07. Kangen

2.5K 301 23
                                    

"Yoona? Ehm-apakabar?"

"S-siapa?"

PLIP!

Sambungan telepon itu terputus secara sepihak. Entah siapa yang menelponnya, tapi hal itu cukup bikin Bunda Yoona bergidik ngeri. Siapa sih orang yang gak parno sama kejadian kayak gitu?

Sampai malam inipun, nomor asing itu tidak muncul dilayar ponsel Bunda Yoona. Bahkan, saking penasarannya Bunda Yoona masih sempet buat telepon balik nomor itu. Hasilnya ya nihil, nomor itu sulit dihubungi.

"Bunda? Ngelamun ya?" tanya Jaemin sambil duduk disebelah Bunda Yoona. Ia sedikit gelisah ngeliat bundanya yang murung daritadi.

"Enggak kok. Kakak kenapa kesini? Udah malem loh nanti Kakak kedinginan."

Jaemin menggeleng kemudian memeluk Bunda Yoona, "enggak kok, kan ada Bunda jadi bisa peluk."

Bunda Yoona ketawa liat tingkah Jaemin yang jadi manja. Biasanya Jaemin gak semanja ini sama bundanya, mungkin karena faktor dia anak tengah jadi malu sama abang dan adeknya. Dan kebetulan Jisung juga lagi anteng main sama abangnya, jadi mereka gak bakalan rebutan.

"Kakak mau nanya deh sama Bunda, emang Abang sama Kakak gak mirip ya? Padahal kan kita kembar,"

Hah? Siapa yang bilang gitu sama Jaemin-nya Bunda? Padahal dimata Bunda Yoona mereka mirip dan gak ada bedanya.

"Kalian mirip banget loh, Kak. Emangnya siapa yang bilang gak mirip?"

Jaemin memelankan suaranya, "Renjun temennya Kakak yang bilang."

"Gini ya, Kak, di dunia ini ada beberapa orang yang kembar tapi wajah mereka gak mirip dan ada juga yang mirip banget. Kalo yang kembar mirip itu namanya kembar identik, contohnya kayak upin-ipin kartun favoritnya Abang. Nah, Kakak sama Abang ini masuknya ke kembar tak identik, yang meskipun muka gak mirip tapi tetep aja kembar. Paham?"

"Oohh gituu yaa, Bun. Omongannya Bunda mirip kayak Haechan, Kakak jadi ngerti sekarang kalo ada kembar kayak gitu."

Bunda Yoona bernafas lega setelah kasih penjelasan cukup panjang ke Jaemin. Jarang-jarang juga anak tengahnya ini nanya tentang hal kayak gitu, mungkin gara-gara ia udah mulai bosen dengan pertanyaan kayak gitu. Soalnya dulu, ia ataupun Jeno belum pernah nanya hal kayak gini ke bundanya.

Terlalu lama mengobrol tentang aktifitasnya disekolah, Jaemin pun terlelap. Ia sudah terlalu banyak bercerita tentang hari-harinya disekolah dan sangat senang dengan hal itu. Ternyata ada hal yang cukup mengejutkan Bunda Yoona yaitu fakta bahwa Jaemin suka memperhatikan adiknya disekolah. Cukup mengejutkan karena mengingat hubungan keduanya dirumah sering terusik gara-gara berebut pelukan Bunda Yoona.

Bunda Yoona mengusap pucuk kepala Jaemin perlahan sambil tersenyum tipis ngeliat Jaemin yang tertidur lelap dipangkuannya, "udah gede aja kamu, Kak. Padahal kemarin masih kecil banget,"

Kenangan indah saat Jaemin masih kecil pun terlintas dalam ingatan Bunda Yoona. Tawanya ketika bercanda bareng Bunda Yoona, cemburunya saat berebut pelukan Bunda Yoona dan tangisnya saat abang dan adiknya sakit cukup membuat hati Bunda Yoona mencelos. Andaikan suam-

"Ehm-kangen Ayah hiks ... "

Jaemin? Kamu gak lagi rasain apa yang Bunda Yoona rasain sekarang, 'kan?

"Mau istirahat dulu gak kalian? Bunda udah capek," ucap Bunda Yoona dengan nafas yang ngos-ngosan.

Ketiga anaknya mengangguk kemudian berlari menuju rerumputan taman yang pas untuk istirahat. Hari ini Bunda Yoona ngajakin ketiga anaknya buat jalan-jalan ke taman sekaligus joging, lumayan daripada bete dirumah. Untungnya, mood tiga J bersaudara lagi bagus dan jadilah mereka berempat joging ke taman.

Bunda; Yoona X 3JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang