Chapter 19

3.9K 577 15
                                    

-- Selamat Membaca --

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-- Selamat Membaca --

Suara heboh dan ramai mengisi lokasi syuting Indonesia Mencari Jodoh. Bukan kedatangan aktris atau aktor ternama Indonesia melainkan kedatangan sang pemilik SONA TV, Ares Aditama—yang mana acara IMJ ditayangkan di SONA TV. Ares tidak datang sendirian melainkan ditemani anak bungsunya, Wilmar Aditama.

Orang-orang semakin heboh karena ini pertama kalinya Wilmar datang mengunjungi lokasi syuting. Laki-laki itu dikenal dingin dan tidak suka ikut ayahnya ke stasiun televisi atau lokasi syuting. Wilmar lebih suka berkutat di pengadilan mengurus kasus yang dia urus ketimbang meneruskan jabatan sang ayah. Ya, Wilmar memiliki firma hukum sendiri. Bahkan kedua anak Ares yang terdiri dari Vanessa Aditama dan Rebecca Aditama turut menolak keinginan Ares saat meminta salah satunya menggantikan posisinya. Vanessa justru terjun sebagai tentara angkatan udara dan Rebecca berprofesi sebagai polisi.

"Selamat datang, Pak Ares. Saya pikir siapa yang datang," sapa Mbak Alin ramah.

"Terima kasih, Alin. Oh, ya, saya nggak melihat Christy," balas Ares setelah selesai mengedarkan pandangan pada beberapa kontestan yang tersisa.

"Christy baru aja pulang, Pak. Hari ini syuting terakhirnya karena dia memutuskan keluar dari acara. Belum ada lima menit sepertinya Christy naik mobil diantar sopir buat pulang," jelas Alin.

"Pulang? Sayang banget." Ares menepuk pundak Wilmar. "Papa udah udah bilang ketemunya nanti aja."

"Ya udah," jawab Wilmar singkat.

Ares seolah mengerti tatapan bingung Alin, dia mengatakan, "Putra saya ini ingin menikah dengan Christy. Makanya saya datang mampir ke sini untuk menjemput Christy."

Ares tidak perlu menjelaskan maksud kata-katanya. Biar saja menjadi gosip atau tebak-tebakan orang yang ada di sana. Lagi pula kedatangannya memang untuk membicarakan soal pernikahan dengan Christy karena putranya tertarik.

Detik itu pula Alin melongo. Bukan hanya Alin saja, bahkan semua kontestan yang tersisa, para kru, dan Essan. Cara Ares mengatakan hal itu tenang, santai, dan lantang. Mereka semua tidak percaya. Wilmar paling sukar didekati. Tak disangka-sangka ada kabar menggemparkan yang datang.

"Kita pulang, Pa," ajak Wilmar seraya berbalik badan, lalu berlalu dengan cepat.

Ares geleng-geleng kepala. "Anak itu, benar-benar." Kemudian, dia melihat Alin yang tampaknya masih tak menduga kabar darinya. "Alin, saya pulang ya. Nanti saya kirimkan makanan ke sini. Sampai jumpa lagi."

Alin menunduk sedikit sambil tersenyum. "Terima kasih banyak, Pak Ares. Hati-hati di jalan."

Setelah Ares masuk ke dalam mobil, dia melihat putranya bersandar pada punggung jok mobil. Putranya itu tampak melonggarkan ikatan dasinya dan menghela napas panjang.

Indonesia Mencari Jodoh (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang