Last Chapter

278 18 5
                                    

"Angel"

**********

"Hallo dek, abang dateng hari ini. Maaf ya kemarin abang sibuk kuliah jadi ga sempet nengok kamu. Abang bawain permen matcha kesukaan kamu sama es krim mint-choco.", monolog Hyunjin didepan pusara sang adik.

Hari ini tepat satu tahun kepergian Jeongin, dan Hyunjin datang untuk menjenguk adiknya. Ia tidak sendiri karna semua sahabat Jeongin, sahabatnya, Irene, Riri dan Jinyoung datang bersamanya.

-Flashback-

Sudah 7 jam operasi berlangsung, namun belum ada kabar yang mereka dapat. Semua khawatir karna dokter Chan sudah menyampaikan bahwa operasi paling lama akan memakan waktu 5 jam namun sudah lebih dua jam operasi belum juga selesai. Jinyoung terlihat sangat khawatir, ia sudah menangis sejak tadi, menyesali perbuatannya selama ini.

Mundur beberapa jam yang lalu saat Jinyoung sampai di depan ruang operasi tepat saat Jeongin memasuki ruangan yang menegangkan itu. Semua orang terkejut kecuali satu orang. "Ayah..", lirih Hyunjin. Jinyoung menoleh lalu memeluk anak sulungnya.

"Maafin ayah bang, maafin ayah yang ga pernah tahu adik kamu menderita dan ayah malah tambah nyakitin dia. Maafin ayah..", Jinyoung terisak Hyunjin pun sama. Ada perasaan lega melihat ini, namun ada perasaan sakit kenapa Jinyoung harus sadar ketika anak bungsunya sedang sekarat. Tapi bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Hening, setelah Jinyoung bercerita bagaimana ia bisa tahu semuanya bahkan fakta bahwa ginjal yang ada didalam tubuhnya adalah ginjal anak bungsunya. Tidak ada yang berbicara mereka hanya melafalkan doa-doa agar Jeongin selamat. Sudah berada di depan ruang operasi selama 7 jam tidak ada satupun dari mereka yang pergi meninggalkan tempat itu.

Tak lama pintu ruang operasi terbuka. Dokter Chan membuka maskernya, dan menatap seluruh keluarga Jeongin dengan pandangan yang sulit diartikan. "Bagaimana operasinya dokter? Anak saya selamat?", tanya Irene tak sabaran. Dokter Chan hanya diam, ia menghela nafasnya panjang.

"Mohon maaf, ini sudah menjadi permintaan pasien. Jeongin sudah meninggal", ucap dokter muda itu menyesal. Tidak ada yang bereaksi, mereka terlalu terkejut dengan kenyataan yang mereka dengar.

"Katakan semua bohong dok, BILANG KE SAYA DOKTER BOHONG", teriak Hyunjin memegang kedua bahu sang dokter. "SAYA MOHON DOK, bilang semuanya bohong. BILANG KE KAMI SEMUANYA BOHONG", bentak Hyunjin dengan air mata yang berlinang membasahi wajah tampannya.

"Maafkan saya", hanya itu yang diucapkan oleh dokter Chan. "Kalian diperbolehkan melihat jenazah Jeongin untuk yang terakhir kali", lirih Chan tidak bisa menyembunyikan rasa menyesalnya. Mereka semua memasuki ruangan disebelah ruang operasi itu.

-Beberapa jam yang lalu di dalam ruang operasi-

"Jeongin, kamu yakin dengan keputusan kamu ini?", tanya Chan lirih pada pasien kesayangannya ini. Jeongin hanya tersenyum dan mengangguk mantap.

"Lagipula kemungkinan saya akan sembuh tidak ada 2% dok, dan saya tidak mau lagi membebani keluarga saya. Dan jujur saya sudah lelah dok, terlalu sakit", Jeongin tersenyum miris. "Trimakasih dokter Chan karna selama ini sudah berusaha menyembuhkan saya. Jadilah dokter yang hebat", ucap Jeongin masih dengan senyumnya. Dokter Chan hanya mampu menahan tangisnya, tidak mampu menjawab apa-apa lagi.

"Oh dan tolong berikan ini pada mereka, Jeongin belum sempat pamitan kemarin", ucap Jeongin cengengesan. Chan hanya menerima surat-surat itu lalu memberikannya pada perawat yang lain untuk menyimpan surat-surat itu terlebih dulu. Lalu dimulailah operasi pengambilan organ dalam dan pencangkokan mata Jeongin untuk Jinnie.

Let Me STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang