Chapter 18

4K 598 31
                                    


-- Selamat Membaca --

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-- Selamat Membaca --

Christy jalan santai bersama Essan di taman belakang seperti pertemuan mereka pertama kali. Ada perasaan yang terombang-ambing karena sebentar lagi sesi pemilihan.

"Chris, aku punya parfum untuk kamu. Dari kemarin mau kasih, tapi nggak sempat." Essan menggantungkan paper bag di atas telapak tangan Christy.

Christy mengambil barang yang berada di dalamnya, membuka kotak yang mengemas parfum dengan rapi dan cantik. Di botol parfumnya tertulis merknya; Pulchra. Merk parfum dalam negeri yang harganya setara dengan parfum-parfum luar negeri. Nama parfumnya sama dengan girlband terkenal papan atas Indonesia, yang mana memang girlband itu besutan dari agensi milik ayahnya Essan.

"Aku meracik sendiri wangi yang ada di dalam botolnya. Semoga kamu suka wangi buah yang aku pilih. Cocok sama pribadi kamu yang ceria." Essan menjelaskan.

Christy baru ingat kalau Essan pemilik perusahaan parfum. Tidak disangka jurusannya di Korea membawa Essan menjadi seorang perfumer.

"Makasih banyak, lho! Kamu bisa jamin kan wanginya seenak wangi parfum yang biasa aku pakai?"

"Kalau nggak wangi, kamu bisa kembalikan. Nanti aku buatkan yang baru. Tapi aku jamin wanginya lebih luar biasa dari yang kamu punya," balas Essan dengan senyum semringahnya.

"Sebentar, aku mau semprot dulu. Mau buktiin kalau omongan kamu benar." Christy menyemprotkan parfumnya pada bagian pergelangan tangannya. Dia menghirup aromanya yang sangat pas di hidung. Tidak membuatnya mual ataupun pusing. Wanginya benar-benar setepat itu.

"Kamu pintar milih bahan-bahannya. Sekali lagi makasih ya. Aku suka banget sama wanginya." Christy menarik senyum manis. Belum sempat Essan merespons, Christy melanjutkan, "Bicara soal memilih, andai sesi ini adalah sesi terakhir, kamu pilih aku atau Tere? Kamu memiliki perasaan yang lebih banyak untuk aku atau Tere?"

Essan diam selama beberapa menit sambil memerhatikan tatapan Christy yang cukup intens. Belum sempat menjawab, Christy sudah lebih dulu mengatakan hal lain.

"Kamu simpan aja jawabannya untuk nanti." Kemudian, "Oh, iya. Aku mau tanya. Menurutku ini pertanyaan yang lumayan penting."

"Apa, Chris?"

"Apa menurut kamu kejujuran itu penting? Dalam pendekatan, pacaran, menikah, dan lain-lain?"

Essan menjawab, "Penting banget. Dengan kejujuran itu, hubungan bisa lebih kelihatan tulus atau nggak."

"Benar kata kamu. Kalau sejak awal udah bohong, pasti akan ada kebohongan lainnya. Bicara soal bohong, kenapa kamu nggak pernah jujur kalau Tere pernah ketemu orangtua kamu? Dia ketemu orangtua kamu waktu kalian SMA atau pas acara ini? Aku butuh kejujuran kamu."

Indonesia Mencari Jodoh (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang