09. Good Boy

641 91 6
                                    

Halo! Ada yg nunggu engga nih?  (༎ຶ ෴ ༎ຶ)

"Kok gak dimakan bekalnya? Kamu gak suka?" tanya Chenle ketika ngeliat sahabatnya itu hanya duduk terdiam dijam istirahat dengan kotak makan siang yang terbuka.

Jisung menggeleng, "enggak dulu, aku lagi marahan sama Bunda,"

"Kenapa? Gak baik marahan sama orangtua, apalagi sama Bunda." Chenle pun mulai menyuapkan sesendok nasi dari kotak bekalnya.

"Abisnya Bunda sih bohongin aku, bilangnya Ayah mau dateng kemarin tapi gak ada tuh. Itu namanya bohong, kan?"

"Mungkin Ayah kamu lagi sibuk? Sama kayak Papa aku yang sibuk kerja."

Jisung terdiam sejenak dan memikirkan ucapan itu, kemudian mulai menyendokkan  bekalnya sedikit demi sedikit. Mungkin ucapan Chenle itu ada benarnya, ayahnya sibuk dengan pekerjaan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ayahnya juga sibuk dan hampir tidak memiliki waktu untuk bermain.

Disisi lain, Chenle tersenyum lebar ketika melihat Jisung yang mulai memakan bekalnya. Ia kasihan melihat Jisung yang terlihat sedih dan murung, hal itu terlihat dari bibir mungil sahabatnya yang mengerucut.

"Bener juga, Le. Kamu tau ngga cara baikan ke Bunda gimana?" tanya Jisung polos sembari mengunyah makanannya.

Chenle mendekat ke arah Jisung dan suaranya terdengar berbisik, "nanti ku kasih tau, sekarang abisin dulu makananmu."

Jisung mengangguk kemudian mengangkat jempolnya. Ia yakin, pasti Chenle mempunyai cara yang bagus agar bisa berbaikan dengan Bunda Yoona.

"JAHAT BANGET! SUMPAH AKU KUTUK LAKI-LAKI ITU JADI BATU KOLAM RENANG!" Sumpah serapah keluar dari mulut Taeyeon. Ia benar-benar kesal.

Hari ini mereka benar-benar bertemu di sebuah kedai kopi yang jaraknya dekat dengan sekolah anak-anaknya. Satu jam berlalu, Bunda Yoona sudah cukup banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya. Rasa sesak dihatinya pun kembali muncul, namun masih tertahan karena ada rasa malu jika menangis di tempat umum seperti ini.

"Kasian anak-anak kamu yang pastinya kangen banget. Aku harap dia nyesel, Na." Taeyeon mendekat kearah Bunda Yoona dan memeluknya hangat, hal ini bisa untuk menguatkan Bunda Yoona.

Bunda Yoona tersenyum tipis, "aku lebih berharap dia datengin anak-anak walaupun cuma sebentar aja."

Taeyeon melepaskan pelukannya, kemudian mengusap air matanya. Sesama perempuan yang sekaligus sahabat Bunda Yoona, Taeyeon bisa merasakan kesedihan ini. Siapa yang tidak sedih jika mengalami kejadian menyedihkan?

Waktu menunjukkan pukul sebelas siang, menandakan bahwa ketiga anaknya itu akan segera keluar dari ruang kelas. Bunda Yoona mengajak Taeyeon untuk menunggu anak-anaknya dihalaman sekolah. Ternyata setelah banyak bercerita, hati Bunda Yoona terasa sedikit lega dan tenang.

Dugaan Bunda Yoona benar, ketiga anaknya itu keluar dari sekolah secara bersamaan seperti biasa. Jeno dan Jaemin terlihat melambaikan tangan kearahnya, kemudian keduanya berlari bersama. Namun Jisung masih terlihat murung, apakah jagoan kecilnya itu masih marah?

"Waah, gemesnya kalian! Mirip sama bundanya ternyata," kata Taeyeon spontan.

Jaemin mengerutkan keningnya dan bersembunyi dibalik Bunda Yoona sambil berbisik, "ini siapa, Bun?"

"Ini Tante Taeyeon, temen Bunda yang kemarin diceritain. Kalian kenalan dulu ya sama Tante Taeyeon,"

"Na, mending kita kenalan di rumah aja deh, disini panas. Kalian setuju, 'kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunda; Yoona X 3JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang