04. Bad or good?

3.3K 390 46
                                    

•HAPPY READING•

















"Keputusan ini tidak bisa diganggu gugat dan saya mohon Ibu Yoona dapat menerima keputusan ini."

Kalimat itu menjadi penutup dari perdebatan panjang yang telah terjadi beberapa menit yang lalu. Bunda Yoona udah putus asa. Udah kehilangan suami, rumah, dan sekarang pekerjaan pun ikut hilang. Sesulit inikah kehidupan?

Meninggalkan ruangan itu tanpa adanya pamit, Bunda Yoona bergegas menuju ke mobilnya. Semua orang dikantor menatapnya keheranan. Kata sapaan pun tak terdengar ketika Bunda Yoona menyeka air matanya yang mengalir seketika. Kehidupan seakan tak berpihak padanya. Orang sebaik dirinya mendapat kehidupan yang buruk, Bunda Yoona gak habis pikir. Inikah balasan terhadap sikap baiknya selama ini?

Cacian, bullyan, penghianatan, dan segala hal buruk telah menimpanya. Kini yang menjadi tumpuan harapan indahnya cuma satu, anak-anak. Dari semua hal buruk yang terjadi cuma anak-anak tumpuan semangatnya.

"Yoona ayo bangkit! Gak harus gini terus, kehidupan anak-anak masih panjang. Semangat Yoona!" kata Bunda Yoona mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Semua yang jatuh pasti bisa bangkit lagi, 'kan?

— B U N D A —

Suara bel istirahat udah berbunyi tapi Jeno dan Jaemin masih berdiam dikelas. Suasana baru bikin mereka canggung buat berinteraksi. Padahal sih kalo interaksi sama temen sekelas juga gak akan gigit kok, sumpah.

Pas Jeno mau ngajak Jaemin buat jajan, dua orang temen sekelasnya dateng. Tangan disamping sambil megang pinggang ditambah bajunya yang keluar dan kusut, fix ini preman. Preman bocah.

"M-mau ngapain?" tanya Jeno ketika dua orang itu menghampiri mejanya.

"Ngajakin kalian berdua istirahat lah," jawabnya enteng.

Mata jeno membulat sempurna, "beneran?"

"Yaiyalah, ngapain juga gua relain jajan terakhiran demi temenan sama lu berdua," preman bocah itu mengulurkan tangannya, Kenalin gua Haechan,"

"Aku Jeno hm—ini namanya Jaemin," Jeno pun menyenggol lengan Jaemin, yang disenggol pun cuma bisa tersenyum kikuk.

"Aku Jaemin. Itu temen kamu namanya siapa?"

"Dia namanya Renjun. Heh Injun! Sono kenalan daripada diem lama lama mirip ayam gua,"

"Iya iya, kenalin aku Renjun. Salam kenal,"

Selesai salam-salaman mereka ngobrol random, dikit doang. Biasa penyesuaian diri sama lingkungan baru, jadi ngobrol ngobrol bisa ngeredain kecanggungan.

Haechan ini orangnya gaul abis. Saking gaulnya ada beberapa bahasa yang bikin Jeno dan Jaemin bingung. Untungnya Haechan punya penerjemah setia yaitu Renjun. Sikap mereka bertolak belakang banget. Haechan yang over aktif ditemenin sama Renjun yang cukup pendiem, ya bisa dibayangkan?

"Kalian temenan dari kapan?" tanya Jaemin sambil menyeruput susu kotaknya.

"1 2 5 6… pokoknya dari semenjak babeh gua sering beli ayam dibapaknya Renjun, kita temenan tuh,"

"Pantesan deket banget," Jeno pun manggut-manggut.

Renjun akhirnya berhenti ngunyah, "Kalian temenan berapa lama? Kok sampe jadi murid baru barengan?"

"Oh ini kita kembar."

Mata Haechan membulat dan minuman yang lagi dia minum nyembur, "pantesan gua ada firasat kalian kembar! Emak gua demen nih yang kembar begini,"

"Tapi kok—" kening Renjun mengkerut, "kalian sedikit gak mirip? apa mata aku aja yang rusak?"

Huh? Gak mirip? Tapi Bunda Yoona bilang mereka mirip kok! Apa Bunda Yoona bohong?

"Dih masa lu gak tau? Kan ada juga tuh orang kembar tapi kagak mirip, tanya aja emak gua kalo kagak percaya."

Hati Jeno dan Jaemin yang gaenak sama ucapan renjun pun mereda. Bisa jadi bener juga apa kata Haechan, kan emak dia yang bilang. Emang emaknya Haechan tuh hobi baca artikel anak kembar apa gimana sih?
.
.
.
.
.
.
.

Berbeda dengan kedua saudaranya, si kecil Jisung kini tengah menunggu teman sebangkunya yang pergi keluar untuk mengambil makan siang. Perutnya yang kian meronta minta diisi terpaksa dia tahan agar bisa makan bersama dengan teman sebangkunya itu.

"Maaf ya jadi nunggu lama tadi Papaku telat dateng," ujar seorang bocah imut yang kemudian duduk disebelah Jisung.

"Gapapa kok. Yaudah yuk makan? Aku udah laper daritadi." tanpa aba-aba Jisung menyuapkan sesendok nasi goreng spesial buatan Bunda Yoona dengan penuh semangat.

Meskipun masih duduk dikelas dua sekolah dasar, Jisung udah bisa makan sendiri. Ya meskipun terkadang ia masih harus disuapin sama Bunda Yoona, tapi kalo disekolah ia harus mandiri. Kata Bunda Yoona sih gitu.

"Tadi nama kamu siapa?" tanya Jisung yang masih mengunyah makanannya. Bener deh suer, ia lupa sama sekali sama temen sebangkunya ini.

"C H E N L E. nama aku Chenle, jangan lupa lagi ya? Aku capek tau ngasih taunya,"

Chenle tersenyum kecil sambil liat Jisung yang cengengesan, bisa-bisanya ada orang yang lupa akan namanya. Hari ini Chenle udah nyebut namanya berapa kali coba didepan Jisung? Tapi ya gapapa lah, namanya juga baru kenalan.

Sedikit obrolan ringan tentang kepindahannya, membuat Jisung mulai nyaman temenan sama Chenle. Chenle ini orangnya asik banget, lebih asik dari temennya dulu. Ngobrol tentang mainan keluaran baru, nyambung. Ngobrol tentang nama nama video game, nyambung. Jisung seneng banget dapet temen kayak Chenle yang selalu nyambung diajak ngobrol apapun. Sampai akhirnya Jisung berinisiatif buat ngenalin Chenle ke kakak dan abangnya.

"Nanti temenin aku ke kelas tiga ya?"

Chenle mengernyit heran, "ngapain, Sung?"

"Nanti aku kenalin kamu ke Abang sama Kakak, mau?"

"Abang atau kakak? Kok ada dua sih manggilnya?"

Jisung lupa kalo dia tuh belum cerita tentang abang sama kakaknya ke Chenle. Jadi ya pantes aja kalo Chenle kebingungan.

"Jadi aku tuh punya Abang nah Abang ini abangnya Kakak aku. Kakak aku ini kakaknya aku, terus Abang juga abangnya aku. Ngerti engga?"

"Hah? Jadi kamu punya dua? Kok aku gak ngerti,"

"Nanti aja deh—eh tuh bel bunyi kita cepetan beresin makan siangnya."

Jisung buru-buru nutup kotak makan siangnya yang udah kosong daritadi. Chenle masih berkutat sama makan siangnya dan bingung sama penjelasan Jisung barusan. Abang itu abangnya kakak, Kakak itu kakaknya jisung, Abang juga abangnya jisung, jadi Kakak sama Abang itu siapa sebenernya?

















T B C

a/n : maaf up nya lama bgt huhu'( sibuk rl seriusaann 😭

Bunda; Yoona X 3JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang