Kau menjanjikan hari padaku
Menjanjikan bulan untuk kita tatap bersama
Mengiyakan semua Ingin dan tanyaku
Mencoba selalu hadir disetiap waktukuSeakan kau ingin katakan bahwa kau selalu ada
Tapi yang ku lihat, kau sedang menjauh.
Ada sesuatu yang kau incar keras.
Bukan aku, bukan mimpimu, bukan kita, tapi jenuhmu.
Jauh seantara jarak desa dan kotaSampai kapan kau dengan egomu?
Jangan menghilang untuk kesekian kalinya
Sudah kebiasaanmu untuk pulang pergi dariku?Apakah aku hanya tempat adumu saat susah?
Sulitkah berbagi rasa lagi?
Kenapa aku selalu melindungi sabar dan rasaku untukmu?
Siapa yang terbodohi?
Kau tak lagi datang.
Untuk bulan yang kita saksikan itu hanya dimasing-masing rumah kita
Dengan orang yang berbeda
Dengan aku yang menderita
Kau yang sedang menghela napas untuk rencanakan kegiatan baru dalam mengelabui wanita lainUntuk sebuah pertemuan itu, semoga dapat ku kenang
Bukan tak bisa lupa
Hanya sebagai pengobat, bahwa aku pernah setulus ini, pernah seikhlas ini.
Hingga kau pergi aku sampai sekarat ini.
Pergilah dengan rasa egomu.
Aku sudah terbiasa dengan semua sikap anehmu.
Aku ikhlas..-Binjai, 10/3
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalu, apa?
Historia CortaKembali menuliskan puisi dari skenario Tuhan yang indah. #Cinta #keluarga #karir #motivasi #jiwa yang redup #agama Semua pernah salah, pernah jatuh, pernah hilang diri. Bukan berarti terus-terusan kalah, tapi emang harus merasakan kalah, supaya me...