61 - Maaf

121K 5K 1.7K
                                    

Risa menarik napas dalam-dalam kemudian mengembuskan nya secara perlahan. Sebenarnya ia malas untuk sekolah, tetapi mau tidak mau ia harus datang karena akan ada praktik dari bidang olahraga.

Suasana koridor sekolah tampak sepi karena jam pelajaran memang sedang berlangsung. Hanya ada beberapa murid dari kelas akhir saja yang berlalu lalang di sana. Gadis yang menguncir satu rambutnya itu tengah berjalan sendirian, ia berniat akan masuk kelas terlebih dahulu sebelum ke lapangan.

Hari ini, perubahan mulai hadir dalam dirinya, lebih tepatnya dalam hidupnya. Mulai hari ini ia tidak akan menemui Arka, kecuali cowok itu yang menemuinya. Mulai sekarang ia akan menjauhi Arka, demi menuruti perintah si peneror itu yang semakin hari semakin menggila.

Bayangkan, semalam Risa menemui peneror itu. Namun apa yang ia dapat? Tidak ada. Peneror itu tetap menahan papanya, dan Risa pulang tanpa membawa apa-apa.

Peneror itu benar-benar licik, dia menyuruh Risa untuk memutuskan hubungannya dengan Arka, menjauhi Arka dan berusaha bersikap agar Arka benci kepadanya.

Kalau Risa sudah melakukan itu, barulah si peneror itu akan melepaskan papanya. Mungkin, Risa sedikit tidak percaya dengan omongan cewek licik itu. Ia takut kalau sebenarnya ia hanya di permainkan saja.

Lihat, kurang menderita apa Risa sekarang?

Menjauhi orang yang benar-benar kita sayang adalah hal yang paling berat untuk dilakukan.

Risa bingung, harus mulai dari mana ia menjauhi Arka? Apa alasan yang akan ia berikan kalau cowok itu bertanya kepadanya? Apalagi kalau tiba-tiba ia memutuskan sepihak hubungannya, tanpa berantem dan tanpa masalah. Pasti Arka menuntut penjelasan kepadanya, bukan?

Meskipun merasa tidak tega, akhirnya Risa memilih seseorang yang baru untuk menguatkan aksinya supaya cowok itu percaya kepadanya.

Risa memilih Alga.

Tidak ada alasan lain selain Alga yang memang akhir-akhir ini selalu membantunya. Tidak, tidak hanya akhir-akhir ini saja, Alga memang selalu membantunya sedari dulu.

Ia tahu, ketua OSIS itu memang sudah menaruh perasaan kepadanya sedari dulu, maka dari itu Risa memilih Alga sebagai pelarian karena ia tahu kalau Arka juga mengetahui perasaan Alga kepadanya.

Tolong, jangan salahkan Risa dalam hal ini. Gadis itu bukan bermaksud menjadikan Alga sebagai pelarian saja, bukan. Ia hanya tidak tahu meminta bantuan kepada siapa lagi. Tenang saja, ia tidak akan berpacaran dengan Alga, ia melakukan itu hanya untuk membuat Arka benci kepadanya saja.

Tidak apa, setidaknya Risa tidak merasa sangat bersalah karena sudah meninggalkan Arka tanpa sebab, meski bagaimanapun Risa tahu, kalau ditinggal karena ada seseorang yang baru itu lebih menyakitkan dari pada itu.

Arka, maafkan Risa. Gadis itu selalu berharap semoga ada celah lain untuk membuat mereka kembali bersama.

"Jadi itu alesan lo nolak jemputan gue?"

Risa menoleh menatap Arka yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya. Risa kembali mengalihkan pandangannya ke depan. "Bukan juga."

"Lo lebih milih berangkat sama Alga dari pada pacar lo sendiri?" tanya Arka seraya mengikuti Risa yang kembali melangkah.

Ya, tadi pagi Risa berangkat bersama Alga ke sekolah dan menolak tawaran Arka yang akan menjemputnya tadi. Arka mengetahuinya, itu berarti cowok itu melihat kedatangannya bersama Alga tadi.

Tapi, kenapa Arka masih bersikap seperti biasa? Apa cowok itu tidak marah?

Risa menghela napas, gadis itu memejamkan matanya guna menguatkan dirinya sendiri. "Mulai sekarang, kita gak pacaran."

Cuek Tapi Romantis [Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang