin original soal apa. Dari segi wajah, sikap, semuanya. Rasanya cuman gue yang paling original. Kalau menurut lo dada gue yang original bagus dong. Setidaknya itu nilai lebih untuk gue dibanding dada penuh busa kayak punya lo. Sudah ah, males ngomong sama manusia palsu. Bye!" Dengan senyum penuh kemenangan, Christy berlenggak pergi meninggalkan Mika yang terlihat geram karenanya. Christy tidak akan segan-segan mengatakan kalimat sadis lainnya. Dia sudah bekerja di dunia hukum yang lebih parah dari sebatas menemui manusia palsu di tempat sekarang. Jadi dia tidak akan takut untuk menyindir siapa pun.

Syuting kembali berjalan. Ada satu sesi di mana Essan harus memilih peserta yang akan diajak pergi keluar. Sayangnya Essan memilih yang lain. Christy tidak kecewa karena Essan berhak memilih yang lain guna melihat siapa yang paling cocok dengannya.

"Kayaknya Essan mulai sadar kalau lo tuh nggak pantas diajak pergi lagi. Mungkin bentar lagi lo dieliminasi," bisik Mika dengan tawa jahatnya.

Tahan, tahan. Christy harus tetap sabar supaya tidak menampar perempuan berkepala ular itu. "Kalau gue dieliminasi bagus deh, jadi nggak ketemu ular berbisa kayak lo. Siapa tahu malah lo yang dieliminasi," balas Christy tak mau kalah.

Dari jauh Essan melihat ke arahnya. Kesempatan ini Christy gunakan untuk memanasi Mika. "Tuh, lihat Essan senyam-senyum ke gue. Coba kalau lo sapa, paling dicuekin," ucap Christy. Benar saja apa yang dia katakana. Ketika Mika berusaha melambaikan tangan, Essan melengos.

Indonesia Mencari Jodoh (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang