"Setidaknya...."
*********
Jeongin sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Ruangan serba putih dan lelaki di sofa yang menyapa netra Jeongin ketika membuka matanya. Masih berusaha mengembalikan kesadarannya ia berusaha untuk bangun dari posisinya. Pintu terbuka Jeongin menatap seseorang yang membuka pintu. Jeongin terdiam sampai orang tersebut mendudukkan diri disamping ranjangnya.
"Udah enakan?", tanya orang itu dingin. Jeongin jelas terkejut dan bingung bagaimana ia harus bereaksi. Hanya deheman pelan yang ia keluarkan. Hening tidak ada yang membuka suara hanya denting jam yang terdengar. Jeongin menghela nafasnya pelan.
"Kapan pulang?", tanya Jeongin pelan. Hyunjin menoleh menatap sang adik. Iya seseorang itu adalah Hyunjin.
"3 hari yang lalu, Changbin nelfon gue bilang lu dirawat. Gue langsung balik", jelas Hyunjin masih dengan nada dingin dan sikap acuhnya. Mata Jeongin membulat mendengar apa yang diucapkan Hyunjin. Dia mengingat dirinya pingsan saat pulang dari Jepang, namun tidak tau jika ia tidak sadar selama itu. Iya Jeongin tidak sadarkan selama seminggu.
Hyunjin menghembuskan nafasnya pelan. "Banyak yang mau gue tanyain ke lu dan gue butuh penjelasan dari semuanya. Tapi gue gamau lu tambah sakit jadi lu sehatin badan lu dulu aja", jelas Hyunjin masih dengan nada dingin dan intonasi yang penuh penekanan disetiap kalimatnya. Jeongin jelas terkejut dengan apa yang disampaikan Hyunjin, dia berfikir apakah Hyunjin sudah tau semuanya. Semua yang ia sembunyikan.
.
.
Sudah 4 hari Jeongin pulang dari rumah sakit namun belum masuk ke sekolahnya. Namun sahabat-sahabatnya dan Irene selalu menemaninya di rumah jadi ia tidak merasa kesepian. Seperti siang ini Seungmin, Jisung dan Felix tengah menyusun puzzle bersama Jeongin. Larut dengan puzzle yang ada didepannya membuat Jeongin tidak sadar jika hidungnya mengeluarkan darah.
Tes
Tes
Tes
"Ya ampun Je", pekik Felix yang membuat ketiga temannya terkejut. Seungmin mendekati Jeongin lalu memapahnya menuju wastafel di dapurnya. Memastikan semua darah keluar dari hidung bangir itu. Dirasa sudah bersih mereka kembali ke ruang tengah rumah Jeongin. Jisung dan Felix menatap khawatir sahabat mereka itu. Jeongin hanya tersenyum bermaksud menenangkan mereka.
"Kenapa muka lu pada begitu sih? Orang gapapa kok gue, udah biasaa", ucap Jeongin masih dengan senyum yang menyungging dibibirnya. Dan pada akhirnya semua orang tahu tentang hal yang selama ini ia sembunyikan. Maka dari itu semuanya menjadi over protective ke dia. Semuanya kecuali Hyunjin.
_Flashback_
Sampai di rumah Hyunjin menyuruh Jeongin untuk istirahat, namun Jeongin menolak dan mendudukan dirinya di sofa. "Bang, gue tau lu mau tau semuanya. Gue rasa juga percuma gue bohong lagi lu juga pasti mau tau semuanya", ucapan Jeongin ini membuat Hyunjin tersenyum miris sadar bahwa selama ini sang adik menyembunyikan banyak hal darinya.
Hyunjin menitikkan air matanya ketika Jeongin menyelesaikan semua hal yang ia sembunyikan dari sang kakak. Dari penyakit yang telah menggerogoti tubuhnya sejak kecil serta ginjal yang ia donorkan untuk sang ayah. Hyunjin memeluk Jeongin, isakan keluar dari bibir tebal itu. Jeongin pun menangis dan membalas pelukan sang kakak.
"Maafin abang ya dek, abang ga pernah tahu kamu harus ngerasain sakit yang luar biasa kaya gini sendirian. Maafin abang selama ini kurang merhatiin kamu. Maafin abang ya dek gabisa jadi abang yang baik buat kamu, maafin abang..hiks ", Hyunjin memeluk erat Jeongin masih dengan menangis. Jeongin hanya menggeleng dan mengeratkan pelukannya terhadap Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me STAY
Fanfiction"Aku bahagia sekarang, maka kalian berbahagialah" - HyunJeong - Brothership - Drama - StrayKids *Mohon maaf bahasa yang saya gunakan bahasa campuran wkwkwk Semi Baku - Baku - Non Baku Ya gituu emang enak campur-campur tuh hohoho